web page hit counter
Sabtu, 7 Desember 2024
spot_imgspot_img

Top 5 This Week

spot_img

Related Posts

100 Tahun Keuskupan Pangkalpinang: Kualitas Gereja Diukur dari Perhatian pada Air Mata Orang Lain

Rate this post

HIDUPKATOLIK.COM – PAGI itu halaman Keuskupan Pangkalpinang di Jalan Batu Kadera ramai oleh remaja dan Orang Muda Katolik (OMK), Rabu (27/12/2023). Sekitar 1.000 remaja dan OMK dari tujuh paroki di Kevikepan Selatan yang terdiri dari Pulau Bangka dan Belitung hadir bersama rombongan. Mereka berdiri di sekitar pintu utama halaman Keuskupan yang berdekatan dengan monumen Paulus Tjen On Ngie, rasul awam perintis agama Katolik di Keuskupan Pangkalpinang, khususnya Pulau Bangka.

Pembukaan rangkaian Perayaan 100 Tahun Keuskupan Pangkalpinang dimulai dengan penyambutan oleh Uskup Keuskupan, Mgr. Adrianus Sunarko, OFM didampingi Vikaris Jenderal yang merangkap ketua panitia perayaan, Romo Anton Moa Tolipung, dan beberapa imam di Kevikepan Bangka Belitung. Hadir menjadi master of ceremony pada pembukaan perayaan itu, Benedetus Sulistiyono.

“Sebanyak 100 balon warna-warni dipegang utusan remaja dan OMK yang hadir. Tadinya balon hendak kami terbangkan, karena lokasi Keuskupan dekat dengan bandara, ada aturan tidak boleh menerbangkan balon,” ujar Sulistiyono seraya mengimbuhkan bahwa 100 balon tersebut merupakan representasi  perjalanan Keuskupan yang kadang bisa kempis, kadang tetap terisi angin, dengan warna-warninya yang memperkaya perjalanan Keuskupan.

Monumen Paulus Tjen On Ngie (Foto: Caroline Fennie)

Beranjak dari sekitar monumen Paulus Tjen On Ngie, Uskup, Vikjen, para imam, suster, bruder, remaja, OMK dan semua yang hadir berjalan masuk menuju lokasi acara. Langkah kaki mereka terhenti saat berjalan sekitar 100 langkah, simbol perayaan 100 tahun. Di situ Uskup menggunting pita tanda pembukaan seluruh rangkaian acara Perayaan 100 Tahun Keuskupan Pangkalpinang.

Hari itu adalah “milik” remaja dan OMK Kevikepan Selatan. Mereka merayakan syukur dengan bercommunio bersama. Acara dimulai dengan Perayaan Ekaristi dilanjutkan dengan pentas seni dan hiburan lainnya. Sebanyak tiga perwakilan mementaskan perjalanan sejarah masuknya agama Katolik di Pulau Bangka dengan tokoh sentral Paulus Tjen On Ngie.

Baca Juga:  Kardinal Darmaatmadja: Romo Padmo Teman yang Menyenangkan dan Membanggakan

Keesokan hari, tak mau kalah dengan remaja dan OMK, kelompok kategorial di Kevikepan Selatan menggelar acara khusus untuk mereka. Kelompok kategorial menggelar puji-pujian, Ekaristi Kudus, panggung communio dan ditutup dengan penyalaan lilin misi simbol perutusan.

“Sebanyak 16 utusan kelompok kategorial menerima lilin yang menyala dari Uskup sebagai simbol bahwa mereka adalah pembawa-pembawa terang Kristus di zaman sekarang. Sesudah 100 tahun perayaan ini kita tetap akan lanjut,  kita akan melaksanakan misi dengan tetap menjadi terang Kristus di tengah-tengah masyarakat dunia sekarang ini, di tengah negara bangsa kita ini,” tutur  Koordinator Perayaan 100 Tahun khusus kelompok kategorial Kevikepan Bangka Belitung, Romo Yohanes Agus Riyanto, MSF.

Pilihan Pastoral

Hari ketiga perayaan syukur, Jumat, (29/12/2023) Keuskupan merangkul lansia dan difabel. Tak ingin larut dalam euforia yang mengesampingkan kelompok berkebutuhan khusus, Keuskupan mencoba memberi perhatian kepada lansia dan kaum difabel  lintas agama. “Kalau kita katakan pilihan, ini pilihan dalam konteks Gereja Keuskupan Pangkalpinang. Saya melihat ini salah satu pilihan pastoral yang sangat strategis karena dalam kenyataanya kita hidup bersama orang-orang yang memiliki kebutuhan yang khusus atau orang-orang yang memiliki keterbatasan dalam banyak hal, sehingga dia tidak bisa berfungsi secara maksimal. Kita ingin memberikan perhatian secara khusus kepada saudara-saudari dengan situasi seperti ini. Saya kira seruan Gereja, selain karya sosial karitatif yang sudah sangat kuat dijalankan dalam tradisi Gereja, tetapi untuk kita dewasa ini Gereja makin nyaring menyerukan perlunya kita memberi perhatian kepada orang-orang berkebutuhan khusus,” tutur Koordinator Acara, Romo Servasius Samuel.

