web page hit counter
Sabtu, 6 Desember 2025
spot_imgspot_img

Top 5 This Week

spot_img

Related Posts

Lagu Anak Kembali Bergema

5/5 - (2 votes)

HIDUPKATOLIK.COM – Di tengah derasnya arus teknologi dan hiburan digital, lagu anak yang kaya nilai edukatif kini mulai tergeser. Banyak anak saat ini lebih akrab dengan lagu-lagu yang viral dan tidak sesuai usia mereka. Sementara lagu anak yang mendidik dan menanamkan nilai moral semakin jarang terdengar.

Melihat situasi itu, Yayasan Tarakanita bekerja sama dengan Arkoji Studio Production
meluncurkan album lagu anak bertajuk “Bintang Kecil” pada Rabu, 23 Juli 2025, yang bertepatan dengan peringatan Hari Anak Nasional ke-41, di Auditorium SMA Tarakanita 1,
Jakarta Selatan.

Awal Mula

Di balik peluncuran album lagu tersebut tersimpan kisah yang bermula dari semangat kompetisi Olimpiade Sains Tarakanita Nasional (Ostarnas), yang menjadi agenda dua tahunan Yayasan Tarakanita. Ostarnas VI diselenggarakan pada 2024 di Tangerang dan mengumpulkan peserta didik dan guru dari seluruh Sekolah Tarakanita dalam berbagai cabang lomba.

Salah satu cabang lomba yang menarik perhatian adalah lomba cipta lagu pembelajaran khusus jenjang Kelompok Bermain (KB) dan Taman Kanak-Kanak (TK). Berdasarkan seleksi ketat di tingkat wilayah, terpilih tujuh lagu yang mencuri perhatian, tiga diantaranya adalah “Gerakan Badan,” “Gigiku Sehat,” dan “Jagalah Bumi. Lisa A. Riyanto, seorang penyanyi dan produser musik, menjadi salah satu juri lomba ini.

Menurut Sigit Kristiantoro, Kepala Divisi Pendidikan Yayasan Tarakanita, setelah lomba
selesai terdapat diskusi mendalam mengenai kualitas karya para guru. Lisa pun menyatakan kekagumannya atas kreativitas dan kualitas lagu-lagu ciptaan para guru tersebut yang dianggap luar biasa, terlebih mengingat pengalamannya di bidang musik.

Sigit Kristiantoro (Dok. Bernadeth Amorita Manulyu)

“Ketika lomba salah satu jurinya itu adalah Ibu Lisa. Setelah lomba selesai, kami berdiskusi dan beliau meminta izin kepada kami apakah boleh kalau lagu-lagu ini ditindaklanjuti dengan rekaman kemudian nanti dipublikasikan untuk umum,” jelas Sigit.

Baca Juga:  Ketua Lembaga Biblika Indonesia Pastor Albertus Purnomo, OFM: Dibaptis dengan Roh Kudus dan Api

Selain apresiasi terhadap kualitas lagu, ada pula keprihatinan bersama terhadap semakin
berkurangnya produksi lagu anak baru yang orisinal dan edukatif di tengah derasnya konten digital. Atas dasar ini, Lisa kemudian mengajukan permohonan izin kepada Yayasan
Tarakanita untuk melanjutkan langkah rekaman dan publikasi lagu-lagu hasil lomba tersebut agar dapat dinikmati secara luas oleh masyarakat.

Yayasan Tarakanita menyambut positif langkah ini sebagai bentuk penghargaan atas karya
profesional para guru sekaligus sebagai sumbangsih nyata dalam pendidikan anak melalui lagu pembelajaran. Tidak hanya berdampak pada proses pembelajaran di lingkungan sekolah Tarakanita, album ini diharapkan bisa menjadi media edukasi yang menyenangkan bagi anak-anak Indonesia secara umum.

Dukungan Pemerintah

Dukungan dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak menghadirkan kekuatan bagi proyek ini.

Ketika dijumpai HIDUPKATOLIK.COM, Devy Nia Pradhika, Asisten Deputi Koordinasi
Pelaksanaan Kebijakan Pemenuhan Hak Anak, sepakat bahwa lagu anak bukan hanya hiburan tapi juga sebagai sarana edukasi yang efektif untuk membentuk karakter dan kecerdasan anak bangsa.

“Lagu anak selain menghibur juga harus terdapat nilai pembelajarannya agar memberikan
dampak positif bagi anak di masa depan terutama saat nanti Indonesia Emas 2045,” ujarnya.

Penuh Sukacita

Tujuh penyanyi cilik dari kelas vokal Arkoji Vox – Theana Alexandra Mariaputri, Paula,
Annabela Hanyaa Agasya Prabangkara, Luc Benerith, Andreas Avellino Elang Reswara, Rehuel Karsten Ataraxia Kosalla, dan Myesha – menyumbangkan suara indah mereka dalam album ini.

