Temu Pastoral Keuskupan Agung Semarang 2022: Konsolidasi dan Antisipasi

422
Suasana diskusi kelompok dalam TePas
Rate this post

HIDUPKATOLIK.COM – Beberapa situasi yang perlu disikapi dan ditindaklanjuti terkait situasi yang mungkin akan berdampak besar dalam hidup umat KAS pada tahun 2023-2025.

KEGIATAN tahunan Temu Pastoral (TePas) yang diselenggarakan oleh Dewan Pastoral Keuskupan Agung Semarang (KAS) berlangsung di bulan November secara bertahap. Dimulai dengan kegiatan Pra-TePas yang dilaksanakan secara daring pada tanggal 1 November 2022 kemudian dilanjutkan dengan TePas secara luring per kevikepan dimulai pada 21 November (Kev. Semarang di Graha Padma), 22 November (Yogya Timur), 23 November (Yogya Barat), 24 November (Kedu), ketiganya di PPSM; dilanjutkan 25 November (Surakarta), dan 26 November (Kategorial) keduanya di Sangkalputung, Klaten.

Peserta TePas KevikepanYogyakarta Timur

Kegiatan ini merupakan upaya mempersiapkan perangkat pastoral Kevikepan-kevikepan dan Dewan Pastoral Paroki dalam rangka menyusun program pelayanan pastoral bagi umat. Rangkaian TePas terdiri dari: pengayaan perspektif yang rnendukung diurai dan didalaminya tema (disampaikan oleh narasumber), diskusi tentang pilihan program strategis, informasi tentang hal-hal penting seputar kebijakan pastoral, dan peneguhan dari Uskup.

Pilihan Program

TePas tahun 2022 merupakan kesempatan untuk mempersiapkan pilihan program-program pastoral strategis tahun 2023 yang akan diwarnai oleh gerak sosial yang dinamis terutama dalam menyambut Pemilu serentak tahun 2024, juga oleh ajakan pastoral untuk mengisi tahun ketiga perjalanan Arah Dasar VIII 202l-2025 dengan lima prioritas garapan dan puncak perjalanan Sinode Biasa XVI para Uskup yang bertema “Menuju Gereja Sinodal: Persekutuan, Partisipasi dan Misi”, serta oleh agenda besar Keuskupan yaitu pelaksanaan Sinode Pendidikan KAS.

Gabriel Lele

Selain itu, KAS juga akan memberi perhatian soal kondisi kesejahteraan ekonomi masyarakat yang akan sangat terpengaruh oleh resesi global yang diprediksi akan terjadi di 2023. Karena itu TePas 2022 mengambil tema “Tinggal dalam Kristus dan Berbuah: Bersatu dan Bersinergi demi Indonesia Damai”‘. Tema tersebut dimaknai dalam perspektif lima prioritas garapan Arah Dasar VIII sebagai berikut: (1) Kekatolikan: tinggal dalam Kristus; (2) Kerasulan: berbuah; (3) Kebangsaan: Indonesia damai; (4) Kerja sama dan Sinergi: Bersatu dan bersinergi; (5) Profesionalitas: menjadi pendukung perwujudan cita-cita itu. “Indonesia damai” dipilih sebagai semangat dasar dan arah perjuangan serta gerak bersama Gereja KAS dengan masyarakat luas.

Seminar bersama pada Selasa, 1 November 2022 diikuti oleh Kuria KAS, Pengurus Dewan Pastoral KAS Inti, Kepala UPP KAS, Pengurus Dewan Pastoral Kevikepan Harian, Ketua-ketua Komisi, Pengurus Dewan Pastoral Paroki Inti, Pengurus Inti Kevikepan Kategorial, Kelompok-kelompok Kategorial serta Komunitas Biara.

Seminar menghadirkan pembicara Vikjen KAS, Romo Y.R. Edy Purwanto, selaku  Ketua DP KAS dilanjutkan penyampaian materi narasumber tentang Wawasan Kebangsaan: Arah dan Tantangan Strategis serta Persiapan Menyambut Tahun Pemilu Serentak 2024 oleh Yohanes Ari Nurcahyo, (Direktur Eksekutif PARA Syndicate).

