
HIDUPKATOLIK.com – Yer. 18:18- 20; Mzm. 31:5-6, 14, 15-16; Mat. 20:17-28
YEREMIA merupakan salah satu nabi yang paling menderita dalam sejarah Perjanjian Lama (PL). Dalam bertugas menyampaikan nubuatan Allah, ia ditentang oleh raja, penguasa wilayah, musuh-musuh, para temannya, bahkan sampai keluarganya sendiri. Ada kalanya ia mengalami Allah sendiri seperti tuli dan bisu terhadap keluhannya. Walaupun begitu, ia tetap merasa harus menyampaikan pesan Allah, sekalipun sangat teraniaya.
Tidak mudah menjadi nabi, lebih tidak mudah lagi menjadi Mesias seperti yang dialami Yesus. Harapan Mesias ala masyarakat Yahudi sangat berbeda dengan visi Mesias yang diwartakan Yesus. Orang Yahudi mengharapkan raja duniawi dengan segala kekuasaan besar dan kemuliaan hebat, sampai Yakobus dan Yohanes berlomba-lomba mencari tempat terbaik di sisi kanan-kiri Yesus. Sementara Yesusmewartakan kerajaan Allah dengan Mesias
yang harus menderita sengsara sampai mati, karena menebus manusia dari jeratan dosa
dan maut. Tidak heran, Yesus pun ditolak bangsa-Nya, bahkan tidak dimengerti keluarga-Nya sendiri, dianggap tidak waras lagi (Mrk. 3:21).
Karya keselamatan manusia tidak selalu berjalan sesuai harapan manusiawi kita yang cenderung ingin menghindari susah dan mengejar kemuliaan saja. Mengikuti panggilan Tuhan berarti harus siap berjuang dalam seluruh warna kehidupan, dalam segala pengalaman baikburuk. Penderitaan seorang nabi Tuhan merupakan batu ujian untuk kemurnian iman dan pelayanannya.
Pastor Paulus Toni Tantiono, OFMCap Dosen Kitab Suci STT Pastor Bonus, Pontianak, Kalimantan Barat.