Refleksi Kardinal Mulla Mengenai Pelayanan Uskup dalam Perspektif Sinode

88
Kardinal Mulla menyapa Paus Fransiskus
Rate this post

HIDUPKATOLIK.COM – Pada Sidang Umum Sinode kedelapan yang memperkenalkan Modul B2 dari Instrumentum Laboris, Kardinal Stephen Ameyu Martin Mulla, Uskup Agung Juba di Sudan Selatan, memberikan refleksi tentang “Pelayanan Uskup dari Perspektif Sinode Misioner.

Untuk memperbarui dan memajukan pelayanan Uskup dari perspektif sinode misioner dalam Gereja Lokal, penting bagi Uskup untuk memupuk persekutuan misioner di dalam Gereja diosesan. Uskup hendaknya mengikuti contoh komunitas Kristiani purba, di mana umat beriman mempunyai satu hati dan satu jiwa. Hal ini berarti bahwa Uskup hendaknya terlibat secara aktif dalam kehidupan umat beriman, terkadang mendahului mereka, menunjukkan jalan dan menjaga harapan mereka tetap menyala, dan pada saat lain hanya berada di tengah-tengah mereka dengan kehadiran yang sederhana dan penuh belas kasihan. Uskup juga harus bersedia untuk mengikuti mereka, membantu mereka yang tertinggal dan membiarkan kawanannya mengambil jalan baru.

Untuk memajukan persekutuan yang dinamis, terbuka, dan misioner, Uskup hendaknya mendorong dan mengembangkan sarana partisipasi yang diusulkan dalam Kitab Hukum Kanonik dan bentuk-bentuk dialog pastoral lainnya. Tujuan dari proses partisipatif ini bukanlah organisasi gerejawi, melainkan aspirasi misioner untuk menjangkau semua orang.

Uskup hendaknya juga sadar akan karakter misioner dalam pelayanan pastoralnya dan memastikan bahwa semua kegiatan pastoralnya ditandai oleh semangat misioner yang mampu membangkitkan dan memelihara semangat mewartakan Injil di kalangan umat beriman. Hal ini termasuk mewujudkan, memajukan, dan mengarahkan kegiatan dan inisiatif misioner di keuskupan, serta mendorong dimensi misioner dalam Gereja partikular dengan mengedepankan nilai-nilai fundamental seperti pengakuan terhadap sesama, penghormatan terhadap keragaman budaya, dan interaksi yang sehat antara berbagai pihak.

Lebih jauh lagi, Uskup harus dilihat sebagai pelayan dan saksi pengharapan, karena misi adalah tanda pasti dari iman kita kepada Kristus dan kasih-Nya kepada kita. Dengan mewartakan Tuhan Yang Bangkit, umat Kristiani mempersembahkan Dia yang meresmikan era baru dalam sejarah dan mengumumkan kepada dunia kabar baik tentang keselamatan yang lengkap dan universal. Uskup hendaknya menginspirasi pria dan wanita sepanjang masa menuju kehidupan baru yang dimotivasi oleh harapan.

Untuk memajukan perspektif sinode misioner, Uskup hendaknya memupuk mentalitas yang dibentuk oleh pemikiran sinode, yang dengan gembira menyambut dan memajukan rahmat yang dengannya semua orang yang dibaptis memenuhi syarat dan dipanggil menjadi murid misioner. Uskup hendaknya mendorong kerja sama timbal balik semua orang dalam mewartakan kesaksian berdasarkan karunia dan peran setiap orang, tanpa melakukan klerikalisasi terhadap kaum awam dan tanpa mengubah para klerus menjadi kaum awam. Hal ini termasuk menghindari godaan klerikalisme berlebihan yang menjauhkan masyarakat awam dari pengambilan keputusan. Selain itu, Uskup hendaknya secara aktif tetap berhubungan dengan gerakan-gerakan dalam Gereja yang mempunyai tujuan evangelisasi. Uskup hendaknya mendorong gerakan-gerakan ini agar bekerja sesuai dengan karisma yang diakui oleh Gereja, seraya juga waspada agar gerakan-gerakan tersebut tidak tertutup terhadap situasi di sekitar mereka.

Ringkasnya, untuk memperbaharui dan memajukan pelayanan Uskup dari sudut pandang sinode misioner dalam Gereja Lokal, Uskup hendaknya memupuk persekutuan misioner di dalam Gereja diosesan, mendorong dan mengembangkan sarana partisipasi dan dialog pastoral, menyadari karakter misionernya, pelayanan pastoral, mengembangkan mentalitas yang dibentuk oleh pemikiran sinode, dan secara aktif terlibat dalam gerakan-gerakan dalam Gereja dengan tujuan evangelisasi. **

Vatican News/Frans de Sales

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here