Mengapa Umat Cenderung Menilai Berat Sebelah dan ‘Menghakimi’ Imam

287
Suasana bedah buku di Aula Kampus STK St. Yakobus, Merauke, Sabtu,14/11/2020
5/5 - (1 vote)

HIDUPKATOLIK.COM – PEPATAH  klasik mengatakan “buku adalah jendela ilmu yang akan membuka cakrawala kehidupan manusia”. Pepatah ini menginspirasi hidup Pastor Donatus Wea. Waktu senggangnya dia pakai menulis buku. Salah satunya buku “Hukum De Clericis” (Hukum tentang Klerus), Menurut Kitab Hukum Kanonik 1983. Buku yang baru terbit  ini dibedah di Aula Kampus STK.St.Yakobus, Merauke, Sabtu,14/11/2020. Acara ini dimoderatori oleh Bruder Markus Meran, OFM.

Pastor Donatus mengemukakan alasan penulisan buku ini. “Latar belakangnya, ada begitu banyak permasalahan yang dialami oleh para imam,  yang penanganan, menurut hemat saya,  oleh otoritas Gereja kurang tepat. Belum lagi sorotan umat  yang cenderung  berat sebelah dan ‘menghakimi’ imam.  Hal ini karena kurangnya pemahaman umat  tentang siapa itu imam sesungguhnya, dan untuk itu  perlu kesadaran,” katanya di hadapan para imam, biarawan-biarawati, awam, dan mahasiswa STFK St. Yakobus yang hadir.

Penulis buku, Pastor Donatus Wea

“Di samping itu, supaya para imam memahami  betul  aturan-aturan  yang harus diindahkan  dalam menjalankan tugasnya sebagai seorang imam. Buku ini juga ditujukan  kepada umat supaya tahu arti tahbisan imamat. Tahbisan imamat itu mencakup tahbisan uskup, tahbisan presbyterat imam dan  diakon. Dengan memahami lebih baik  apa itu tahbisan imamat dengan segala konsekuensinya, umat akan lebih  memberi respek kepada para imam, kemudian  umat juga akan  memberi kontribusi kepada kehidupan para imam dengan segala persoalannya,” ujarnya lebih jauh.

Tampil sebagai pembedah, masing-masing, Basilius R. Werang, Agustinus Gereda, Pastor Anselmus Amo MSC. Basilius Werang mengapresiasi  penulis yang di tengah kesibukannya dapat membagi waktunya dengan sangat baik.  “Ini menjadi contoh dan daya dorong bagi peserta yang hadir, khususnya para mahasiswa STK St. Yakobus. Kita lebih baik menulis karena orang lebih mengenal kita  dari tulisan kita. Tulisan bisa mengubah banyak hal,” ujarnya.

“Buku ini ditulis bukan hanya untuk para imam, tapi juga  untuk umat.  Hal itu berarti menjadi kesempatan untuk  mencoba mempelajari lebih dalam. Bukan hanya ditulis tapi juga dibedah sehingga banyak orang memberi masukan  untuk memulai melihat kehidupan imam dari segi Hukum Gereja,” tutur Agustinus Gereda.

Sementara itu, Pastor Anselmus Amo MSC, Ketua Komisi Komsos Merauke, mengatakan, buku ini berguna bagi umat agar umat mengenal sosok seorang imam. “Selama ini umat  biasa mendengar atau ikut Misa,  melihat imam sebagai figur. Terkadang banyak umat juga yang tidak  mengerti kehidupan para imam secara mendalam,” tambahnya.

Sedangkan Wakil Ketua I STK St Yakobus, Richardus Christian Sarang   dalam sambutannya mengatakan, sebagai sebuah lembaga ilmiah setiap dosen diharapkan  terus melakukan penelitian tentang apa saja yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan sebagaimana dicontohkan oleh Pastor Donatus Wea.

Laporan Helen Yovita Tael (Merauke)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here