Tawa riang dan sorak-sorai anak-anak mengisi seluruh ruangan. Anak-anak TK dan SD
Tarakanita Blok Puloraya yang menghadiri acara ini tampak sangat antusias dan gembira. Saat mereka mendapat kesempatan untuk mengajukan pertanyaan tentang lagu yang dibawakan oleh para penyanyi cilik tersebut, mereka langsung bersemangat mengacungkan jari. Bagi mereka yang menjawab pertanyaan dengan benar, mereka mendapat hadiah.

Baca Juga:  Kongregasi FCh Rayakan 34 Tahun Kemandirian dan Hidup Membiara di Palembang

Fakta Menarik

Album lagu tersebut tidak hanya menjadi karya edukatif yang menggabungkan kreativitas guru-guru Yayasan Tarakanita tapi juga mengusung misi penting untuk melestarikan warisan musik keluarga produser, Lisa A. Riyanto. Keluarga Lisa sampai sekarang masih menyimpan sebuah buku tulis usang yang berisi kumpulan lagu-lagu anak ciptaan sang kakek, maestro legendaris, Daldjono, lengkap dengan notasi dan lirik tulisan tangan. Dari 10 lagu dalam album ini, tiga diantaranya merupakan karya cipta Daldjono, yaitu “Bintang Kecil,” “Peramah dan Sopan,” dan “Tukang Kayu.”

Salah satu lagu yang paling ikonik adalah “Bintang Kecil,” lagu anak sepanjang masa yang sejak lama dikenal luas oleh anak Indonesia.

(Kanan ke kiri) Theana, Anya, Andreas, Rehuel, dan Benerich (Dok. Bernadeth Amorita Manulyu)

Namun Lisa mengungkapkan fakta menarik.

“Ternyata banyak orang selama ini salah menyanyikan sebagian lirik lagu ini. Yang benar adalah ‘bintang kecil di langit yang tinggi,’ bukan ‘di langit yang biru’ seperti yang sering terdengar dan juga masih ada beberapa notasi pada lagu tersebut yang selama ini juga sering salah dinyanyikan,” ungkapnya.

Selain “Bintang Kecil,” lagu lain yang juga mendapat perhatian khusus dalam pelestarian notasi aslinya adalah “Peramah dan Sopan.”

“Sama halnya dengan lagu ‘Bintang Kecil,’ ada bagian notasi yang berbeda dari versi yang biasa dinyanyikan masyarakat saat ini,” jelasnya.

Tak hanya soal pelestarian lagu klasik, Lisa juga berbagi pengalaman tentang dinamika latihan vokal bersama anak-anak, yang beragam sifatnya.

“Anak-anak memiliki waktu konsentrasi yang terbatas, jadi dalam satu jam latihan vokal harus ada pemanasan, sedikit teori, dan lebih banyak praktek,” ujarnya.

Baca Juga:  Paus Leo tentang AI: Generasi Baru Harus Dibantu, Bukan Dihalangi

Pendekatan ini mendukung proses pembelajaran yang efektif dan menyenangkan bagi anak-anak dalam menguasai lagu-lagu yang penuh nilai edukasi.

Penyanyi Cilik

Di balik harmonisasi yang tercipta tersimpan cerita manis tentang antusiasme dan pengalaman baru yang dialami para penyanyi cilik. Lisa mengungkapkan sisi menarik selama proses rekaman dan shooting proyek ini.

Menurut Lisa, proses rekaman vokal dilakukan dalam dua hari. Pada hari pertama, empat anak merekam lagu mereka. Sementara pada hari kedua, giliran tiga anak lainnya.

“Ada lagu yang dinyanyikan solo, duet, hingga beramai-ramai sehingga pengaturan rekaman cukup beragam,” ujarnya.

Sementara itu, proses shooting video hanya memakan waktu satu hari, dilakukan terpisah dari jadwal rekaman suara.

Lisa juga menceritakan hal lucu di saat proses rekaman.

Peluncuran album “Bintang Kecil” secara simbolis. (Dok. Bernadeth Amorita) Manulyu

“Di tengah waktu tunggu giliran rekaman, ada seorang anak bernama Andreas yang sempat tidur siang, hal unik yang belum pernah saya alami selama produksi lagu anak,” tutur Lisa sambil tertawa.

Pengalaman ini juga menjadi momen pertama bagi sebagian besar anak untuk terlibat langsung dalam rekaman dan shooting profesional. Meski harus berulang kali take, semangat dan kegembiraan mereka tetap terjaga.

“Meski melelahkan karena panjangnya durasi rekaman, anak-anak tetap antusias menghadapi pengalaman baru ini,” imbuhnya.

Semangat, keceriaan, dan dukungan sejak awal hingga akhir produksi album “Bintang Kecil” menjadi gambaran bahwa karya ini benar-benar lahir dari hati, didukung oleh kerja sama semua pihak, untuk menciptakan lagu anak berkualitas yang menginspirasi dan menyenangkan. Album tersebut dapat dinikmati di berbagai digital platform, seperti Spotify dan YouTube Music.

Bernadeth Amorita Manulyu

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Popular Articles