HIDUPKATOLIK.com – Sebaiknya agama tidak dijadikan alasan ketika menempati jabatan publik tertentu. Integritas pribadi menjadi lebih utama serta penting.
MANTAN Menteri Perhubungan RI Ignasius Jonan mengingatÂkan umat Katolik agar tidak menjadikan agama sebagai halangan untuk menempati jabatan publik tertenÂtu. “Jangan terlalu berpikir kita dipersuÂlit karena agama. Sekian tahun menjadi pejabat, saya tidak mengalami hal itu,†katanya saat berbicara dalam Hari Studi Komisi Kerasulan Awam (Kerawam) Keuskupan Purwokerto awal September lalu.
Lanjut Jonan, baik orang Katolik mau pun para pemimpin Katolik, jangan terlalu melankolis, apalagi menjadikan agama sebagai alasan. Bagi Jonan, yang mesti diusahakan adalah integritas. “Kalaupun seorang pemimpin tidak mempunyai pengetahuan dan keteramÂpilan yang cukup, minimal bisa mem beÂri teladan yang baik.â€
Jonan berbagi pengalaman, pada maÂsa awal menempati jabatan Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia, perÂusahaan menetapkan kereta api bebas asap rokok. Maka meskipun ia seorang perokok, ia menahan diri untuk tidak merokok selama perjalanan naik kereta api. “Jangan membuat pengecualian apa pun, jika Anda menjadi pemimpin,†ujarnya.
[nextpage title=”JADI PEJABAT BUKAN SOAL AGAMA”]
[HIDUP/Sutriyono]
Jonan diangkat menjadi Direktur UtaÂma PT Kereta Api Indonesia pada 25 FeÂbruari 2009 sampai 27 Oktober 2014. Saat Joko Widodo terpilih menjadi PreÂsiden RI, Jonan diangkat menjadi MenÂteri Perhubungan pada 26 Oktober 2014. Hanya satu setengah tahun memangku tanggung jawab itu, Jonan dicopot pada 27 Juli 2016.
Sekitar seratus pejabat publik berÂagama Katolik yang berkarya di wilayah Keuskupan Purwokerto hadir dalam acara yang berlangsung di Hotel DomiÂnic Purwokerto, Jawa Tengah ini. MeÂreka adalah pejabat dari yang paling rendah, seperti Ketua RW hingga Wakil Bupati Banyumas, Laurentius Budhi SeÂtiawan.
Sutriyono (Purwokerto)
Benar. Jadi garam dan terang, tidak boleh cengeng. Harus bisa jadi pembeda.