Tradisi Pesta Panen, Ternyata Masih Ada di Austria

371
Hasil panen persembahan umat saat Erntedank dalam Perayaan Ekaristi di Gereja Maria am Gestade, Wina Austria. (Foto: Bene Xavier)
5/5 - (2 votes)

HIDUPKATOLIK.COM – Ada hal menarik di gereja-gereja Katolik Austria setiap minggu pertama atau kedua Oktober, yaitu pada bagian altar terdapat dekorasi berbagai hasil panen berbagai buah dan sayuran.

Berbagai sayuran dan buah tersebut merupakan persembahan umat yang akan diberkati oleh imam di akhir misa. Bahkan umat juga membuat dekorasi sebuah mahkota raksasa yang terbuat dari helai tanaman gandum.

Mahkota raksasa yang terbuat dari helai tanaman gandum menjadi dekorasi utama dalam tradisi Erntedank disertai berbagai sayuran dan buah hasil panen. (Foto: Bene Xavier)

Biasanya umat akan datang ke gereja mengikuti misa dengan mengenakan pakaian tradisional Austria (Trachten) dan di akhir misa akan ada prosesi berpawai keliling wilayah sekitar dengan diiringi permainan alat musik tradisional. Inilah yang disebut Erntedankfest, pesta ucapan syukur hasil panen. Tindakan ini merupakan tradisi turun-temurun sebagai ucapan syukur atas panen yang dialami pada awal musim gugur. Mari kita mengenal lebih jauh tentang tradisi ini.

Awal Mula

Tradisi pesta panen dan pesta kurban sudah menjadi bagian peradaban manusia yang hidup dalam tradisi agama dan budaya, bahkan sebelum masa kekristenan muncul. Manusia sadar bahwa hasil panen yang baik bukanlah semata-mata hasil upaya dan kerja keras mereka sendiri, melainkan dukungan alam yang patut dihargai dan disyukuri.

Pada era Mesir kuno, Yunani kuno dan kekaisaran Romawi, orang memberikan persembahan bagi para dewa kesuburan sebagai ucapan terima kasih atas panen yang baik. Kemudian bangsa Celtic dan Jerman di Eropa tengah dan utara merayakan panen pada akhir musim panas dengan festival panen, dimana mereka mengurbankan hewan dan mempersembahkan bir hasil panen. Ini pulalah yang menjadi cikal bakal terjadinya Oktoberfest (festival bir) yang sangat terkenal di Jerman.

Pada era perjanjian lama terdapat dua festival panen yang dirayakan untuk panen gandum dan panen anggur, yaitu Sukkot yang dilakukan sekitar September/Oktober dan Shawout yang dilakukan sekitar Mei/Juni. Kedua festival tersebut dilakukan bangsa Yahudi sebagai ungkapan syukur kepada Yahweh, Tuhan yang menciptakan panenan. Festival panen yang terjadi kini sangat mirip dengan apa yang dilakukan bangsa Yahudi.

Erntedank Kini

Dalam tradisi Kristen saat ini, awal musim gugur dianggap sebagai pendahulu (persiapan) panen dimana umat melakukan quatember. Quatember adalah masa pertobatan yang dilakukan setiap musim dengan puasa dan doa pada hari Rabu, Jumat dan Sabtu dalam sepekan. Kebiasaan ini sudah dilakukan sejak abad ke-3 pada era kepausan Calixtus I.

Erntedank tidak kemudian menjadi tradisi perayaan Kristen dalam arti sempit karena hal ini bukanlah didasarkan dari kehidupan Kristus seperti Natal dan Paskah. Tradisi ini berjalan hingga berabad-abad karena manusia merasa patut untuk bersyukur atas karunia Tuhan penguasa alam semesta yang mengaruniakan hasil panen.

Sebagai wilayah dengan empat musim, masyarakat Eropa umumnya dan Austria khususnya merasa perlu menyimpan bahan makanan untuk bekal selama menghadapi musim dingin. Maka panen yang dihasilkan pada awal musim gugur dijadikan bekal untuk bertahan hidup di musim dingin.

Melalui Erntedank, mereka tidak sekedar bersyukur atas hasil panen, melainkan juga atas pemeliharan Tuhan bagi kehidupan mereka sehingga tetap bertahan melewati musim dingin yang telah lalu.

Bagi masyarakat Austria, Erntedankfest biasa dilakukan pada minggu pertama sampai minggu kedua Oktober (awal musim gugur). Hal ini ditetapkan sejak 1972 sesuai anjuran Konferensi Waligereja Jerman. Begitu juga dengan Gereja Protestan yang merayakan Erntedankfest pada hari Minggu setelah Michaelistag (Pesta Malaikat Agung St. Mikael) 29 September.

Untuk beberapa wilayah penghasil anggur, Erntedankfest dilakukan pada bulan November karena menunggu panen anggur yang biasa terjadi pada November (musim gugur). Sedangkan beberapa wilayah negara di benua lain juga melakukan tradisi serupa yang dikenal dengan Thanksgiving di waktu yang berbeda, mengingat musim di setiap benua atau negara tidaklah terjadi bersamaan.

Erntedank di Austria dan Jerman bukanlah merupakan hari libur nasional dan bukan juga bagian dari liturgi Gereja. Hal ini lebih sebagai semacam inkulturasi antara tradisi panen dan mengucap syukur pada Allah pencipta alam semesta. Maka hal ini bukanlah hal wajib yang dilakukan oleh Gereja di Austria dan Jerman. Namun demikian, sudah menjadi kebiasaan Gereja Katolik Roma selama berabad-abad untuk bersyukur pada Tuhan atas karya penciptaan dan karunia hasil panen. Maka Ekaristi dirayakan pada minggu pertama bulan Oktober sebagai ungkapan syukur atas hasil bumi dan usaha manusia di altar yang dihiasi dengan berbagai hasil panen.

Dari Wina, Austria, Sr. Bene Xavier, MSsR (Kontributor)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here