Mgr. Valentinus Saeng, CP: Saya Mohon Dukungan dan Doa

396
Mgr. Valentinus Saeng, CP (duduk di Takhta Uskup)
5/5 - (1 vote)

HIDUPKATOLIK.COM – Baginya menjadi uskup adalah tugas mahabesar, apalagi akan melanjutkan karya uskup sebelumnya yang oleh Paus Fransiskus disebut orang besar.

PADA Rabu, 27 Juli 2022, Mgr. Valentinus Saeng, CP terbang dari Jakarta menuju Pontianak. Di Bandara Internasional Supadio, Pontianak, Mgr. Valen, sapaannya disambut dengan ragam atraksi tari-tarian. Sejumlah tokoh di antaranya Uskup Agung Pontianak, Mgr. Agustinus Agus dan Uskup Emeritus Keuskupan Agng Pontianak, Mgr. Hieronymus Bumbun, OFMCap menyambutnya.

Dari Pontianak ia menuju ke Sanggau. Saat tiba di Gereja Katedral Sanggau, Mgr. Valen juga disambut umat setempat. Ia berkesempatan menyampaikan beberapa harapan ke depan sebagai Uskup Sanggau terpilih menggantikan Mgr. Guilio Mencuccini, CP. Simak harapan Mgr. Valen:

Sebagai anak Sanggau, apa pandangan Monsinyur tentang Keuskupan Sanggau?

Saya bukan orang asing di Sanggau. Saya lahir dan berasal dari Kampung Keramuk, sebuah kampung yang kini bisa disebut “hilang” karena sawit. Sekarang alamat saya di SP.6 Nanga Ansar, Kabupaten Sekadau. Saya juga masuk Seminari Menengah St. Gabriel Passionis, Sekadau. Secara garis besar pengalaman tentang Gereja Sanggau bukan pengalaman baru. Meski begitu dalam perkembangan beberapa tahun terakhir, Keuskupan Sanggau bertumbuh menjadi sebuah keuskupan yang mandiri berkat perjuangan dan dedikasi pelayanan Mgr. Giulio Mencuccini, CP. Dalam arti, Gereja Sanggau kini menjadi sebuah Gereja yang berproses dari Gereja mandiri menjadi Gereja yang lestari.

Bagaimana pandangan Monsinyur terhadap karya Mgr. Mencuccini, pendahulu?

           Mgr. Mencuccini sangat berjasa bagi Keuskupan Sanggau, tidak saja dalam pembinaan iman umat tetapi juga dalam hal institusi kelembagaan. Sebagai uskup pertama, ia berhasil dekat dan terlibat dalam kehidupan beriman umat. Wajar kalau Paus Fransiskus dalam sebuah kesempatan menyebut Mgr. Mencuccini sebagai “orang besar”. Dia adalah misionaris Sanggau, Bapak bagi sejuta umat kecil. Maka saya sedikit berkecil hati karena menggantikan seorang yang besar tidak saja dalam bentuk fisik, tetapi dalam karya dan jasa. Karena mereka (para imam Passionis) maka Gereja bisa berada saat ini. Berkat jasa Mgr. Mencuccini, Gereja Sanggau hingga hari ini terus berziarah menjadi Gereja yang penuh cinta bagi umat beriman.

Di awal penggembalaan, apa yang akan Monsinyur buat?

          Meski saya lahir dari keuskupan ini, tetapi saya harus belajar rendah hati. Pertama-tama sebagai uskup saya mau belajar mendengarkan dan belajar dari para rohaniwan, biarawan-biarawati, pemerintah, tokoh umat, kaum muda, dan kaum awam lainnya. Saya perlu banyak bertanya kepada Mgr. Mencuccini tentang dinamika, tantangan, dan peluang pastoral di keuskupan ini. Belum ada terpikirkan apa saja yang perlu saya buat. Pastinya hal-hal baik dari Mgr. Mencuccini akan saya lanjutkan. Pembinaan iman umat, solidaritas dan pelayanan bagi sesama terutama yang miskin dan leman, pastoral kaum muda, katekese yang kontekstual, perhatian pada persoalan-persoalan sosial, dan sebagainya.

Apa harapan Monsinyur kepada umat Sanggau?

          Saya mohon doa karena tugas yang diberikan kepada saya. Biasanya umat mohon doa dari uskup, tapi kini saya sadar permohonan doa dari umat itu maha penting karena ini tugas maha berat bagi saya. Saya mohon doa dan dukungan umat dalam masa-masa penggembalaan ini. Akan ada banyak karya dan program pastoral kedepannya dan itu mohon kerjasama semua umat beriman.

Yustinus Hendro Wuarmanuk

HIDUP, Edisi No. 45, Tahun ke-76, Minggu, 6 November 2022

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here