Nunsius Apostolik untuk Suriah Minta Suriah Tidak Dibiarkan Menjadi Negara Pengemis

99
Kehancuran akibat perang
Rate this post

HIDUPKATOLIK.COM – Kardinal Mario Zenari, Nunsius Apostolik di Suriah, mengeluarkan seruan mendesak untuk tidak melupakan bangsa Timur Tengah yang menderita. Seruannya terdengar ketika rumah sakit yang dikelola Katolik terus memberikan bantuan penting kepada waarga yang kehilangan segalanya akibat konflik yang ‘terlupakan’.

Warga Suriah mengalami krisis politik dan sosial-ekonomi yang mendalam dan berkepanjangan yang disebabkan oleh konflik berkelanjutan yang telah mengakibatkan penderitaan dan kemerosotan parah kondisi kehidupan.

Situasi pengungsi

Skenario dunia saat ini, dibayangi oleh perang di Ukraina dan dampaknya yang luas ditambah dengan kejatuhan ekonomi akibat Covid-19, telah mendorong situasi Suriah terlupakan dan merampas pembangunan dan masa depan rakyat.

Berbicara pada konferensi pers di Roma, Jumat (2/9), menandai peringatan lima tahun “Proyek Rumah Sakit Terbuka di Suriah” yang didukung oleh Paus Fransiskus, Dikasteri untuk Mempromosikan Pembangunan Manusia Integral dan Gereja-gereja Oriental (Timur), Nunsius Apostolik untuk Suriah, Kardinal Mario Zenari, mengecam hilangnya harapan yang dialami oleh warga Suriah dan mengimbau dunia untuk tidak membiarkan bangsa itu kehilangan tempatnya di antara bangsa-bangsa dan menjadi apa yang disebutnya “bangsa pengemis”:

Seruan Kardinal Zenari digemakan oleh Giampaolo Silvestri, Sekretaris Jenderal ASVI Foundation, yang menjalankan “Proyek Rumah Sakit Terbuka di Suriah,” dan oleh Pastor Fadi Azar OFM, yang mengepalai apotik medis ASVI di Kota Latakia, di mana ribuan orang beralih ke saat mereka berjuang dengan situasi kekurangan sehari-hari di semua lini.

Sekretaris Jenderal AVSI Gianpaolo Silvestri, Kardinal Mario Zenari dan Pater Fadi Azhar

Perkiraan PBB baru-baru ini menyatakan bahwa 13,5 juta warga Suriah membutuhkan bantuan, dan 11,5 juta di antaranya tidak memiliki akses perawatan kesehatan; 40% di antaranya adalah anak-anak.

Proyek Rumah Sakit Terbuka

Proyek Rumah Sakit Terbuka lahir – seperti yang ditunjukkan Kardinal Zenari, dari kebutuhan yang mendesak akan perawatan kesehatan di negara di mana “tidak ada roti, tidak ada air, tidak ada energi, tidak ada rumah, tidak ada orang muda, tidak ada harapan…” dan tentu saja tidak ada perawatan kesehatan masyarakat.

Menindaklanjuti permintaan nunsius, tim AVSI memutuskan untuk turun tangan lima tahun lalu menyelamatkan tiga rumah sakit yang dikelola Katolik yang tidak digunakan secara maksimal, atau berisiko ditutup karena kurangnya sumber daya dan berkurangnya staf.

Mereka adalah Rumah Sakit Italia di Damaskus, Rumah Sakit Prancis di Damaskus, dan Rumah Sakit St. Louis di Aleppo, yang menyediakan struktur dan titik awal yang membutuhkan banyak pekerjaan tetapi dasar untuk membangun.

Sejak proyek dimulai, Silvestri mencatat, lebih dari 80.000 pasien telah dirawat secara gratis, dan tujuannya adalah mencapai 140.000, pada tahun 2024.

Mengatasi Hambatan, Membangun Kepercayaan

Pastor Azar, yang menyoroti fakta bahwa semua orang yang membutuhkan dilayani tanpa memandang denominasi agama mereka, juga berbicara tentang bagaimana rumah sakit dan apotik yang dikelola Katolik telah berkontribusi besar dalam menghancurkan prasangka dan membangun kepercayaan di antara berbagai komunitas yang membentuk penduduk di mana Katolik merupakan hanya 2%.

“Bahkan para jihadis,” kata Pastor Azar, “selama pemerintahan teror ISIS menghormati kontribusi Gereja untuk perawatan kesehatan dan pendidikan.”

Semua pembicara pada briefing itu menjunjung tinggi rasa terima kasih orang-orang atas kedekatan Paus Fransiskus dan atas bantuan nyata yang ditawarkan oleh Takhta Suci dan oleh sejumlah organisasi berbasis agama. Tapi suara mereka satu, dalam memohon keselamatan.

Harapan Sedang Sekarat

“Dalam situasi di mana ada kelangkaan setiap kebutuhan dasar, di mana semua anak Suriah bermimpi meninggalkan negara itu, di mana semua orang muda telah pergi, bahkan harapan sudah mati,” teriak mereka.

Tim dokter dari Proyek Rumah Sakit Terbuka ASVI di Suriah

“Mari kita bersuara untuk Suriah,” Zenari mengulangi, “Suriah tidak memiliki suara. Ia telah kehilangan segalanya, dan harapan sedang sekarat.”

“Saya bisa pulang dengan jutaan di saku saya (untuk bantuan) dan saya tidak akan puas karena yang dibutuhkan adalah cara untuk mengembalikan harapan kepada bangsa.”

Tidak ada program rekonstruksi, jelasnya, tidak ada mercusuar untuk masa depan. Semua donasi dan proyek didedikasikan untuk bantuan kemanusiaan. Warga sedang menunggu komunitas internasional untuk melakukan sesuatu demi mengintegrasikan kembali negara itu dan memberinya tempat di dalam komunitas internasional.

“Suriah,” dia bersikeras, “harus bangkit kembali, dan menemukan tempatnya di antara bangsa-bangsa: Jangan mengubah Suriah menjadi pengemis.”

Frans de Sales, SCJ; Sumber: Linda Bordoni (Vatican News)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here