web page hit counter
Sabtu, 15 Februari 2025
spot_imgspot_img

Top 5 This Week

spot_img

Related Posts

Suster Simona Brambilla: Pejabat Tinggi Perempuan Pertama di Vatikan

Rate this post

HIDUPKATOLIK.COM – TOREHAN sejarah membuka lembaran tahun ini. Pada tanggal 6 Januari 2025, bertepatan dengan Hari Raya Epifani, Paus Fransiskus mengangkat Suster Simona Brambilla sebagai Prefek Dikasteri untuk Lembaga Hidup Bakti dan Serikat Hidup Kerasulan. Posisi, atau tanggung jawab untuk memimpin sebuah departemen dalam Kuria Romawi, ini biasanya diemban oleh para kardinal. Dengan demikian, pengangkatan biarawati berkebangsaan Italia dari Kongregasi Misionaris Consolata, atau MC, ini menjadikannya sebagai prefek perempuan pertama dalam sejarah Gereja Katolik.

Suster Simona, yang akan menginjak usia 60 tahun pada tanggal 27 Maret 2025, bukan orang baru. Sebelumnya, pada tanggal 8 Juli 2019, ia dan enam perempuan lainnya diangkat oleh Paus Fransiskus sebagai anggota dikasteri yang sama. Selang sekitar empat tahun kemudian, tepatnya pada tanggal 7 Oktober 2023, ia terpilih sebagai sekretaris dikasteri tersebut.

Jika menilik Praedicate Evangelium (Wartakanlah Injil), atau Konstitusi Apostolik Paus Fransiskus tentang Kuria Romawi dan Pelayanannya kepada Gereja di Dunia, yang ditulis dan diterbitkan oleh pemimpin tertinggi Gereja Katolik Universal ini pada tanggal 19 Maret 2022 – bertepatan dengan Hari Raya Santo Yosef Mempelai Perawan Maria yang Terberkati, Paus Fransiskus membuka jalan bagi umat awam, termasuk perempuan, untuk berperan serta dalam kepemimpinan sebuah dikasteri, dan bahkan menjadi seorang prefek.

Praedicate Evangelium sendiri berisi pembaruan konkret dalam Kuria Romawi. Salah satu contoh, nama kongregasi suci berubah menjadi kikasteri. Perubahan nama ini tentu mengarah pula pada perubahan kepemimpinan. Jika kongregasi suci biasanya dipimpin oleh seorang kardinal, dikasteri dapat dipimpin oleh siapa saja sesuai dengan profesionalitasnya.

Paus Fransiskus dan Suster Simona Brambilla.

Menurut Konstitusi Apostolik tersebut, selain Dikasteri untuk Lembaga Hidup Bakti dan Serikat Hidup Kerasulan, ada pula 15 Dikasteri lainnya, yakni Dikasteri untuk Evangelisasi, Dikasteri untuk Ajaran Iman, Dikasteri untuk Pelayanan Amal, Dikasteri untuk Gereja-Gereja Timur, Dikasteri untuk Ibadat Ilahi dan Tata Tertib Sakramen, Dikasteri untuk Urusan Orang Suci, Dikasteri untuk Para Uskup, Dikasteri untuk Para Klerus, Dikasteri untuk Awam, Keluarga, dan Kehidupan, Dikasteri untuk Mempromosikan Persatuan Kristen, Dikasteri untuk Dialog Antaragama, Dikasteri untuk Kebudayaan dan Pendidikan, Dikasteri untuk Mempromosikan Pembangunan Manusia Integral, Dikasteri untuk Naskah Legislatif, dan Dikasteri untuk Komunikasi.

Baca Juga:  Menemukan Makna di Setiap Pembelajaran: Empat Karya Buku Romo Odemus Bei Witono, SJ

Profesionalitas

Suster Simona, yang lahir pada tahun 1965 di Monza – sebuah kota yang terletak di Italia bagian utara, memiliki latar belakang pendidikan keperawatan sebelum ia akhirnya memutuskan untuk bergabung dengan Kongregasi MC pada tahun 1988. Saat itu ia berusia 22 tahun.

