web page hit counter
Sabtu, 2 November 2024
spot_imgspot_img

Top 5 This Week

spot_img

Related Posts

Surat Cinta IYD 2023 Dibalas Ketua Komkep KWI

Rate this post

HIDUPKATOLIK.COM – Balasan itu disampaian Ketua Komkep KWI. “Terimakasih atas Surat Cinta yang amat istimewa. Selamat menjalankan “Amin”mu, wahai para pemeran utama, sahabat perjalanan,”  jawab Mgr. Pius Riana Prapdi.

DINAMIKA dan keseruan perhelatan Indonesian Youth Day (IYD) 2023 Palembang pada 26-30 Juni 2023 mengajak Orang Muda Katolik (OMK) Indonesia untuk bersama-sama menikmati sukacita perjumpaan seraya membuka diri masuk dalam suasana refleksi melihat realitas dunia masa kini. Selain diajak untuk berbicara dan belajar tentang keluarga, lingkungan hidup, evangelisasi, mereka juga mengalami perjumpaan dengan beragam komunitas agama dan budaya yang menunjukkan keberagaman Indonesia. Mengakhiri rangkaian perjumpaan itu perwakilan OMK tampil mewakili enam regio gerejani di Indonesia membacakan Surat Cinta OMK untuk Gereja Indonesia.

Buah Refleksi

“Surat Cinta OMK ini merupakan buah dari proses refleksi perjalanan sejak pra-IYD sampai selebrasi IYD. Itulah hasil refleksi iman OMK setelah melihat, berrefleksi, berbicara atau berdiskusi dan merayakan perjumpaan mereka dengan realitas diri, keluarga, sekolah, Gereja dan masyarakat,” ungkap Ketua Komisi Kepemudaan Keuskupan Agung Palembang/Ketua Panitia Pelaksana IYD 2023 Palembang, Romo Albertus Magnus Kristiaji Raharjo, MSC.

Para peserta IYD berkunjung ke Bengkel Kayu Kongregasi SCJ.

Romo Kristiaji menjelaskan proses perumusan Surat Cinta serta harapan yang hendak dicapai. “Surat Cinta ini digarap bersama 6 OMK perwakilan masing-masing regio dan dibacakan bersama dalam seremoni penutup IYD III sebagai Pernyataan Akhir. Pernyataan Akhir sengaja tidak dibuat dalam bentuk deklarasi atau poin-poin rekomendasi, supaya lebih menyapa banyak orang. Tidak menjadi tekanan dan tuntutan, tetapi membangun kesadaran dan niat baik untuk berjalan bersama. Dengan Surat Cinta ini diharapkan semakin banyak orang membaca, lalu mau berjalan bersama  sehingga menjadi gerak bersama dan komitmen bersama,” ungkapnya.

Baca Juga:  GEREJA DI MUSIM DINGIN

Menjawab Tantangan

Ungkapan hati OMK yang berisi pergulatan batin, rasa syukur, sukacita, komitmen, niat baik, dan harapan ini seolah menjadi jawaban atas tantangan yang disampaikan oleh Uskup Agung Palembang, Mgr. Yohanes Harun Yuwono pada Ekaristi Pembuka IYD 2023.

Dalam homilinya ia menantang orang muda mengamini ‘sembilan komitmen’. Kesembilan komitmen itu adalah  bangga dan setia pada iman Katolik dan ajaran Gereja; bangga dan setia hidup benar, adil, jujur, dan anti korupsi; bangga memelihara lingkungan alam dan pembela kehidupan; bangga sebagai generasi yang santun dan berbudaya di jalan raya; bangga dan cinta kerukunan dan persaudaraan sejati dengan memiliki semangat pluralitas; bangga sebagai warga masyarakat dan warga NKRI; bangga menyongsong pemilu yang bermartabat dengan akan memilih orang yang jujur, nasionalis, moderat, pelayan rakyat, pencinta Pancasila dan UUD 1945 apapun latar belakangnya; serta rukun saling mencintai dalam persaudaraan yang sejati dengan semua orang.

Peserta IYD berbaur dan bersukacita bersama OMK dari kalangan Protestan dalam salah satu kunjungan (outing) di IYD.

Ia juga mengajak semua yang hadir dalam IYD III untuk  bercermin dari Bunda Maria dan Santo Yosep dalam beriman dan mewujudkan buah-buahnya dalam kehidupan sehari-hari.