Uskup Pangkalpinang, Mgr. Adrianus Sunarko, OFM (kanan) menyalakan lilin misi saat perayaan 100 Tahun Keuskupan Pangkalpinang. (Foto: Caroline Fennie)

Uskup Sunarko dalam homili saat Ekaristi bersama lansia dan difabel Katolik menyatakan, “Mutu, kualitas masyarakat umum, tapi juga Gereja kita, diukur jelas sekali. Salah satunya terutama dari bentuk-bentuk perhatian kita kepada orang-orang yang menderita. Kualitas Keuskupan Pangkalpinang diukur apakah Gereja ini, apakah kita semua punya perhatian pada air mata orang lain, mampu meningkatkan harkat mereka yang tertinggal dan membantu orang-orang yang menderita. Dalam konteks hari ini kualitas Keuskupan kita juga ditentukan oleh sejauh mana ia memperhatikan para lansia, orang-orang tua, kaum difabel yang membutuhkan perhatian dari kita semua.”

Baca Juga:  Paus Fransiskus: Melewati Terowongan Menuju Terang

Uskup menyampaikan terima kasih kepada para lansia dan kaum difabel atas kehadiran mereka. “Mudah-mudahan ini menjadi bentuk perhatian Gereja pada kalian. Terima kasih juga kepada para imam yang hadir mengikuti Ekaristi,” imbuhnya. Setidaknya 36 imam saat itu turut hadir sebagai konselebran.

Terpisah, Ignatius Sumardi, lansia dari Komunitas Basis Gerejani (KBG) St. Thomas Wilayah III, Paroki Katedral Santo Yosef Pangkalpinang kepada HIDUP mengungkapkan bahwa menurutnya perhatian Gereja terhadap para lansia belumlah memasuki tahap pendampingan yang sesungguhnya.

“Bahwa ada perhatian itu benar, tetapi para hierarkis terkesan sibuk sendiri-sendiri sekarang ini. KBG seolah-olah diharapkan sudah berjalan,” ujar Sumardi.

Ia melanjutkan, kalau sisi bagusnya KBG menjadi hidup. “Menjadi hidup itu iya, tetapi jangan sampai KBG hidup dan berjalan, lalu sayap yang sebelah terbangnya timpang. Katanya berjalan bersama? Kalau bersama, ya bersamalah,” harap mantan katekis ini.

Sementara Sub Koordinator Rehab Sosial Anak dan Lansia Kota Pangkalpinang,  Sepriyandi berharap ke depan Keuskupan bisa lebih bersinergi dengan dinsos maupun yayasan lansia dan SLB yang ada di Kota Pangkalpinang.

“Misalnya bisa bekerja sama di kegiatan peringatan hari lansia dan disabilitas, bisa juga bekerja sama dalam mensupport kegiatan inovasi yang ada di dinsos kota seperti pemagangan kerja bagi penyandang disabilitas atau ada kegiatan eksternal Keuskupan yang sifatnya sosial kemanusiaan yang menyentuh masyarakat,” harapnya.

Baca Juga:  Paus Fransiskus: Melewati Terowongan Menuju Terang

Memasuki hari ke-4 perayaan syukur, Sabtu (30/12/ 2023) Keuskupan menggandeng unit karya Keuskupan, FKUB, pejabat, masyarakat umum untuk bercommunio bersama. Hingga hari ke-5, Minggu (31/12/2023), sekitar 3.000 umat Keuskupan mengikuti perayaan Ekaristi dengan selebran utama, Mgr. Sunarko didampingi sekitar 68 imam dari Kevikepan Selatan (Bangka dan Belitung) serta Kevikepan Utara (Kepulauan Riau).

Mengambil tema “Suka Cita Menjadi Gereja Partisipatif-Sinodal”, Puncak Perayaan Syukur 100 Tahun Keuskupan Pangkalpinang diisi juga dengan peluncuran buku Laetenture Insule Multae dan acara hiburan di GOR Sahabudin, Pangkalpinang, Minggu siang.

Iman Umat Hidup

Terkait dengan dinamika umat Keuskupan Pangkalpinang, di mata Uskup Sunarko, umat cukup bersemangat dan hidup. satu sama lain, iman juga kelihatan nyata hidup. “Orang berdoa. Mungkin tingkat pendalaman pengetahuannya berbeda-beda. Ada yang sederhana, ada yang mempunyai tingkat pengetahuan lebih, juga itu keliatan dari survei yang kami buat selama setahun ini. Misalnya, mereka mengatakan ada kerinduan ingin mendalami iman, juga termasuk aspek pengetahuan. Ingin mengetahui lebih banyak tentang imannya,” ujar Uskup.

Sementara menyangkut perkembangan panggilan imam, Uskup merasa bersyukur. “Kami punya Seminari Menengah Mario John Boen. Itu memainkan peran penting juga. Kami harus berterima kasih bahwa dari Seminari itu secara cukup teratur ada calon-calon yang menjadi frater untuk Keuskupan. Tahun ini ada sekitar 22 lulusan John Boen yang akan masuk Seminari Tinggi di Pematangsiantar,” ungkapnya.

Selamat HUT Ke-100, Keukupan Pangkalpinang!

Caroline Fennie (Pangkalpinang)

Majalah HIDUP, Edisi No.2, Tahun Ke-78, Minggu, 14 Januari 2024

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Popular Articles