HIDUPKATOLIK.COM – Paus Leo bertemu dengan Presiden Palestina Mahmoud Abbas, membahas “kebutuhan mendesak” untuk mengakhiri konflik di Gaza dan masuknya bantuan kemanusiaan.
Pada Kamis pagi, 6/11/2025, seperti dilansir Vatican News, Paus Leo bertemu dengan Mahmoud Abbas, Presiden Negara Palestina, dan membahas “kebutuhan mendesak untuk memberikan bantuan kepada penduduk sipil di Gaza”.
Percakapan yang berlangsung di Vatikan ini merupakan pertemuan pertama antara keduanya, yang sebelumnya hanya berkomunikasi melalui telepon.
Sebuah pernyataan dari Kantor Pers Takhta Suci menggambarkan pertemuan tersebut berlangsung “akrab”, dan menambahkan bahwa di antara topik-topik yang dibahas juga terdapat kebutuhan mendesak untuk “mengakhiri konflik dengan mengupayakan solusi dua negara”.
Ziarah ke Makam Paus Fransiskus
Sehari sebelum pertemuannya dengan Paus Leo, Presiden Abbas mengunjungi Basilika Santa Maria Maggiore untuk memberikan penghormatan terakhir di makam Paus Fransiskus.
Kunjungan ini merupakan tindakan pertamanya setelah tiba di Roma pada Rabu sore.
Berbicara kepada para wartawan yang menunggu di tangga Basilika, Presiden Abbas berkata: “Saya datang menemui Paus Fransiskus karena saya tidak dapat melupakan apa yang telah beliau lakukan untuk Palestina dan rakyat Palestina, dan saya tidak dapat melupakan bahwa beliau mengakui Palestina tanpa perlu diminta oleh siapa pun.”
Kunjungan Presiden Abbas ke makam Fransiskus, yang didampingi oleh biarawan Fransiskan Mesir, Ibrahim Faltas, mantan Vikaris Kustodi Tanah Suci, berlangsung sekitar lima belas menit.
Presiden meletakkan karangan bunga di atas makam marmer sederhana yang bertuliskan Franciscus.
10 Tahun Perjanjian Komprehensif Palestina-Takhta Suci
Kunjungan Presiden Abbas ke Vatikan juga menandai peringatan 10 tahun penandatanganan ‘Perjanjian Komprehensif antara Takhta Suci dan Negara Palestina’.
Teks yang ditandatangani pada 26 Juni 2015 tersebut menyatakan komitmen kedua belah pihak terhadap penentuan nasib sendiri Palestina dan solusi dua negara.
Teks ini juga menekankan signifikansi simbolis dan spiritual Yerusalem bagi umat Yahudi, Kristen, dan Muslim. (fhs)
