Hospitalitas Sahabat-Sahabat Baru Romo Budi

102
Rate this post

HIDUPKATOLIK.com – SEJAK menjalani tugas perutusan sebagai Pastor Kepala Reksa Pelayanan Kampus (RPK), Romo Aloys Budi Purnomo mengaku mendapat anugerah sahabat-sahabat baru yang ramah. Itulah yang dia sebut hospitalitas sahabat-sahabat baru.

Ritme Harian
Setiap harinya, dari Senin-Jumat, resminya pada pukul 08.00 – 16.00 WIB, Romo Budi berkantor di ruang Kepala RPK, salah satu ruang di lantai empat Gedung St Mikael Unika Soegijapranata, Semarangd, Jawa Tengah. Itulah ritme harian yang dialaminya saat ini, sesudah melaju dari Ungaran menuju Semarang, yang hari-hari ini selalu macet akibat lambatnya pembangunan ruas jalan di Jatingaleh.

Sesudah parkir di lantai dua ruang parkir Unika Soegijapranata, Romo Budi menuruni 22 anak tangga. Dari situ ia naik menuju lantai empat menapaki 61 anak tangga. Hitung saja setiap hari berapa anak tangga dia lewati naik-turun datang-pulang. Belum kalau ada sesuatu tertinggal di kendaraan, maka jumlahnya bertambah menjadi dua kali lipat.

“Sekalian olah raga, pagi dan sore. Saat naik kadang terengah-engah. Saat turun lutut yang majenun!” Seloroh romo yang kadang-kadang masih bermain bulu tangkis itu.
“Toh lama-lama jadi biasa dan menyehatkan!” ungkapnya kepada HIDUP .

Hospitalitas Ikhlas
Setiap kali datang, bila tiba di kampus pukul 07.00 WIB, Romo Budi akan berjumpa dengan sahabat-sahabat barunya yang ramah. Mereka adalah para petugas cleaning service. Di lantai satu, ada Mbak Martinah. Di lantai dua ada Mbak Parsinem. Di lantai tiga ada Mbak Widanti dan di lantai ada Mas Panggih. Itu nama-nama panggilan mereka.

Tiap kali Romo Budi tiba, mereka dengan ramah menyapa, “Selamat pagi Romo!” Lalu Mbak Parsinem akan berkata, “Alhamdulillah Romo sehat. Saya mohon doa diberi kesehatan juga. Berkatnya Romo ya. Amin. Amin. Amin.” Itu dikatakan saat Romo Budi menyalami Mbak Parsinem.

Mas Panggih juga sama. Dia akan menyapa ramah. Dialah yang membersihkan dan mengepel ruang kantor Romo Budi. Asalnya dari Gunungpati. Hal-hal inilah yang selama ini meneguhkan dan menguatkan iman Romo Budi. Mereka juga bukan orang Katolik. Agamanya berbeda dengan Romo Budi, namun menurut Romo Budi, imannya sama yakni beriman kepada Tuhan yang Maha Esa. Itulah yang membahagiakan dia: hidup dalam kerukunan dengan siapa saja.
 
(ANS)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here