SMAK ANCOP Likotuden Tak Hanya Mengasah Keterampilan

230
Uskup Larantuka, Mgr. Fransiskus Kopong Kung (tengah) bersama lulusan SMK Pariwisata ANCOP. (Foto: Dok SMK Pariwisata ANCOP)
Rate this post

HIDUPKATOLIK.COM – DI tengah hamparan berbatuan di dusun Likotuden, Larantuka, Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, berdiri sebuah bangunan megah bernama SMK ANCOP Likotuden. Dibangun tahun 2016 dan diresmikan tahun 2017, sekolah ini termasuk salah satu sekolah berkelas di wilayah ini. Sekolah berasrama ini dekelola atas kerja sama antara Keuskupan Larantuka dan Yayasan ANCOP (Angkat Citra Orang Papa). Yayasan ini diprakarsai oleh Couple for Christ (CFC) Indonesia. Sebuah bentuk kerja sama perberdayaan yang apik, menarik, visioner.

Konon Keuskupan Larantuka merindukan sebuah sekolah yang dapat menampung anak-anak dari pelbagai tempat di wilayah keuskupan ini, khususnya untuk pendidikan kejuruan. Gayung bersambut. Melalui pertemuan demi pertemuan, akhirnya sepakat mendirikan sekolah dengan pengelolaan yang berbeda dari sekolah-sekolah kejuruan lainnya. Mengapa? Sekolah ini tak hanya mengedepankan peningkatan kemampun intelektual dan keterampilan peserta didik pada jurusan yang mereka pilih. Lebih dari itu, mereka diberi fondasi yang kuat pada nilai-nilai kekatolikan yang kuat.

Basisnya berasal dari semangat keluarga yang dialami oleh para pasangan suami istri yang tergabung dalam yayasan ini. Mereka yang selama puluhan tahun telah merasakan bagaimana memelihara dan mengembangkan keluarga sebagai Gereja kecil. Dalam keluarga ada doa, mengikuti perayaan Ekaristi, membaca Kitab Suci, Sakramen Tobat. Keluarga sebagai persekutuan dan pembangunan relasi yang kuat dan hangat.

Spirit itu pula yang dicoba disemaikan di sekolah ini. Dibawah para pendidik yang handal di bidangnya, para peserta didik dapat saling berbagi pengalaman kebersamaan sebagaimana terjadi dalam keluarga. Keluarga yang dibangun dalam semangat kebersamaan dan kedisiplinan yang kuat. Peserta dididik dilatih untuk mandiri sekaligus mengeratkan solidaritas dengan rekan-rekannya seangkatan maupun dengan angkatan-angkatan yang berbeda. Keterampilan anak dikuatkan dengan praktik-praktik langsung di lapangan entah di biro perjalananan, perhotelan dan lain-lain di pelbagai kota. Sasarannya jelas dan terukur. Setiap lulusannya kelak dapat terjun langsung dalam dunia kerja. Atau, bisa melanjuktan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

Kerja sama yang dibangun antara Keuskupan Larantuka dan Yayasan ANCOP ini pantas diapresiasi. Keuskpuan dengan keterbatasan finansial mendapat dukungan penuh dari orang-orang (baca: para donatur) yang punya idealisme untuk membangun dan memberdayakan anak-anak bangsa ini, khususnya mereka yang berkekurangan. Hasilnya kelak dapat dirasakan. Dengan bertambahnya lulusan demi lulusannya, mereka pun akan menyebar ke pelbagai industri jasa atau nonjasa di Tanah Air. Nilai-nilai kekatolikan yang mereka rasakan selama di pendidikan sekolah dan asrama akan terbawa pula dalam kehidupan mereka di tengah masyarakat dan dunia kerja.  Kita pun berharap, kelak, saat mereka membangun keluarga, nilai-nilai dasar kehidupan keluarga pun akan mereka teruskan.

Tantangan membentang akan dihadapi orang muda, termasuk anak-anak yang sudah mengecap pendidikan sekolah ANCOP ini. Kompetisi yang keras untuk masuk dunia kerja akan mereka hadapi. Namun, berbekal keterampilan dan pengetahuan yang mumpuni yang mereka peroleh selama di sekolah ini, mereka siap untuk bertarung di dunia kerja lokal maupun global.

HIDUP, Edisi No. 47, Tahun ke-75, Minggu, 21 November 2021

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here