ORANG MUDA KATOLIK INDONESIA IKUT MERAWAT DEMOKRASI

137
OMK Keuskupan Ketapang setelah sharing pengetahuan tentang pemilu.
5/5 - (1 vote)

HIDUPKATOLIK.COM – “Jangan biarkan orang lain menentukan nasibmu, tanpa kamu terlibat di dalamnya“. Seruan dari Mgr. Soegijapranata, salah satu pahlawan Indonesia, dan uskup pribumi pertama di Indonesia ini menginspirasi Komisi Kepemudaan Konferensi Waligereja Indonesia (Komkep KWI) untuk mendorong Orang Muda Katolik (OMK) Indonesia tanggal 14 Februari 2024 turut berkontribusi dengan memberikan suara pada Pemilihan Umum (Pemilu) presiden, wakil presiden, dan wakil rakyat yang akan duduk di lembaga legislatif.  

“Pada hari kasih sayang ini, saya mendorong OMK Indonesia untuk kasih suara demi merawat demokrasi dan keberagaman Indonesia,“ seruan dari Mgr. Pius Riana Prapdi selaku Ketua Komkep KWI pada video pendeknya di akun Instagram official Komkep KWI, @omknet.

Mgr. Pius Riana Prapdi

Mgr. Pius berharap agar momen lima tahun sekali ini, menjadi dorongan bagi OMK Indonesia untuk menjadi pemilih yang TANGGUH, yaitu TANGGAP terhadap godaan menggunakan uang yang dapat mempengaruhi pilihan, AKTIF mencari rekam jejak pemimpin dan anggota legistlatif, dan juga aktif mengajak teman saudara untuk kasih suara, terakhir, SUNGGUH-SUNGGUH ikut menjaga Indonesia yang demokratis. 

Selain itu, Mgr. Pius juga mengajak OMK Indonesia untuk mencari pemimpin yang peduli pada keberagaman, dan isu lingkungan hidup. Karena dengan turut merawat bumi, ikut juga merawat kehidupan. 

Berbagai Komisi Kepemudaan di tingkat Keuskupan pun menyelenggarakan berbagai kegiatan dalam rangka memberikan wawasan kebangsaan bagi OMK. Seperti yang diadakan oleh Komkep di Keuskupan Ketapang, Kalimantan, mengadakan sharing untuk para pengurus OMK terkait pengetahuan yang perlu dimiliki orang muda Katolik sebelum mencoblos.

”Saya mencari informasi tentang calon pemimpin banyak melalui media sosial seperti TikTok, banyak potongan informasi yang membuat kami perlu kritis untuk mengecek kebenarannya,“ ungkap Excelsis Deo, salah satu peserta OMK Ketapang dalam diskusi tersebut.   

Kemudian, Komkep Keuskupan Agung Medan pun juga membuat program latihan kepemimpinan Kristiani bagi OMK dengan topik seputar pemilu. Para OMK ini diajak untuk mewawancari masyarakat di Medan terkait opini mereka menjelang pemilu. 

“Masyarakat yang kami temui mengungkapkan jika mereka akan memilih pemimpin yang bisa mengubah kondisi perekonomian. Jika tidak ada yang memiliki dampak ekonomi, mereka cenderung tidak memilih,“ jelas salah satu OMK dalam kelompok diskusi.  

OMK mengolah hasil wawancaranya ini dengan merefleksikannya baik secara pribadi maupun kelompok. Mereka pun diberi berbagai pengetahuan yang diberikan oleh narasumber seperti bingkai media di Indonesia memberikan informasi terkait pemilu, kemudian OMK diajak discernment atau menimbang-nimbang untuk memilih calon yang tepat, lalu melakukan aksi dengan memberikan pengetahuan yang mereka dapatkan selama pelatihan bagi lingkungan sekitar mereka.  

Berbagai upaya yang dilakukan komisi kepemudaan baik di tingkat nasional, dan keuskupan ini, menjadi bentuk kepedulian Gereja bagi masa depan bangsa Indonesia yang lebih baik. 

Indonesia sebagai negara demokrasi ketiga terbesar di dunia, telah dipimpin oleh presiden Jokowi selama dua periode yaitu sepuluh tahun (2014-2024), dan saatnya untuk berganti pemimpin. Karena sesuai ketentuan dari konstitusi negara, bahwa presiden berkuasa maksimal hanya dua periode, maka tahun 2024 ini, pemilu diadakan kembali untuk memiliki presiden, wakil presiden, dan tokoh legislatif di tingkat kabupaten, provinsi, dan negara.

Lisa Esti Puji Hartanti
Pengurus Komisi Kepemudaan Konferensi Waligereja Indonesia

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here