Tak lama setelah mengucapkan kaul pertama pada tahun 1991, Suster Simona mengenyam pendidikan psikologi dan meraih gelar di bidang ini. Delapan tahun kemudian, ia mengucapkan kaul kekal dan mulai terlibat dalam pelayanan orang muda di Mozambik, sebuah negara yang terletak di bagian tenggara Benua Afrika. Selanjutnya, selama empat tahun (2002-2006) ia berkarya sebagai dosen di Institut Psikologi Universitas Kepausan Gregoriana di Roma, Italia. Di universitas ini pula ia meraih gelar doktor di bidang psikologi pada tahun 2008 setelah ia merampungkan sebuah tesis tentang evangelisasi dan inkulturasi di Mozambik.

Selain itu, Suster Simona juga mengemban tanggung jawab di kongregasinya. Ia menjadi Konselor Jenderal dan Superior Jenderal, masing-masing pada tahun 2005 dan 2011. Kemudian ia berkarya sebagai Superior Jenderal Kongregasi MC hingga Mei 2023, atau beberapa bulan sebelum ia terpilih sebagai Sekretaris Dikasteri untuk Lembaga Hidup Bakti dan Serikat Hidup Kerasulan di bawah kepemimpinan Kardinal João Braz de Aviz, yang saat itu menjabat sebagai prefek.

Bahkan sebelum ia diangkat sebagai prefek, Paus Fransiskus menunjuknya sebagai anggota Dewan Biasa Sekretariat Jenderal Sinode Para Uskup pada tanggal 13 Desember 2024.

Tugas dan Wewenang

Tak diragukan lagi, pengangkatan Suster Simona sebagai prefek, sebuah posisi yang menuntut – salah satunya – integritas personal dan profesionalitas, memiliki dasar yang sangat kuat.

Terkait hal ini, Praedicate Evangelium menyebutkan: “Wajah Kristus tercermin dalam keragaman wajah para murid-Nya yang dengan karisma mereka melayani misi Gereja. Oleh karena itu, mereka yang melayani di Kuria dipilih dari antara para uskup, imam, diakon, anggota Lembaga Hidup Bakti dan Serikat Hidup Kerasulan, dan orang awam yang mumpuni terhadap kehidupan spiritual, pengalaman pastoral yang baik, kesederhanaan hidup dan cinta untuk orang miskin, semangat persekutuan dan pelayanan, kompetensi dalam hal-hal yang dipercayakan kepada mereka, kemampuan untuk membedakan tanda-tanda zaman. Untuk alasan ini perlu untuk mencurahkan perhatian yang cermat pada pemilihan dan pelatihan personel, serta organisasi kerja dan pertumbuhan pribadi dan profesional masing-masing.”

Baca Juga:  Sebuah Pengalaman Rohani Retret di Girisonta: Menggali Citra Diri

Merujuk pada Artikel 121 Konstitusi Apostolik tersebut, Dikasteri untuk Lembaga Hidup Bakti dan Serikat Hidup Kerasulan bertanggung jawab untuk mempromosikan, menganimasi, dan mengatur praktik nasihat-nasihat Injili, yang dihayati dalam bentuk-bentuk hidup bakti telah yang disetujui, dan juga berkenaan dengan kehidupan dan aktivitas Serikat Hidup Kerasulan di seluruh Gereja Latin. Sementara Artikel 122 mengatakan bahwa (1) Dikasteri bertanggung jawab untuk menyetujui Lembaga Hidup Bakti dan Serikat Hidup Kerasulan, untuk mendirikannya dan juga memberikan izin untuk keabsahan pendirian Lembaga Hidup Bakti atau Serikat Hidup Kerasulan berhukum diosesan oleh Uskup; (2) Peleburan, Penyatuan dan pembubaran Lembaga Hidup Bakti dan Serikat Hidup Kerasulan direservasi hanya bagi Dikasteri; (3) Dikasteri berwenang untuk menyetujui dan mengatur bentuk-bentuk hidup bakti yang baru yang sudah diakui oleh hukum; dan (4) Adalah tugas Dikasteri untuk mendirikan dan membubarkan serikat-serikat, konfederasi, federasi dari Lembaga Hidup Bakti dan Serikat Hidup Kerasulan.