Sesi ini menyiapkan peserta tentang apa yang mesti dilakukan Gereja bersama masyarakat warga lainnya dalam menciptakan budaya dan Indonesia damai. Sementara pembicara kedua, Pendasaran Teologis dan Pastoral “Peran Gereja dalam menciptakan Indonesia Damai” disampaikan FX. Eko Armada Riyanto CM (Ketua STFT Widya Sasana Malang). Materi yang diangkat adalah Keterkaitan Pancasila dan Kekatolikan serta konsekuensi dari perwujudan secara konsisten slogan “100% KatoIik, 100% Indonesia”. Bagaimana kekatolikan mesti dihayati dan diwujudkan oleh umat di tengah pluralitas (keanekaragaman) bangsa.

Harapan Uskup

Pertemuan TePas Teritorial diikuti oleh Kuria KAS, pengurus Dewan Pastoral KAS Inti (sesuai domisili), Kepala UPP KAS (mengikuti seluruh kevikepan), Anggota Pengurus Dewan Pastoral Kevikepan beserta Ketua­ketua Komisi, Pastor Paroki, Yikaris Parokial, dan Ketua-Ketua Bidang Pelayanan Dewan Pastoral Paroki. TePas kevikepan ini diisi dengan penyampaian materi oleh Vikjen KAS dilanjutkan paparan materi narasumber lokal, diskusi peserta terkait rencana program pelayanan tahun 2023, dan diakhiri dengan peneguhan oleh Uskup KAS.

Mgr. Robertus Rubiyatmoko

Dalam wawancara dengan HIDUP pada TePas Kevikepan Yogyakarta Timur, Uskup KAS, Mgr. Robertus Rubiyatmoko menyampaikan adanya beberapa situasi yang perlu disikapi dan ditindaklanjuti terkait situasi yang mungkin akan berdampak besar dalam hidup umat KAS pada tahun 2023-2025.

Uskup juga menyampaikan adanya harapan-harapan terkait TePas di setiap kevikepan berdasarkan materi yang dipaparkan para narasumber terkait kondisi lokal kevikepan.

Dalam TePas di kevikepan kembar Yogyakarta Barat dan Timur, hadir sebagai pembicara Gabriel Lele (pengajar di Fisipol UGM). Ia memaparkan dua hal terkait antisipasi Pilpres 2024 dan antisipasi turbulensi ekonomi global. Kondisi yang jelas tampak adalah ketersediaan kandidat wakil rakyat yang bisa menghadirkan keprihatinan dan suara rakyat guna mendukung terwujudnya bonum commune. Hal ini tidak mudah dilakukan kalau kandidat tersebut justru saling bersaingan sehingga tidak menghasilkan suara signifikan yang mampu berperan dalam dunia politik. Situasi lain yang dikuatirkan adalah polarisasi politik identitas yang dapat mengancam keutuhan bangsa dan turbulensi ekonomi global yang mengimbas kehidupan masyarakat Indonesia. Gereja harus politis tetapi tidak menjalankan politik praktis. Kita harus berbikir bertindak secara politis tetapi bingkai atas semua itu adalah nilai-nilai kristiani. Rujukan atas tindakan politis kita adalah Tuhan Yesus sendiri.

Tindaklanjut

Menutup seluruh rangkaian TePas di setiap kevikepan, Uskup menyampaikan oleh-oleh dari pertemuan sidang para Uskup Asia (FABC) di Bangkok, dan Sidang Sinodal KWI. Dari kedua pertemuan itu ada beberapa gerak dinamika reksa pastoral umat baik di Asia, Indonesia, dan KAS yang perlu mendapat perhatian untuk ditindaklanjuti dengan menyiapkan aneka program pelayanan umat sesuai dengan rekomendasi hasil Sidang serta arah dasar keuskupan yang telah ditetapkan.

Berdasarkan pada “… pulanglah mereka ke negerinya melalui jalan lain” (Mat. 2:12) diharapkan reksa pastoral yang dilakukan akan membuat aneka program untuk mengubah pelayanan dan kehidupan umat menjadi jauh lebih baik.

Prioritas yang dituju adalah membangun hidup bersama yang sejahtera, dengan tetap menjadi warga Indonesia yang 100% Katolik 100% Indonesia seraya peduli pada situasi konkret di tengah umat dengan segala pergumulan hidupnya.

Veronika Naning (Kontributor, Yogyakarta)

HIDUP, Edisi No. 49, Tahun ke-76, Minggu, 4 Desember 2022

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here