Ia pun meminta OMK untuk bangga dan belajar dari para pahlawan nasional dan banyak tokoh masyarakat lainnya yang berkontribusi bagi kebaikan bersama dan perkembangan kehidupan bangsa.

Baca Juga:  Renungan Harian 2 November 2024 “ Kebangkitan Badan"

Sebuah Goresan

Sementara Ketua Komisi Kepemudaan KWI, Mgr. Pius Riana Prapdi menyampaikan tanggapan sekaligus balasan atas Surat Cinta itu. Ia menyapa OMK Indonesia sebagai sahabat seperjalanan yang hebat dan meyakinkan bahwa semua dinamika kegiatan IYD pasti menjadi berkat. “Terimakasi atas Surat Cinta yang amat istimewa,” ungkapnya.

Lebih lanjut, Uskup Ketapang ini menyampaikan goresan tulisannya sebagai balasan atas Surat Cinta OMK untuk Gereja Indonesia yang terangkum dalam tujuh huruf, yaitu IYD TIGA. Pertama, (I)YD III Palembang telah terselenggara, selain diikuti oleh OMK dari berbagai keuskupan tetapi juga didukung oleh panitia yang di dalamnya hadir puluhan orang muda lintas agama, lintas iman. Iman yang mendasari ya yang telah disanggupkan pada awal kegiatan. Sukacita, kehangatan, dan kepedulian yang telah kita sebarkan menjadi satu Tubuh Kristus yang memancarkan Sukacita Injil;

Kedua, (Y)akin bahwa hanya dengan rahmat Tuhan serta curahan Roh Kudus maka seluruh rangkaian kegiatan IYD dapat berjalan dengan paripurna. Kita semua adalah alat-alat di tangan-Nya untuk mewujudkan Kerajaan Allah di dunia, karenanya kita dimampukan untuk menjadi penanda hadirnya Tuhan di lingkungan kita.

Ketiga, (D)amai adalah juga tanda kerelaan hati dalam menerima dan menghargai peluh, lelah dan rintih dari semua proses panjang perjalanan diskusi, outing, serta refleksi. Tanpa peluh, lupa menatap penuh harap ke masa depan dengan penuh kepercayaan pada sabda-Nya, “Aku akan menyertaimu sampai akhir jaman”.

Keempat, (T)ransformasi aksi. Buah damai dari hati penuh sukacita melahirkan daya dan mengobarkan api keterlibatan dalam segala situasi dan panggilan pelayanan. Kelima, sumber daya aks(I) merupakan perwujudan Allah yang menyejarah. Setelah direngkuh Allah dalam rekonsiliasi dan dipupuk dengan kehangatan sukacita IYD, OMK sangat berharga, kalian sangat berharga. Kita adalah Citra Allah yang tak pernah kehabisan cara untuk mencipta.

Baca Juga:  “Melody in Harmony”: Asah Bakat Seni, Tingkatkan Kolaborasi, Tumbuhkan Cinta Budaya Indonesia pada Gen Z
Mgr. Pius Riana Prapdi (Foto: Dok HIDUP)

Keenam, (G)eraklah wahai OMK, mager bukan malas gerak tetapi mau bergerak dan baper bukan bawa perasaan tetapi bawa perubahan. Orang muda pemeran utama, sahabat seperjalanan, tebarkan nyala kekudusan melalui kerendahan hati dalam hidup, rengkuh semua saudara dan semesta dalam iman dan cinta. Penuhi diri dengan panduan Firman yang memadai.

Ketujuh, (A)min, bukan berarti selesai sudah, tetapi seperti Bunda Maria yang berkata Ya, “Aku ini adalah hamba Tuhan, terjadilah padaku menurut perkataanmu itu”, kemudian bergegas. Mari katakan Amin pada panggilan Tuhan bagi kita, sebagaimana Bunda Maria menerima dirinya sebagai sarana bagi keselamatan manusia dan semesta.

“Selamat menjalankan Aminmu, wahai para pemeran utama, sahabat perjalanan,” tegas Mgr. Pius. Sampai jumpa pada IYD IV di Keuskupan Manokwari Sorong, Papua Barat tahun 2028.

Romo Titus Jatra Kelana (Palembang)

HIDUP, Edisi No. 29, Tahun Ke-77, Minggu, 16 Juli 2023

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Popular Articles