Mirip Bahtera Nuh, Gedung Kantor Keuskupan Agung Merauke Diserahterimakan, Uskup Mandagi Sampaikan Ucapan Terima Kasih kepada Presiden Joko Widodo; Bangunan Megah Jangan Menjadi Sombong

688
Uskup Mandagi berfoto bersama di depan gedung kantor KAMe yang baru.
5/5 - (3 votes)

HIDUPKATOLIK.COM – Melalui proses pengerjaan yang  tepat dan berjalan lancar sesuai waktu yang ditetapkan pada  akhirnya  serah terima pembangunan gedung  kantor Keuskupan Agung Merauke (KAMe) di Merauke, Papua Selatan dilaksanakan pada Rabu, 15/2/2023.

Uskup P.C Mandagi MSC, Agustinus Joko Guritno dan Cornelis Sakrim melakukan pengguntingan pita.

Gedung yang diserah terimakan bersumber dari APBN senilai Rp 23,936.677.000 miliar dengan pelaksanaan kontrak kerja  203 hari kalender terhitung sejak  10 Juni – 29 Desember 2022. Anggaran tersebut digunakan untuk membangun gedung dua lantai dengan luas bangunan 1.946 m2 berada di atas lahan seluas 3.989,37m2 dengan spesifikasi terdapat 18 ruangan di lantai 1 dan 5 ruangan terletak di lantai 2 bangunan yang didesain menyurupai bahtera  Nuh itu.

Acara serah terima dihadiri oleh Uskup Agung Merauke, Mgr. Petrus Canisius Mandagi MSC, Vikjen KAMe Pastor Hendrikus Kariwop MSC, Sekjen KAMe Pastor Johanes Juenmo Kandam, Ekonom KAMe Sr. Ambrosia Nainggolan KYM, Kepala Balai Sarana Kepala Balai Prasarana Pemukiman Wilayah Papua Cornelis Sakrim, Asisten I Setda Propinsi Papua Selatan Agustinus Joko Guritno, para imam, diakon dan frater serta karyawan-karyawati KAMe.

Penandatanganan berita acara serah terima.

Penyerahan dimulai dengan pengguntingan pita oleh Uskup Mandagi, Cornelis Sakrim dan Agustinus Joko Guritno di pintu utama dilanjutkan pengecekan ruangan-ruangan dan diakhiri dengan berita acara serah terima yang dilaksanakan di ruang kapel lantai satu.

Uskup Mandagi dalam sambutannya menyampaikan bahwa tentu selayaknya dan sepantasnya bersyukur kepada Tuhan karena dengan campur tangan Tuhan maka pembangunan  gedung baru telah selesai.

Uskup Mandagi mengaku bahwa sejak berdirinya gedung ini, ia selalu berdoa agar proses pembangunan tidak mengalami hambatan yang berarti.

“Ini luar biasa bahwa dibangun dan selesai, tidak ada hambatan dan halangan karena terjadi kerja sama yang baik antara para pengawas dan pengurus bangunan juga para tukang serta semua pihak yang terlibat langsung dalam proses pembangunan berjalan aman dan lancar sehingga semua senang dan Bahagia,” ujar Uskup Mandagi bersemangat.

Ia juga mengingatkan, bahwa ketika berbicara tentang sebuah bangunan adalah sarana untuk memajukan manusia, sehingga manusia bisa hidup damai dan tenang sehingga bisa melayani kebutuhan orang lain. Bangunan tidak berarti apabila tidak ditunjang dengan pelayanan yang baik.

“Bangunan yang besar jangan membuat kita menjadi sombong, tetapi sebagai sarana pelayanan bukan hanya untuk orang Katolik tetapi untuk semua lapisan masyarakat. Sehingga pada akhirnya bangunan ini menghadirkan Tuhan sendiri untuk melayani manusia. Gedung megah ini akan menjadi simbol kerukunan umat beragama,”katanya.

Uskup Mandagi menghaturkan limpah  terima kasih yang mendalam  kepada Presiden Joko Widodo karena kantor dibangun atas izin dan persetujuan dari Presiden. Juga ucapan terima kasih  kepada Menko PMK dan  Menteri PUPR .

“Gedung ini bukan hanya untuk umat Katolik tetapi untuk pelayanan semua masyarakat sekaligus tanda kerukunan pemerintah dan Gereja sebagai tanda persatuan dan persaudaraan,” tambahnya.

Uskup Mandagi menegaskan dan menghimbau  agar gedung ini harus  dijaga dan dirawat dengan baik sehingga dapat bertahan lama.

Kepala Balai Prasarana Pemukiman Wilayah Papua, Cornelis Sakrim menjelaskan proses  pembangunan gedung sejak awal dilakukan melalui  lelang dan mengikuti standar yang ditetapkan Kementrian PUPR.

Cornelis Sakrim,Kepala Balai Sarana dan Prasarana Pemukiman wilayah Papua

Cornelis mengungkapkan bahwa jabatannya menjadi taruhan dalam proses pembangunan kantor ini, sehingga semua bekerja dengan sungguh-sungguh bahkan pembangunan kantor menjadi istimewa karena harus mengontrak rumah di Merauke agar para pengawas dengan mudah mengawasi para pekerja dan tukang bangunan agar walaupun pekerjaan dikebut dalam waktu enam bulan  namun tidak mengesampingkan kualitasnya.

“Pembangunan menelan biaya yang cukup besar hampir semua material pembangunan didatangkan dari luar, mengingat Merauke tidak ada batu, yang ada tanah datarnya saja,” ungkapnya.

Lebih lanjut ia mengatakan, selama enam bulan ke depan bangunan gedung ini masih dalam pengawasan Kementerian PUPR, jika tidak ada kesesuaian langsung dapat ditangani kembali.

Agustinus Joko Guritno, Asisten I Sekda Propinsi Papua Selatan mewakili pemerintah mengatakan bahwa pemerintah dan seluruh masyarakat Papua Selatan menghaturkan puji dan syukur pada Tuhan atas anugerahnya lewat Pemerintah Pusat yang telah memberikan perhatian besar sehingga umat Katolik di keuskupan ini telah mendapatkan sebuah kantor keuskupan yang sangat representatif.

Ia berharap, Kantor Keuskupan yang dibangun dengan desain arsitektur menyerupai bahtera nuh yang artinya semua makhluk hidup diselamatkan di dalam bahtera, inilah inti karya pelayanan umat katolik yakni keselamatan bagi seluruh umat manusia.

Helen Yovita Tael (Kontributor, Merauke)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here