web page hit counter
Sabtu, 6 Desember 2025
spot_imgspot_img

Top 5 This Week

spot_img

Related Posts

Adoro Te Devote, Latens Deitas

Rate this post

HIDUPKATOLIK.COM – Di Bandung, ada sebuah gereja kecil yang tahun ini telah mencapai usia 100 tahun. Bangunannya sangat terawat  baik. Lingkungannya bersih dan teduh. Membuat gereja kecil ini telah lama menjadi oase, tempat banyak orang datang untuk mengikuti Misa atau sekadar berdoa dalam keheningan. Entah di dalam gereja maupun di Gua Maria, kita sungguh dapat merasakan kehangatan kasih Tuhan.

 

Gereja kecil ini dikenal sebagai Kapel Suster-Suster Cinta Kasih St. Borromeus “Hati Kudus Yesus”. Lokasinya memang dalam kawasan dan merupakan bagian dari Rumah Sakit St. Borromeus, tepatnya di Jalan Surya Kencana no 1, Bandung. Gereja atau kapel ini diberkati oleh Mgr. Anton Pieter Franz van Velsen, SJ – Vikaris Apostolik Batavia pada tanggal 03 Agustus 1925. Catatan kecil ini dapat dibaca pada sebuah plakat dari marmer dengan tulisan berbahasa Belanda. Dijelaskan bahwa kapel ini dipersembahkan untuk Hati Kudus Yesus. Plakat ini menempel pada dinding dalam gereja di balik pintu utama sebelah kanan.

Walau hanya kapel,  setiap pagi ada Misa pada pukul 05.30, sedangkan pada hari Minggu ada dua kali Misa, pukul 07.00 dan 17.00. Banyak umat Katolik baik warga sekitar maupun keluarga pasien mengikuti Misa ini. Tentu selalu ada suster-suster dari Kongregasi Suster-Suster Cinta Kasih Santo Carolus Borromeus (CB) yang melayani Misa. Mereka tinggal di biara samping gereja. Merekalah yang mendirikan RS Borromeus pada tahun 1921.

Baca Juga:  Bekas Mobil Paus Fransiskus Jadi Klinik Kesehatan Keliling di Gaza

Pagi itu sekitar pukul 07.00 WIB, dibalut kesejukan pagi, penulis mampir ke kapel. Halaman kapel tidak besar, tidak ada area untuk parkir kendaraan. Jalan masuk dengan lebar sekitar tiga meter langsung mengarah ke pintu utama gereja, pintu panel kayu berwarna coklat. Kiri dan kanan jalan, ada taman sederhana dengan rumput hijau yang terawat. Serta beberapa pohon kecil dalam pot ditata di taman.

Tampak muka gereja kecil ini sederhana tapi cantik. Terbagi dua sisi. Pada sisi kanan terletak  pintu utama gereja, di atasnya dinding menjulang tinggi dengan atap segitiga dan sebuah salib di puncak. Di bawah segitiga tampak jendela kaca berbentuk lingkaran. Dindingnya berwarna putih terang dengan aksen garis warna abu-abu. Sedangkan sisi kiri merupakan menara dengan atap limas segi enam serta sebuah salib di pucuknya. Keempat sudut menara berwarna abu-abu sedangkan bagian tengah berwarna putih. Pada bagian tengah ini ada jendela kaca persegi kecil namun memanjang ke atas. Suara lonceng gereja berasal dari atas menara ini.

Baca Juga:  Kongregasi FCh Rayakan 34 Tahun Kemandirian dan Hidup Membiara di Palembang

Di sudut kanan depan gereja dapat dijumpai patung Hati Kudus Yesus berwarna putih. Gereja ini memang didedikasikan untuk menghormati Hati Kudus Yesus, sesuai nama yang disandang. Di sisi kiri gereja ada halaman samping yang tidak terlalu lebar, namun lagi-lagi asri dan nyaman di mata. Di sini ada deretan tempat duduk beton berlapis papan kayu, yang ditata saling silang. Tempat duduk ini dapat digunakan bagi umat tidak kebagian kursi dalam gereja ketika Misa. Bisa juga digunakan ketika berdoa dengan perantaraan Bunda Maria. Karena di ujung halaman ini, artinya di sisi kiri belakang gereja, ada Gua Maria.

Pagi itu, Misa harian telah selesai. Ketika tidak sedang ada Misa, pintu utama gereja ditutup dan dikunci. Namun pintu samping sisi kiri, selalu terbuka menyambut siapa pun yang hendak berdoa. Begitu masuk gereja, suasana hening dan damai seketika menyergap hati, menuntun langkah kaki menuju deretan kursi depan untuk berlutut dan berdoa.

Suasana yang penuh damai membuat enggan untuk segera beranjak. Sambil duduk, mata perlahan menyapu sekeliling interior gereja. Bangunan ini bergaya gotik dengan langit-langit melengkung tinggi. Berwarna coklat tua dengan garis-garis lengkung berwarna putih. Sangat indah.  Pada bagian atas dinding ada jendela-jendela kaca patri warna-warni. Sedangkan bagian belakang terdapat balkon yang biasa diisi oleh barisan pelantun lagu-lagu dalam Misa. Dinding belakang balkon dihiasi sebuah jendela kaca berbentuk lingkaran. Kaca di sini bermotif kelopak bunga dengan bagian pusat lingkaran diberi gambar Hati Kudus. Jendela kaca ini bersinar terang meneruskan cahaya mentari pagi dari luar gereja.

Baca Juga:  Penyuluh Katolik Berkolaborasi dengan Komunitas Doa Santa Faustina Melaksankan Pembinaan Iman di Rutan Wirogunan

Pada dinding kiri dan kanan gereja juga tergantung 14 relief 3 dimensi yang menggambarkan 14 peristiwa Jalan Salib. Ukirannya detail dan hidup. Penulisan nama peristiwa masih menggunakan Bahasa Belanda. Sebagai gambaran, pada Perhentian Pertama, tertulis: Jezus Wordt Ier Dood Eroordeeld (Yesus dijatuhi hukuman mati).

Sedangkan di atas pelengkung depan altar, terdapat tulisan: ADORO TE DEVOTE, LATENS DEITAS (Bahasa Latin). Kalimat ini  adalah bagian awal dari himne gereja berjudul “Adoro Te Devote” yang ditulis oleh Santo Thomas Aquinas pada tahun 1264, untuk menghormati Sakramen Maha Kudus. Kalimat pendek ini  memiliki arti:  Aku memuja-Mu dengan bakti, Allah yang tersembunyi. Suatu ajakan  kepada semua yang hadir dalam gereja untuk memuja, menghormat Allah yang tersembunyi dalam Sakramen Maha Kudus.

Pesan yang sungguh mengena dan akan ku ingat selalu.

 

Fidensius Gunawan (Kontributor, Tangerang Selatan)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Popular Articles