HIDUPKATOLIK.COM – Pekan Biasa XII; Kej.15:1-12,17-18; Mzm.105:1-2,3-4,6-7,8-9; Mat.7:15-20
SERIGALA berbulu domba merupakan istilah yang tidak asing bagi banyak orang. Ungkapan ini dikenakan pada sesuatu yang palsu dan menipu. Keaslian sangatlah penting untuk menjamin mutu sesuatu, apa pun itu, termasuk identitas dan kualitas hidup manusia. Jati diri manusia terletak dalam otentisitas dan martabatnya sebagai ciptaan Allah yang tertinggi. Injil hari ini mengajak kita untuk mengenali kehadiran nabi-nabi palsu.
Bagaimana membedakan yang palsu dari asli? Waspadalah, teliti dalam memilah dan memilih. Sesuatu yang palsu sering nampak bagus, indah dan menyenangkan di permukaan atau pada awalnya guna memikat perhatian banyak orang. Tipuan tidak segera nampak di awal, namun menjadi nyata di pertengahan atau pada akhirnya yang penuh racun, seperti kekacauan, kesesatan bahkan kejahatan yang merugikan dan menghancurkan banyak pihak.
Pohon yang baik berbuah kebaikan, pohon yang tidak baik menghasilkan buah tidak baik, keduanya tidak bisa tertukar. Santo Ignatius dalam latihan rohaninya (LR 333) menyebut, bila awal, tengah, dan akhir seluruhnya baik maka pertanda itu berasal dari malaikat baik. Namun bila berakhir pada sesuatu yang buruk, menyeleweng, melemahkan, meresahkan dengan merampas damai dan ketenangan, itu pertanda jelas berasal dari roh jahat, musuh kemajuan dan keselamatan kekal manusia.
Monica Maria Meifung
Alumna Prodi Ilmu Teologi STF Driyarkara Jakarta