Api Semangat Misioner yang Terus Berkobar

162
Pastor Yohanes Kopong Tuan, MSF (kiri), selaku Pastor Paroki Christ the King, Filipina menyerahkan bantuan kepada warga. (Foto: Ist.)
5/5 - (1 vote)

HIDUPKATOLIK.COM – Pandemi Covid 19 yang melanda seluruh dunia tidak hanya berdampak pada ekonomi bangsa dan perusahaan-perusahaan bonafit namun gereja dalam hal ini paroki juga ikut terdampak.

Sejak bulan Desember 2020 hingga Juli 2021, gereja-gereja di Filipina sudah mulai dibuka bagi umat untuk menghadiri perayaan Ekaristi dengan tetap mengikuti protokol kesehatan yang ketat. Dengan diizinkannya perayaan Ekaristi secara publik bagi umat ada angin segar dan harapan bagi paroki karena paling tidak sebagian karyawan paroki maupun keuskupan yang sempat dirumahkan sejak awal lockdown di Filipina pada 2020 bisa dipekerjakan kembali.

Namun situasi tersebut tidak berlangsung lama. Seiring ditemukannya kasus Deltha Variant yang terus meningkat di beberapa daerah di Filipinan seperti di Metro Manila, Quezon City, Caloocan City serta beberapa kota lainnya, maka pemerintah Filipina langsung mengambil sikap dan mengeluarkan keputusan untuk diberlakukan kembali Enhanced Community Quarantine (ECQ) di seluruh wilayah National Capital Region (NCR) dan juga beberapa propinsi seperti Cebu sejak tanggal 6 Agustus hingga 20 Agustus 2021.

Dengan pemberlakukan ECQ, artinya seluruh gereja kembali ditutup dan perayaan Ekaristi hanya dilaksanakan secara online. Keuskupan Novaliches sendiri, memberlakukan ECQ bagi seluruh paroki sejak tanggal 1 Agustus 2021. Artinya sejak tanggal 1 Agustus, seluruh perayaan Ekaristi baik harian maupun mingguan dilaksanakan secara online. Beberapa paroki kembali merumahkan karyawan paroki dan ada juga hanya memberlakukan sistem setengah hari kerja.

Membagi Berkat Sukacita

Meskipun paroki-paroki ikut terdampak terutama secara finansial, namun tidak menjadi alasan untuk menutup mata terhadap persoalan yang dihadapi oleh umat dan masyarakat sekitar. Uskup Novaliches, Mgr. Roberto Gaa mengajak semua pastor paroki untuk tetap mengedepankan solidaritas bagi umat dan masyarakat yang ikut terdampak karena pemberlakukan ECQ (lockdown), terutama mereka yang miskin dan sangat membutuhkan.

Sebagaimana Sabda Yesus kepada para murid-Nya, “kamu harus memberi mereka makan” (Mrk. 6:37) di saat para Rasul mengalami kesulitan untuk memberi makan kepada sekian banyak orang, juga menjadikan ajakan bagi Gereja dalam hal ini setiap paroki untuk tetap memberi makan kepada umat dan masyarakat yang sangat membutuhkan di tengah situasi pandemi Covid-19.

Sabda Yesus, sebagaimana juga ajakan Uskup Novaliches kiranya sejalan dengan moto Keuskupan “Mendekatkan umat pada Gereja dan mendekatkan Gereja pada umat.” Gereja menjadi perpanjangan tangan untuk menghadirkan wajah Allah yang berbelaskasih melalui aksi sosial karitatif.

“Hari ini seluruh Gereja merayakan Hari Raya Bunda Maria diangkat ke Surga. Sebagaimana bacaan Injil hari ini, di mana Bunda Maria mengunjungi saudaranya Elisabet dan menjadi sukacita bagi Elisabet dan bayi yang dikandungnya (Bdk. Luk 1:39-56) maka sebagai Gereja kita juga diajak untuk meneladan Bunda Maria dengan membagikan berkat sukacita dan harapan bagi sesama umat paroki dan masyarakat sekitar kita yang terdampak pemberlakuan lockdown total,” ujar Pastor Tuan Kopong MSF dalam homilinya pada Misa pagi ini di Paroki Christ The King, Keuskupan Novaliches, Filipina.

Pastor Kopong MSF menegaskan bahwa solidaritas kita kepada umat serta masyarakat kita yang paling membutuhkan dengan membagikan sembako (gift giving) kepada mereka adalah ungkapan syukur kita kepada Allah, menjadi magnificat kita bersama Bunda Maria agar iman umat semakin dikuatkan dan harapan semakin diteguhkan sehingga bersama memuji dan memuliakan Allah.

Atas dasar itu maka hari ini, Minggu, 15/8/2021, Paroki Christ the King melaksanakan kegiatan pembagian sembako bagi 654 KK sebagai bentuk soldaritas paroki bersama umat dan masyarakat karena “Kegembiraan dan harapan, duka dan kecemasan orang-orang zaman sekarang, terutama kaum miskin dan siapa saja yang menderita, merupakan kegembiraan dan harapan, duka dan kecemasan para murid Kristus juga.” (GS.1).

Dari peristiwa iman hari ini, para imam MSF yang berkarya di Paroki Christ the King bersama seluruh umat hendak mewartakan iman bahwa meskipun terhimpit oleh persoalan pandemi, api semangat misioner terus berkobar untuk meneguhkan dan menguatkan iman serta harapan umat melalui tindakan solidaritas dan belaras bersama mereka yang miskin dan sederhana.

Laporan Pastor Yohanes Kopong Tuan, MSF, Misionaris MSF berkarya di Filipina, Pastor Paroki Christ The King-Keuskupan Novaliches

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here