Pemuda Katolik Belajar Melayani Seperti Kristus, Sang Pemimpin Sejati Dalam Mengabdi Allah dan Sesama

95
Komisariat Pemuda Katolik Papua Barat Menggelar Konferensi Pemuda Katolik Se-Papua Barat. /Dok. Panitia
Rate this post

HIDUPKATOLIK.COM – DASAR dari kepemimpinan adalah kepemimpinan Kristus sendiri. Pernyataan ini disampaikan Pastor Bernardus Bofitwos Baru, OSA mewakili Uskup Manokwari-Sorong Mgr. Hilarion Datus Lega dalam acara Konferensi Pemuda Katolik Se-Papua Barat di Hotel Aston Niu Manokwari, Senin-Rabu, 27-29/9/2021.

Dalam materinya, Pastor Bernardus menyoroti peran Pemuda Katolik bagi Gereja dan Tanah Air dalam mewujudkan keadilan sosial, kemanusian, dan persaudaraan sejati di Tanah Papua. Ia menyebut dasar Teologis-Kristologisnya adalah Kristus sebagai pemimpin kristiani. Di mana Allah Bapa pemimpin utama Allah Putra yang mewujudkan terjadinya ekonomi keselamatan. Namun, kepemimpinan Yesus Kristus adalah kepemimpinan diakonia (pelayanan).

“Jadi pemimpin pada hakikatnya adalah untuk melayani. Para Rasul adalah pelayan Kristus dan Yesus adalah model pemimpin sejati yang melayani bukan dilayani. Artinya, ia memberikan diri seutuhnya untuk tugas diakonia kepada Allah Bapa-Nya dan manusia (Gereja-Nya),” sebut Pastor Bernardus.

Pastor Bernardus pun berharap Pemuda Katolik khususnya Komisiariat Papua Barat perlu meneladani model kepemimpinan Yesus. Yesus telah berperan sebagai guru (magister) yang mengajarkan teladan hidup kepada para murid-Nya.

Dalam kesimpulannya, Imam Ordo Santo Agustinus ini mengatakan, menjadi seorang pemimpin, harus memiliki mentalitas melayani, rela berkorban, sederhana, rendah hati, dan berpendirian teguh serta berpegan teguh pada prinsip kebenaran.

Menjadi seorang pemimpin yang bermentalitas melayani atau sebagai abdi Allah (servus servorum Dei) dan masyarakat (servus popoli), hendaknya bercermin diri terus-menerus di depan cermin ilahi dan mengacu kepada nilai-nilai budaya yang baik.

”Sebagai pemimpin sejati, hendaknya belajar memperbaiki diri, mengoreksi diri, mengendalikan diri (emosinya), dan menguasai diri sebelum tampil memimpin orang lain. Dengan perkataan lain, menjadi pemimpin sejati bagi masyarakat hendaknya memiliki beberapa sikap dan sifat, seperti  MELAYANI, MENGABDI, BERKORBAN, DAN BERANI mengatakan kebenaran dan menolak manipulasi, rekayasa dan kebohongan.”

Yusti H. Wuarmanuk

Laporan: Pemuda Katolik Papua Barat

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here