Sekjen PMKRI: Penghargaan Kemenpora Sebagai Pemacu Semangat

175
Perwakilan Pengurus Pusat PMKRI bersama anggota PMKRI Cabang Palangkaraya bersama usai menerima penghargaan dari Kemenpora.
Rate this post

HIDUPKATOLIK.com – PENGURUS Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) Cabang Palangkaraya bertepuk tangan begitu nama PMKRI disebutkan dalam upacara peringatan Sumpah Pemuda ke 88 di Sanaman Mantikei Palangkaraya, Kalimantan Tengah, Jumat, 28/10.

Dari puluhan OKP yang hadir, hanya, PMKRI bersama empat OKP lainnya yang nama-nya disebut. Apa sebab? PMKRI berhak menerima penghargaan dari Kemenpora sebagai juara II OKP Nasional Berprestasi. (Baca: PMKRI OKP Terbaik Kedua)

Bernadus Tri Utomo, Sekretaris Jenderal Pengurus Pusat PMKRI yang menghadiri acara mengaku senang atas penghargaan itu. Penghargaan itu, lanjutnya, tidak serta merta membuat PMKRI menepuk dada dan berpuas diri. Bagi Tom, sapaannya, penghargaan itu mesti dimaknai sebagai semangat baru PMKRI untuk lebih hadir di tengah masyarakat, bangsa dan negara. “PMKRI harus semakin mewujudnyatakan apa yang dituangkan dalam program kerja PMKRI, yg telah dibahas secara nasional dalam Rapat Kerja Nasional di Jayapura,” tegas Tom.

Program kerja PMKRI, lanjut Tom berfokus pada empat hal. Pertama, melawan segala bentuk radikalisme. Kedua, penegakan hukum dan HAM. Ketiga, pendampingan desa dan kempat, memerangi segala bentuk pengerusakan alam.

Indonesia, kata Tom, seringkali berada dalam ancaman konflik yang berbau SARA. PMKRI melalui keberadaannya dalam rumpun OKP Cipayung berada di garis depan untuk menentang segala yang melawan keberagaman dan kemajemukan. “PMKRI selalu menyuarakan pentingnya kesadaran akan keberagaman yang kemudian menjadi semangat bersama dan modal untuk membangun bangsa. OKP harus bercermin pada Bhineka Tunggal Ika.”

Tom menilai, keberadaan semua OKP Cipayung merupakan cerminan bagaimana pluralitas itu dijaga dan menjadi kekuatan bersama. Pemahaman pada semangat pluralisme, lanjut Tom, menjadi standing point untuk memerangi radikalisme agama dan SARA.

PMKRI sebagai OKP yang lahir dari rahim Ibu Pertiwi juga tak memungkiri latar dan sejarahnya sebagai anak Gereja. “PMKRI hari ini harus menuangkan tindakan dan kerja nyata berdasarkan nilai nilai Kekatolikan,” tegas Tom.

Karena itu, seruan Sri Paus menjadi acuan gerakan PMKRI yang diterjemahkan dalam kegiatan dan program kerja PMKRI. “Seruan Bapa Paus dalam ensiklik Laudato Si misalnya, menjadi pegangan PMKRI secara nasional untuk memerangi pengerusakan alam. Isu lingkungan hidup menjadi salah satu program kerja kami,” urai Tom saat ditemui usai upacara.

Dalam upacara yang dipimpin langsung oleh Imam Nahrawi, Menteri Pemuda dan Olahraga ini, digelar berbagai kegiatan, seperti tari masal jambore Pemuda Indonesia dan pelepasan balon dan burung merpati ke angkasa. Perwakilan Pemuda dari 34 Propinsi mengadakan defile dengan mengenakan simbol khas daerah masing-masing.

Selain itu, 34 orang perwakilan Pemuda dari setiap propinsi memasukan tanah dan air ke dalam sebuah guci sebagai simbol menyatunya tanah dan air Indonesia. Pemuda-pemudi berprestasi juga mendapatkan penghargaan dari Kemenpora. Acara ditutup dengan penandatanganan peringatan hari Sumpah Pemuda di atas kain putih sepanjang 88 meter.

Edward Wirawan(Palangkaraya)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here