Berkunjung ke Rumah Masa Kecil Paus Yohanes Paulus I, Terharu Mambaca Surat Sang Ayah kepada Paus yang Akan Dibeatifikasi

259
Rumah Paus Yohanes Paulus I di Kota Canale d’Agordo, Provinsi Belluno, Italia. (Foto: Dokpri)
5/5 - (1 vote)

HIDUPKATOLIK.COM – KAMIS, 1 September 2022, para frater teologan komunitas teologi internasional Serikat Xaverian Parma, Italaia berkesempatan mengunjungi kota kelahiran Albino Luciani (Paus Yohanes Paulus I) yang akan dibeatifikasi pada Minggu, 4 September 2022.

Dari kota Parma ke Canale d’Agordo, Provinsi Belluno, Italia menempuh tiga jam perjalanan. Kesan damai, sejuk, sederhana dan tentram begitu tampak dari kota kelahiran Paus dengan masa kepemimpinan tersingkat ini. Masyarakat yang kami temui tampak begitu hangat, ramah dan selalu tersenyum dan menyapa setiap pengunjung dan peziarah, mungkin karena itulah Paus ini dijuluki sebagai “the smiling pope” (Paus yang selalu tersenyum).

Dalam kunjungan ini, kami berkesempatan memasuki museum tempat disimpannya semua barang-barang pribadi Albino Luciano termasuk semua jubahnya semasa frater hingga menjadi Paus.

Kesan saya, Paus ini bukanlah orang dengan fisik yang tinggi karena semua jubahnya tampak pendek. Di samping itu, museum ini juga menyimpan beberapa foto dan perlengkapan kerja dari kisah perjalanan hidup Paus Yohanes Paulus I yang memimpin Gereja Katolik Roma selama 33 hari.

Penulis berdiri di depan Rumah Yohanes Paulus I di Kota Canale d’Agordo, Provinsi Belluno, Italia (Foto: Dokpri)

Berikutnya kami mengunjungi rumah di mana Luciani dilahirkan.  Begitu lahir, Albino Luciani langsung dibaptis di hari yang sama. Rumah 3 lantai yang pernah juga dikunjungi oleh penerusnya Paus Yohanes Paulus II (26 Agustus 1979), dirawat dengan baik dan beberapa bagian sudah direnovasi oleh pihak keuskupan Veneto sebagai penanggungjawab resmi.

Posisi kamar dan pelengkapan kerja bercocok tanam milik ayahnya serta mesin jahit milik ibunya masih dirawat dengan baik. Ada satu foto dipajang di kamar Luciani yang memberikan kesan mendalam bagi kami yakni surat dari ayahnya kepada Luciani berisi restu sang ayah atas keputusan Luciani untuk menjadi seorang imam. Tertulis, “Ayah berharap ketika dirimu menjadi seorang imam, kamu akan berpihak dengan orang-orang yang kurang beruntung (miskin), karena Kristus pun bersama mereka”. Dari kota kecil Canale d’Agordo ke Roma dan dunia. Allah memilih seseorang yang sederhana dari kota kecil di kaki gunung untuk menunjukkan kepada dunia cinta kasih melalui senyuman dan pemerhati orang yang menderita dan terlantar.

Fr. Nicholindo Putra Gowin, SX dari Parma, Italia

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here