Jadi Bijak Saat di Rumah Aja

180
Ketua Komisi Kerasulan Keluarga KAJ Romo Alexander Erwin Santoso, MSF (Youtube)
4.5/5 - (2 votes)

HIDUPKATOLIK.com – Masa-masa karantina di rumah membutuhkan suatu gerakan tertentu yang mengharuskan kita bersikap berbeda dari sebelumya. Bukan sikap yang seperti biasa melainkan harus yang luar biasa. Hal ini disampaikan oleh Ketua Komisi Kerasulan Keluarga KAJ Romo Alexander Erwin Santoso, MSF.

Menurut Romo Erwin, masa karantina ini merupakan sebuah  retret panjang untuk umat. Terkhusus bagi keluarga. Lantas, jangan sampai situasi seperti ini merusak kehidupan rumah tangga.

“Dulu biasanya ada yang selamat kalau tidak bertemu dengan orangtuanya atau tidak bertemu pasangannya. Malah jarang berantem. Nah, sekarang ini tidak ada kerja di luar rumah, adanya masa bersama. Pokoknya 24 jam, 7 hari kita bersama-sama dengan seluruh keluarga. Maka kita harus bijak seperti apa?” ujar Romo Erwin

Romo Erwin mengawali dengan menjelaskan soal kebijaksaan. Ia mengutip Amsal 4 Ayat 6-7 yang mengatakan jangan hindari kebijaksanaan dan dia akan melindungi kamu, mencintai dia dan dia mengawasi kamu. Kebijaksanaan adalah yang tertinggi oleh sebab itu memperoleh kebijaksanaan adalah sesuatu yang baik.

Kebijaksanaan adalah sesuatu yang sangat berguna bagi hidup bersama. Artinya dalam hidup bersama, menjadi orang yang bijaksana itu memberkati. Pada hakikatnya, orang yang bijak itu tahu, mana yang benar dan mana yang salah. Akan tetapi, orang tersebut akan memilih yang benar.

“Kita menggunakan akal sehat. Tidak ada kebijaksaan yang tidak menggunakan akal sehat. Kita harus menggunakan akal sehat dan logis sehingga dapat mengambil langkah yang tepat dalam setiap keadaan atau peristiwa,” ungkapnya.

Romo Erwin kemudian mengajak umat  untuk mengetahui, apa sebenarnya arti dari pandemi, kenapa semua orang diwajibkan tinggal di rumah dan sebagainya.

Dalam seminar yang disiarkan melalui Instagram @katedraljakarta, @erwinmsf dan Youtube pada Minggu, 3 Mei 2020 ini, Romo Erwin mengatakan bahwa kebijaksaan itu secara ilmiah disebut sebagai sikap menyesuaikan atau menempatkan diri pada situasi yang sedang terjadi. “Orang bijaksana itu sifatnya situasional,” tambahnya.

Bagi Romo Erwin, menjadi bijak di dalam keluarga tidak hanya berlaku untuk orangtua tetapi juga anak-anak. Ia menambahkan bahwa ada hal baik yang ditawarkan Tuhan dalam pandemi ini. Di saat kita tidak bisa berkontak fisik atau bertemu dengan orang lain, kita diberi kesempatan untuk lebih dekat dengan keluarga kita masing-masing.

Romo Erwin menyampaikan harapannya, agar umat mendapatkan relasi, hidup rohani, hidup mental, hidup ekonomi serta hidup jasmani yang baik. “Bungkuslah semua kebijaksanaan itu, dengan pikiran positif dan harapan yang baik. Segala sesuatu ada masanya, maka kita berharap Tuhan memberkati kita. Biarlah situasi ini membangkitkan kita menjadi lebih berkualitas karena kita ada di masa retret yang istimewa,” tandasnya.

Untuk mengetahui lebih lengkap soal Seminar “Keluarga Bijak di Tengah Pandemi”, bisa klik link dibawah ini.

https://www.youtube.com/watch?v=-Vkq4oCTUX0&t=232s  

https://www.youtube.com/watch?v=Ozl0xdXKemM

Karina Chriyantia

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here