web page hit counter
Minggu, 16 Maret 2025
spot_imgspot_img

Top 5 This Week

spot_img

Related Posts

Misa Rabu Abu: Langkah Bersama Tarakanita Bengkulu dalam Memperdalam Iman, Mengawali Masa Prapaskah

3.7/5 - (3 votes)

HIDUPKATOLIK.COM – Dalam suasana penuh kekhusyukan dan rasa syukur, umat Katolik menghadiri Misa Rabu Abu yang diselenggarakan di Gereja St. Yohanes Penginjil Bengkulu. Misa yang berlangsung pada pukul 07.30 WIB ini menjadi momentum awal memasuki Masa Prapaskah, sebuah periode refleksi dan pertobatan bagi umat Katolik di seluruh dunia.

Peserta didik TK, SD, SMP, dan SMA Sint Carolus, beserta para guru dan karyawan Yayasan Tarakanita Wilayah Bengkulu yang beragama Katolik turut hadir dalam perayaan ini. Mereka mengikuti setiap rangkaian ibadah yang dipimpin oleh Pastor Paulus Sarmono SCJ dengan penuh hikmat.

Sejak pagi, gereja sudah mulai dipenuhi oleh umat yang datang untuk mengikuti perayaan Ekaristi. Tidak hanya dari lingkungan sekolah dan Yayasan, umat Katolik di paroki St. Yohanes Penginjil Bengkulu juga hadir untuk menerima abu sebagai simbol pertobatan. Suasana di dalam gereja tampak penuh dengan doa dan permenungan, mencerminkan semangat umat dalam menjalani masa tobat ini.

Baca Juga:  Menanggapi Perpindahan Agama dengan Kasih: Sikap Umat Katolik dalam Terang Iman

“Masa Prapaskah sebenarnya diisi oleh 3 hal yaitu doa, puasa dan amal kasih. Doa lebih banyak dari biasanya karena ditambahkan doa Jalan Salib, yang diadakan setiap Jumat, selama masa PraPaskah dan juga doa pertobatan lain. Selain berpuasa, kita berpantang. Yang menentukan jenis pantangan adalah masing-masing pribadi yang tentunya bermanfaat sebagai wujud pertobatan dan mati raga. Amal kasih bukan hanya hasil pantang dan puasa tetapi memberikan apa yang kita punya sebagai amal. Puasa kristiani bukan hanya masalah rohani  tetapi harus ada fraksisnya, harus ada tindakan nyata,” kata Paulus Sarmono.

Berkat anak pada misa rabu abu.

Setelah homili, umat secara bergiliran menerima abu yang ditorehkan di dahi mereka dalam bentuk salib, sebagai tanda pertobatan dan pengingat bahwa manusia berasal dari debu dan akan kembali menjadi debu. Momen ini menjadi saat yang sangat mendalam bagi setiap umat yang hadir, mengingatkan mereka akan pentingnya kerendahan hati dan pembaruan diri dalam menjalani kehidupan.

Baca Juga:  Pengurus PUKAT Keuskupan Purwokerto 2025-2028 Dilantik: Melatih diri dalam Pelayanan

Misa berlangsung dengan khidmat, diiringi oleh lantunan nyanyian merdu petugas koor dari peserta didik, guru dan karyawan SMA Sint Carolus Bengkulu. Suara mereka yang harmonis menambah suasana sakral dalam perayaan ini. Sementara itu, petugas misdinar, lektor, dan pemazmur adalah peserta didik SMP Sint Carolus Bengkulu. Mereka dengan penuh tanggung jawab melaksanakan tugas dalam mendukung jalannya misa.

Tidak hanya itu, tugas sebagai prodiakon dipercayakan kepada komunitas Prodiakon Gereja St. Yohanes Penginjil Bengkulu, yang membantu dalam penerimaan abu dan pembagian komuni suci kepada umat. Petugas tatalaksana yang berasal dari karyawan kantor wilayah, SD, dan SMP Sint Carolus Bengkulu juga berperan penting dalam mengatur kelancaran jalannya misa, memastikan umat dapat mengikuti ibadah dengan nyaman.

Baca Juga:  Uskup Bogor, Mgr. Paskalis Bruno Syukur OFM: Mencari Kebahagiaan Hidup
Penerimaan abu di kening salah satu peserta didik.

Misa Rabu Abu ini menjadi awal dari perjalanan spiritual umat Katolik dalam masa Prapaskah. Dengan semangat pertobatan dan doa, mereka diajak untuk lebih banyak berbuat kasih, berbagi dengan sesama, serta meningkatkan kehidupan rohani mereka.

Perayaan ini tidak hanya menjadi rutinitas tahunan, tetapi juga momentum penting bagi seluruh peserta didik TK, SD, SMP & SMA Sint Carolus Bengkulu, karyawan Yayasan Tarakanita Wilayah Bengkulu, dan umat yang hadir untuk semakin mempererat hubungan dengan Tuhan dan sesama.

Laporan: Petrus Mundana

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Popular Articles