web page hit counter
Sabtu, 6 Desember 2025
spot_imgspot_img

Top 5 This Week

spot_img

Related Posts

Jalan Sederhana Theresia dari Kanak-Kanak Yesus

5/5 - (1 vote)

HIDUPKATOLIK.COM – MENJADI seorang kudus — santo-a/beato/a — tidaklah mengenal usia. Begitu banyak orang mencapai kekudusan itu dalam usia yang masih sangat belia. Theresia dari Kanak-Kanak Yesus  adalah salah satu di antaranya. (Yang fenomenal di era modern ini, Carlo Acutis).

Theresia meninggal dunia dalam usia 24 tahun akibat sakit paru-paru yang parah yang dideritanya selama dua tahun. Saat itu ia sudah masuk Biara Karmelit di Lisieux mengikuti kakak-kakaknya. Ia lahir di Alencon pada tanggal 2 Januari 1873 sebagai putri bungsu dari keluarga saleh Louis Martin dan Azelie Guerin.

Louis Martin seorang pembuat arloji namun ia harus menjadi single parents sejak istrinya meninggal dunia. Sepeninggal Guerin, Martin memboyang anak-anaknya ke Lisieux. Theresia sangat terpukul atas kemadian ibunda. Kakaknya, Pauline dapat menggantikan kedudukan peran ibu baginya. Theresia mendapat perhatian khusus dari ayahnya. Theresia kecil sempat belajar di sekolah Suster-suster Benediktin. Faktor kehilangan ibu membuatnya menjadi seorang yang sensitif, mudah tersinggung atau marah. Apalagi, Pauline meninggalkannya karena masuk Biara Karmelit.

Baca Juga:  Paus Leo tentang AI: Generasi Baru Harus Dibantu, Bukan Dihalangi

Tahun 2023-2025 ditetapkan sebagai Tahun Santa Theresia dari Kanak-Kanak Yesus. Ia memang menjadi salah satu role model iman, terutama kerinduan pada Yesus yang hadir dalam Sakramen Ekaristi. Pada usia tujuh tahun, ia ingin komuni pertama. Kerinduannya itu baru tewujud pada usia 12 tahun. Betapa bahagia hatinya saat itu. “Yesus di kayu salib yang haus, saya akan ‘memberikan air kepadaMu. Saya bersedia menderita sedapat mungkin, agar banyak orang berdosa bertobat,” tulisnya dalam buku hariannya.

Theresia mengabdikan diri secara total kepada Yesus. Ia terus berusaha mengatasi kekurangan dalam dirinya. “Yesuslah yang mengubah diriku,” tulisnya. Kerinduannya untuk bersatu dengan Kanak-Kanak Yesus begitu besar. Oleh Gereja, saat kanonisasi, ia dinamai Theresia dari Kanak-Kanak Yesus dan Theresia dari Lisieux’. Theresia berjanji tidak akan pernah segan melakukan apa saja yang dikehendaki Tuhan dari padanya. “Yesus, tentu Engkau senang mempunyai mainan. Biarlah saya menjadi mainanMu!” katanya.

Baca Juga:  Ketua Lembaga Biblika Indonesia Pastor Albertus Purnomo, OFM: Dibaptis dengan Roh Kudus dan Api

Di usia 15 tahun, saat audiensi umum di Vatikan, ia memberanikan diri meminta izin kepada Paus agar diperbolehkan menjadi suster. Permintaannya itu dikabulkan. Ia diterima dalam biara Suster-suster Karmelit di Lisieux. Di biara, ia melaksanakan tugas dan doa harian. Ia memilih “jalan sederhana”: hidup selaku seorang anak kecil, penuh cinta dan iman kepercayaan akan Allah dan penyerahan diri yang total dengan perasaan gembira. Ia a melakukan hal-hal kecil dan kewajiban sehari-hari dengan penuh tanggung jawab karena cinta kasihnya yang besar kepada Allah Bapa di surga.
Ia sedih sekali melihat banyak orang menyakiti hati Yesus dengan berbuat dosa dan tidak mau bertobat.

Baca Juga:  Pertemuan Katolischer Akademischer Ausländer-Dienst (KAAD): Jembatan Ilmu, Iman, dan Solidaritas Pangan

Di dalam buku hariannya, ia menunjukkan bahwa kesucian hidup dapat dicapai oleh siapa saja, betapa pun rendah, hina dan biasa orang itu. Caranya: melaksanakan pekerjaan kecil dan tugas sehari-hari dengan penuh cinta-kasih yang murni kepada Tuhan.

Sumber: Majalah HIDUP, Edisi No. 30, Tahun Ke-79, Minggu, 27 Juli 2025

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Popular Articles