Selanjutnya, Artikel 123 menyebutkan bahwa Dikasteri untuk Lembaga Hidup Bakti dan Serikat Karya Kerasulan bekerja untuk memastikan bahwa Lembaga Hidup Bakti dan Serikat Hidup Kerasulan berkembang dalam mengikuti Kristus sesuai dengan Injil, menurut karisma mereka sendiri yang lahir dari semangat pendiri dan tradisi yang sehat, dengan setia mengejar tujuan mereka sendiri dan berkontribusi secara efektif bagi pembangunan Gereja dan misinya di dunia.

Baca Juga:  Vatikan Memanggil, Monica Belluci Datang dalam Tahun Suci

Kebanggaan Luar Biasa

Tentu tak berlebihan jika menyebut keputusan historis yang dibuat oleh Paus Fransiskus sebagai sebuah gebrakan. Meski demikian, bukan kali pertama sang penerus Santo Petrus ini membuat berbagai terobosan yang acapkali menimbulkan decak kagum.

Pada tahun 2016, misalnya, Paus Fransiskus mengangkat Barbara Jatta, seorang awam perempuan berkebangsaan Italia yang berprofesi sebagai sejarawan seni dan pakar seni grafis, sebagai Direktur Museum Vatikan, sebuah posisi yang selalu diemban oleh umat awam. Seperti Suster Simona, sebelum pengangkatannya Barbara telah berkarya sebagai wakil direktur museum, yang merupakan salah satu dari beberapa museum terbesar di dunia dan menarik jutaan pengunjung setiap tahun. Tujuh tahun kemudian, Paus Fransiskus mengangkat Suster Raffaella Petrini sebagai Sekretaris Jenderal Kegubernuran, sebuah posisi yang biasanya diemban oleh seorang uskup.

Ada pula beberapa perempuan yang menjabat sebagai wakil sekretaris. Sebut saja Gabriella Gambino dan Lina Ghisoni di Dikasteri untuk Awam, Keluarga, dan Kehidupan serta Suster Carmen Ros Nortes, NSC – seorang biarawati berkebangsaan Spanyol – di Dikasteri untuk Lembaga Hidup Bakti dan Serikat Hidup Kerasulan.

Dalam sebuah pernyataan tertulis yang dimuat di laman International Union Superiors of General (www.uisg.org), Ketua UISG Suster Mary Barron, OLA menyebut pengangkatan Suster Simona sebagai “sebuah momen yang memberikan kebanggaan dan inspirasi luar biasa bagi perempuan dalam Gereja dan bagi semua religius perempuan di dunia.”

“Dedikasi teguh, iman yang mendalam, dan pelayanan penuh keteladanan dari Suster Simona Brambilla telah menuntunnya pada pencapaian yang signifikan ini. Pengangkatannya merupakan sebuah bukti akan kontribusi perempuan yang sangat berharga bagi kehidupan dan misi Gereja. Kami percaya, kepemimpinannya akan membawa perubahan transformatif dan perspektif baru bagi Dikasteri untuk Lembaga Hidup Bakti dan Serikat Hidup Kerasulan dan bagi komunitas Gerejani yang lebih luas,” ujarnya.

Katharina Reny Lestari

Sumber: Majalah HIDUP, Edisi No. 04 Tahun Ke-79, Minggu, 26 Januari 2025

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Popular Articles