Kardinal Hollerich Desak Uni Eropa Perangi Covid-19 dan Nasionalisme Baru

105
Kardinal Jean-Claude Hollerich berdoa di hadapan bendera Uni Eropa pada Perayaan Hari Eropa, 9/5 | Vatican Media
Rate this post

HIDUPKATOLIK – Pada Hari Eropa, Kardinal Jean-Claude Hollerich menghabiskan harinya di desa Schengen, Luksemburg. Di Desa itu, Deklarasi Schuman yang menjadi awal pergerakan integrasi negara Eropa ditandatangani pada tanggal 9 Mei 1950. Pada kesempatan itu, ia menyalakan lilin untuk masa depan Eropa dan warganya dalam konteks krisis pandemi saat ini.

Melihat situasi demikian, Ketua Konferensi Waligereja Eropa (COMECE) ini mendesak para pemimpin Uni Eropa (UE) untuk bersatu dalam kesatuan membantu mereka yang membutuhkan. Dalam sebuah wawancara dengan Sr. Bernadette Reis, Kardinal Hollerich mengatakan Hari Eropa 2020 adalah hari perayaan yang menyenangkan. “Jika Anda melihat  kembali proses integrasi Eropa, saya berterima kasih karenanya benua ini memiliki kedamaian, persatuan, dan kita bisa berbangga dengan apa yang pendahulu bangun di benua in,” ungkapnya

Di tengah rasa bangganya itu, Kardinal Hollerich memperingatkan bahwa ketakutan telah merayap secara diam-diam di dalam Eropa, terutama saat pandemi. Ia berujar, “Ketakutan selalu menjadi penasihat yang buruk. Ketakutan telah menutup perbatasan. Ketakutan telah membawa nasionalisme baru yang pada kenyataannya adalah egoisme nasional.” Maka, ia pun mendesak masyarakat Eropa untuk melihat kembali kepada para pendiri bangsa dan akar Kristianitas mereka. Ia menekankan bahwa para pendiri diilhami oleh iman Kristen untuk mengadakan rekonsiliasi, untuk tidak melihat pihak lain sebagai musuh, tetapi sebagai kawan yang hilang. “Akar Kristen Eropa, harus hidup sekarang dalam semangat solidaritas dan persaudaraan, untuk mengatasi ketakutan yang memecah belah bangsa,” ujar Kardinal Hollerich.

Uskup Agung Luksemburg ini kemudian melanjutkan  bahwa setiap hari adalah kesempatan yang diberikan Tuhan untuk hidup, beramal, berbagai harapan dan solidaritas. “Di masa krisis seperti ini, orang-orang Kristen yang berdoa dan melihat tanda-tanda zaman dapat melihat bahwa ada peluang untuk lebih solidaritas dan lebih banyak bantuan. Sekarang kita memiliki kesempatan untuk menunjukkan bahwa semua diskusi tentang nilai-nilai Eropa dan cita-cita Eropa bukanlah teori. Semuanya bisa dijalani, dan berfungsi ketika kita menjalaninya,” pungkasnya.

Felicia Permata Hanggu

 

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here