TARIAN DAN LIVE IN BUKA IYD

132
OMK Keuskupan Palangkaraya bersama OMK Paroki Raja Damai Manado
[HIDUP/Edward Wirawan]
Rate this post

HIDUPKATOLIK.com - Orang muda Katolik dari seluruh Indonesia telah tiba di Keuskupan Manado untuk mengikuti IYD 2016. Live in yang mengawali IYD, mengajak orang muda mencicipi hidup bersama umat.

ORANG muda Katolik (OMK) dari berbagai keuskupan menginjak­kan kaki di kota Nyiur Melambai, Manado, Sulawesi Utara, Kamis, 29/9. Pa­nitia lokal menyambut mereka dan lang­sung diantar ke paroki­-paroki yang sudah di pilih sebagai lokasi live in. Kegiatan live in berlangsung selama tiga hari.

Kemeriahan mulai terasa sejak keha­diran para kontingen IYD 2016. Berbagai atribut IYD terpampang di sepanjang jalan trans Manado-­Tomohon. Ketua Panitia IYD Paroki Raja Damai Manado Michael Sikape mengaku senang atas kedatangan OMK dari Keuskupan Pa­langkaraya. Mereka disambut dengan Tarian Kabesaran, tarian perang Suku Minahasa. Tak mau kalah, kontingen Palangkaraya unjuk kebolehan dengan mempersembahkan Tarian Dadas, tarian adat Dayak untuk memohon rah­mat kesembuhan. “Saya menangkap keakraban yang cepat terajut antara OMK Palangkaraya dengan mereka,” ujar Ketua Panitia Komisi Kepemudaan  Keuskupan Palangkaraya Romo Bernar­dinus Penta.

Di Gereja Paroki St Ignatius Manado tak kalah heboh. OMK Keuskupan Agats membawakan tarian Andy Jiwindy dan meminta OMK setempat ikut menari bersama. Mereka senang bisa bergoyang bersama setelah perjalanan yang me­lelahkan dari Papua. Untuk sampai ke Manado, OMK Agats-­Asmat harus me­nempuh perjalanan lewat laut selama se­minggu melewati Timika, Ambon, dan Tanimbar.

Keluarga Baru

Selama live in, OMK tinggal di rumah­ rumah warga. Sebanyak 73 OMK Ke­uskupan Bandung live in di Paroki Hati Kudus Yesus Tanawangko, sekitar 40 kilometer dari kota Manado. Di sana mereka tinggal tak hanya di rumah umat Katolik, tetapi juga rumah umat Islam dan Protestan. Datang dari Bumi Pasundan, mahasiswi Ilmu Komunikasi Universitas Gunadarma Jakarta Veronika Dina Maryani mengaku bergembira karena mendapat tempat live in di rumah Sarah Sumah yang beragama Islam. “Mama (Sarah, Red.) tinggal sendiri, karena ketiga anak dan suaminya tinggal di Ternate. Jadi senang sekali bisa berbagi dengan Mama,” ujarnya.

Sementara OMK Keuskupan Agung Ja­karta (KAJ) live in di Paroki Fransiskus Xa­verius Guaan, sebuah wilayah dimana se­bagian penduduknya adalah petani. Wakil Ketua Komkep KAJ Bondan Wicaksono mengatakan, “Teman-teman OMK dari KAJ juga ikut ke kebun membantu ‘orang­ tua baru’ mereka.”

Di sela acara live in, secara berkala OMK berkumpul bersama di paroki untuk acara Bible Sharing. Acara untuk mengajak OMK kembali mendalami kehidupan doa, kata Romo Rheinner Saneba. Ketua Humas IYD ini menjelaskan, “Selama ini, saya kira OMK terlalu jauh berada dalam ruang­ ruang nikmat dan meninggalkan ruang­ ruang doa.”

Edward Wirawan (Manado)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here