web page hit counter
Jumat, 5 Desember 2025
spot_imgspot_img

Top 5 This Week

spot_img

Related Posts

Mengenang Setahun Pesona Kesahajaan Fransiskus

Rate this post

HIDUPKATOLIK.COM – SELASA pagi (3/9/2024), pesawat yang membawa Paus Fransiskus mendarat di Bandara Udara Internasional Soekarno Hatta, Cengkareng, Jakarta. Di tangga pesawat telah menunggu para penjemput dari kalangan pemerintah RI dan panitia nasional. Mengingat Paus merupakan Kepala Negara Kota Vatikan maka pemerintah Indonesia pun memberikan penghormatan layaknya kepala pemerintahan negara-negara yang berkunjung ke Indonesia.

Diterima Presiden Joko Widodo di Istana Negara.

Satu hal yang langsung mencuri perhatian publik dan segera menyebar ke segala penjuru dunia. Dari Bandara, Paus tidak menggunakan mobil VIP tamu kenegaraan. Ia memilih mobil sederhana. Ia pun duduk di sebelah supir di depan. Ini yang mencengangkan. Ia selalu membua kaca mobil di setiap kali ada kerumunan orang di pinggir jalan yang mengelu-elukannya mulai dari Bandara hingga ke Nunsiatura (Kedubes Vatikan di Jakarta. Ia pun tinggal di sini salama di Jakarta). Ia melempar senyum dan melambaikan tangan. Lambaian yang membuat histeria kerinduan umat Katolik yang menunggu-nunggu kedatangan Paus kelahiran Argentina ini.

Baca Juga:  Penyuluh Katolik Berkolaborasi dengan Komunitas Doa Santa Faustina Melaksankan Pembinaan Iman di Rutan Wirogunan

Meminjam diksi terkini, Paus yang berkendara sederhana itu menjadi viral. Bahkan dijadikan sindiran bagi pejabat-pejabat Indonesia yang senang memamerkan kemewahan. Perhatian publik langsung tertuju kepada Paus. Karena kondisi kesehatannya yang terganggu, ia terpaksa menggunakan kursi roda sederhana. Kesahajaan itu kian tersingkap tatkala imam besar Istiqlal, Nasaruddin Umar memberi kesaksian bahwa solideo yang dikenakan Paus sudah tampak lusuh. Kisah lain disampaikan Kardinal Ignatius Suharyo. Sepatu yang dikenakan Paus sudah “nekuk-nekuk” alias tua.

Kesahajaan yang memancar dari sosok Paus Fransiskus tidaklah datang tiba-tiba. Jikalau kita mengamati sepatu yang dikenakan pada kakinya saat ia wafat, tampaknya sepatu yang sama itu yang ia kenakan ketika dia masih menjabat Uskup Agung Buenos Aires, Argentina. Sepatu yang sama pula yang ia pakai ke Indonesia.

Baca Juga:  Dalam Misa di Beirut, Paus Leo: Bebaskan Hati Kita untuk Membawa Perdamaian dan Keadilan ke Lebanon

Saat terpilih menggantikan Paus Benediktus XIV, Paus Fransiskus memilih tidak tinggal di Istana Kepausan, tapi di Wisma Martha. Ia mengerjakan pekerjaan-pekerjaan rutin seperti menerima telepon atau menelepon langsung, mambawa tasnya bila bepergian, melayani sendiri di kamar makan, pergi ke tukang cukur rambut tanpa pengawalan berlebihan. Tak ada yang berubah darinya kendati dia adalah Pemimpin Tertinggi umat Katolik sedunia.

Maka, pembawaannya yang bersahaja selama empat hari di Jakarta (3-6/2024) merupakan praktik penghayatannya akan kaul-kaul yang diikrarkannya sebagai imam Jesuit. Saat terpilih menjadi Paus, ia memilih Fransiskus dari Assisi sebagai nama pontifikatnya. Seorang santo yang dikenal sebagai orang yang hidup dalam kesederhaan total, menjadi pengemis.

Baca Juga:  Maria Bunda Penasihat Baik Resmi Jadi Pelindung
Kardinal Ignatius Suharyo menyambut Paus Fransiskus di Bandara Soekarno Hatta (3/9/2024)

Cahaya kesederhanaan Paus Fransiskus pun terpancar dalam tiap perjumpaan dengan setiap orang. Kesederhaan yang dibalut dengan kerendahan hati yang mendalam. Saat Nasaruddin Umar mencium keningnya, ia pun tak sungkan mencium tangan Nasaruddin. Dunia terpana dan terpesona pada momen itu. Penghargaannya pada harkat dan martabat setiap pribadi, siapa pun, dari kalangan mana pun, adalah harta paling berharga yang ia hidupi dan wariskan kepada semua orang. Dalam wasiatnya, ia mengatakan agar di pusaranya hanya ditulis namanya saja, Fransiskus, tanpa ada embel-embel Paus.

Sumber: Majalah HIDUP, Edisi No. 37, Tahun Ke-79, Minggu, 14 September 2025

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Popular Articles