Mariska Dharmajaya : Pelayanan Sumber Energi

943
Mariska Dharmajaya.
[NN/Dok.Pribadi]
Rate this post

HIDUPKATOLIK.com – Terpilih menjadi Ketua Muda-Mudi John Paul II (JP II) Indonesia pada Februari 2019 tidak membuat Mariska Dharmajaya gentar. Kelahiran 16 Juni 1992 ini mendapat dukungan penuh dari sosok sang ibu. Walaupun sebelumnya, Mariska memang mengaku sempat bergumul ketika masuk dalam nominasi pemimpin selanjutnya.

Ia takut tidak bisa membagi waktu antara pekerjaan dan pelayanan, apalagi ia tengah meniti karier. “Mama bilang aku harus berani mencoba dan menyadari bahwa aku sedang diberikan hak istimewa,” tuturnya seraya menirukan perkataan sang ibu. Hak istimewa yang dimaksudkan sang ibu, Hertaty Purwada ialah kesempatan melayani dan bertumbuh lebih banyak di dalam iman. Melihat transformasi Mariska, Hertaty pun tergerak untuk ikut dalam Komunitas John Paul II Dewasa.

Ketertarikan Mariska bergabung di komunitas ini bermula saat ia merasakan ada sesuatu yang hilang di dalam aspek kehidupannya. Barulah kekosongan hati alumni Universitas California, Berkeley, Amerika Serikat ini, terisi saat ia bisa menemukan wajah Kristus di dalam komunitas JP II. “Saya dapat merasakan damai dan sukacita, walaupun situasi hidupku tidak berubah. Itulah damai sejati Kristus,” tuturnya.

Sebagai pemimpin baru, Mariska memiliki visi untuk membuat anggota komunitasnya bertumbuh dalam pengetahuan akan Kitab Suci. Untuk itu, Mariska membuat program “Fellowship Night” agar anggota bisa berdiskusi dan akrab. Ia bersama pengurus lain juga sedang membangun kebiasaan untuk memiliki hidup doa yang teratur dan senantiasa mendoakan satu sama lain. Kebiasaan ini dibangun dengan membentuk tim doa.

Seiring berjalannya waktu sejak terpilih, Mariska menyadari bahwa ia adalah tipe yang mendapatkan energi dari melayani. “Aku tidak mendapatkan energi dari kerja, untukku, kerja ya kerja,” akunya.

Melayani menjadi sumbu kehidupannya dan sarana berjumpa dengan Kristus dalam rupa mereka yang ia layani. Gadis yang gemar membaca ini menegaskan, “Melayani itu bukan beban, tetapi kerelaan hati untuk diperlengkapi oleh Tuhan menuju Dia.”

Felicia Permata Hanggu

HIDUP NO.43 2019, 27 Oktober 2019

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here