Wapres Ma’aruf Amin : Paskah Harus Dihayati dalam Empat Bingkai Kerukunan

56
Wakil Presiden Ma'aruf Amin saat memberikan sambutan secara virtual/Dok. Setwapres RI
Rate this post

HIDUPKATOLIK.COM – WAKIL Presiden Ma’ruf Amin mengikuti perayaan Paskah Lintas Umat Beragama tahun 2021 bersama Persekutuan Gereja-Gereja di Tanah Papua dan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Provinsi Papua, Kamis, (1/3/2021).

Ma’aruf Amin dalam sambutan singkatnya secara daring mengajak umat beriman agar tetap menjunjung tinggi keberagaman, rasa persaudaraan untuk hidup berdampingan antarsesama umat beragama di Indonesia.

Rasa bangga bahwa bangsa ini lahir dari ragam perbedaan adalah keutamaan hidup yang harus disadari seluruh umat beragama di Indonesia. Sebab negara ini tidak lahir dari satu suku, satu agama, atau satu bahasa saja, melainkan sebaliknya negara ini lahir dari berbagai suku, bahasa, agama, dan ras yang berbeda-beda.

“Kita wajib menjaga dan merawat kesepakatan nasional itu, antara lain dengan menghormati kebhinnekaan yang ada dengan menjaga persatuan nasional. Kebhinnekaan kita merupakan pondasi, kekayaan sekaligus kekuatan eksistensial negara dan bangsa Indonesia,” katanya.

Ma’aruf Amin juga menegaskan kembali makna Pancasila sebagai Dasar Negara dalam kaitan dengan kerukunan antarsesama umat beragama. Dalam Sila Ketiga Pancasila “Persatuan Indonesia”, kiranya menyadarkan umat beragama akan makna persatuan di Indonesia.

“Saya ingin menegaskan kembali bahwa walaupun Indonesia merupakan negara berpenduduk mayoritas Muslim, bahkan yang terbesar di dunia, namun Indonesia bukanlah negara Islam,” tutur Ma’ruf.

Maka, Ma’aruf mengapresiasi para pemuka agama dan FKUB di Papua yang telah berperan penting dalam menjaga makna Pancasila di Tanah Papua. Ia “angkat topi” kepada para pelaku perdamaian di Tanah Papua yang dengan cara tersendiri mau berjuang agar Tanah Papua tidak terkontaminasi dengan isu-isu intoleransi dan radikalisme yang beberapa hari ini terjadi di beberapa daerah di Indonesia.

Ia mengatakan, hal ini karena adanya kesadaran dari masyarakat akar rumput soal kemajemukan. Masyarakat sudah menyadari dengan baik soal kemajemukan dengan tidak lagi ingin terprovokasi dengan berbagai isu-isu intoleransi.

“saya pikir hal ini karena lokal wisdom di Tanah Papua yang begitu kental. Kita tahu sebutan sobat (saudara, teman, kawan) adalah sebutan yang kental di Papua. Inilah yang membuat Papua menjadi wilayah yang aman dan masyarakatnya saling menghargai,” ungkap Wapres Ma’aruf.

Lebih lanjut, Ma’ruf menyoroti keberagaman di Indonesia yang sudah diakomodasi sejak lama oleh pendiri bangsa melalui kesepakatan nasional. Seluruh masyarakat wajib menjaga dan merawat kesepakatan tersebut. Salah satunya, mengimplementasikan Empat Bingkai Kerukunan.

Pertama, bingkai teologis. Selalu mengedepankan dan mengembangkan sikap moderasi dalam beragama. Menumbuhkan pemahaman teologi kerukunan, bukan teologi konflik

Kedua, bingkai politik. Itu dengan selalu mengedepankan empat konsensus nasional. Di antaranya, Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia dan Bhinneka Tunggal Ika.

Ketiga, bingkai sosiologis, yaitu dengan mengedepankan pendekatan kultural dan kearifan lokal. Serta bijak dalam berinteraksi sosial.

Keempat bingkai yuridis. Dalam hal ini, senantiasa patuh dan taat terhadap seluruh peraturan perundang-undangan yang berlaku. Ma’ruf berharap momentum perayaan Paskah lintas umat veragama dapat menjadi forum untuk mempererat kerukunan antar umat beragama.

Turut hadir secara virtual dalam perayaan Paskah tersebut antara lain, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Mahfud MD, Gubernur Papua Lukas Enembe, Ketua Umum PBNU Said Aqil Siradj dan Ketua Umum PP. Muhammadiyah Haedar Nashir.

Yusti H. Wuarmanuk

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here