Ada Anugerah Pengampunan dengan Berdoa kepada Kerahiman Ilahi

16822
3.9/5 - (8 votes)

INTI DEVOSI
Inti DKI (Devosi Kerahiman Ilahi) itu terdiri dari lima bagian yang sama pentingnya dan tidak terpisahkan antara lain:
1. Gambar Yesus Maha Rahim
2. Pesta Kerahiman Ilahi
3. Rosario (Koronka) Kerahiman
4. Jam Kerahiman
5. Penyebarluasan devosi Kerahiman Ilahi

1. Gambar Yesus yang Maharahim.
Dengan tulisan “Yesus Engkau Andalanku”, lukisan yang ajaib itu
Ditunjukkan kepada St. Faustina oleh Yesus sendiri dalam penampakan-Nya tanggal 22-2-1931:
“Sore itu ketika aku berada dalam kamarku, aku melihat Tuhan Yesus berpakaian jubah putih.Tangan kanan-Nya terangkat seperti sikap memberi berkat dan tangan kiri-Nya terdekap di dada-Nya. Dari pakaiannya yang terbuka di dada keluar sinar besar, yang satu berwarna merah dan yang satu berwarna lagi nampak pucat ….. Kemudian Yesus bersabda : “Lukislah sebuah gambar tepat seperti yang kau lihat ini dan sertakanlah tulisan dibawah ini :
“Yesus Engkau Andalanku” Aku ingin supaya gambar itu dihormati mula-mula di kapelmu, lalu kemudian diseluruh dunia Aku berjanji, bahwa jiwa yang menghormati gambar itu tak akan binasa. Untuk mereka Aku menjanjikan juga kemenangan atas musuh-musuh mereka mulai di dunia ini pada jam kematian mereka. Aku sendiri akan membela mereka seperti kemuliaan-Ku” (B.H.-1,18).
Kemudian tahun 1934 sementara berdoa aku mendengarkan: “ Dua sinar itu melambangkan darah dan Air. Yang pucat melambangkan air yang menguduskan jiwa-jiwa, Yang merah melambangkan darah yang memberi hidup jiwa-jiwa. Dua sinar itu keluar dari Kerahiman-ku ketika dibuka dengan tombak di salib. Sinar-sinar itu melindungi jiwa-jiwa terhadap murka Bapa-Ku. Berbahagialah orang yang hidupn dalam naungan-Nya, karena tangan Allah yang Adil tidak akan menyentuhnya!’ (B.H.-1,130).
Tetapi Yesus terus memperingatkan kita terhadap ”devosi kosong” yang berarti kita memiliki gambar dan berdoa, tetapi hidup kita jauh dari ajaran Yesus dan jauh dari teladan hidup-Nya. “Melalui gambar itu Aku memberikan banyak rahmat kepada jiwa-jiwa. Dan gambar itu akan membuat orang ingat akan tuntunan Kerahiman.

2. Pesta Kerahiman Ilahi
Tuhan Yesus sendiri meminta supaya diadakan pesta peringatan Kerahiman itu. Dalam penampakan-Nya (22-2-1931) kepada Faustina. Tuhan Yesus mula-mula berbicara tentang gambar ajaib. Kemudian Ia meminta supaya diadakan Pesta Kerahiman Ilahi:
“Aku mau supaya ada Pesta Kerahiman, Aku mau supaya gambar kerahiman itu diberkati secara mulia pada hari Minggu Pertama sesudah Paskah. Hari Minggu itu harus menjadi Pesta Kerahiman” (B.H-1,18).

Nampaknya Yesus menganggap perihal pesta peringatan itu penting sekali, karena itu diulangi-Nya lagi: ”Aku mau supaya pada Hari Minggu Pertama sesudah Paskah gambar ini dihormati di muka umum. Hari Minggu iti adalah pesta kerahiman.

Melalui sabda yang menjelma Aku mau supaya orang mengerti dalamnya KerahimanKu”.(B.H-1,37).”Pesta itu muncul dari dalam kerahimanKu. Tiap jiwa yang percaya dan berharap pada kerahimanKu akan menerimanya.”(B.H-1,75) “Katakanlah kepada jiwa-jiwa putriKu, bahwa Aku memberi kepada KerahimanKu, supaya mereka dapat membela diri dihadapan murka Allah.

Aku sendiri akan berjuang menggantikan mereka dan menahan murka yang adil dari BapaKu. PutriKu,katakanlah, bahwa pesta KerahimanKu keluar dari rahimKu supaya seluruh dunia dihibur”.(B.H-V,113).

3. ”Rosario Kerahiman” ( Koronka )
Dalam penampakan di 13-14 september 1935 Tuhan Yesus sendiri mengajar Sr.Faustina bagaimana ia (dan kita semua) harus berdoa “Rosario Kerahiman”. Dalam bahasa Polandia, Yesus memakai kata “Koronka” yang artinya “mahkota kecil” juga berarti “untaian manik-manik bagus” yang biasanya dihadiahkan kepada orang yang kita kasihi.

Kata Yesus: ”Doa itu bertujuan untuk memadamkan murkaKu” jiwa-jiwa yang akan berdoa “Rosario Kerahiman” akan dirangkul oleh kerahimanKu selama hidupnya terutama pada jam kematiannya” (B.H-11-171)

4. Jam Kerahiman pada jam 3 sore.
Dalam penampakan tahun 1937, Yesus meninta supaya Sr. Faustina (dan kita semua) menghormati jam kematian-Nya secara khusus “ Aku memperingatkan engkau, agar setiap kali engkau mendengar bunyi jam menunjukkan pukul 3 sore, hendaknya engkau membenamkan dirimu seutuhnya dalam Kerahiman-Ku sambil memuliakan dan memuji-Nya.

Kumandangkan kemahakuasaan-Nya bagi seluruh dunia, terutama bagi para pendosa yang malang. Pada saat itu kerahimanKu akan terbuka lebar-lebar untuk semua jiwa-jiwa. Pada jam itu dunia akan memperoleh rahmat kerahiman yang mengalahkan pengadilan.

Putriku, usahakanlah berdoa jalan salib pada jam itu, kalau tidak terhalang oleh kewajibanmu. Kalau tak mungkin berdoa jalan salib, cobalah sebentar saja memasuki kapel, lalu hormatilah hati-Ku yang penuh kerahiman dalam Sakramen Mahakudus.

Kalau juga tak ada kemungkinan masuk kapel, benamkanlah dirimu dalam doa dimana saja engkau berada, biarpun hanya sebentar saja.. Aku akan menutut supaya semua mahluk memuji Kerahiman-Ku, tetapi lebih dahulu dari engkau, karena Aku telah membuka rahasia-Ku ini kepadamu” (B.H-V,145).

Pada kesempatan lain Yesus menambahkan lagi: “Putri-Ku, tulislah bahwa semakin besar kekuranganmu, semakin besar pula engkau memiliki hak untuk Kerahiman-Ku. Dan bujuklah semua jiwa untuk berharap pada anugerah rahmat yang tak dapat dipahami, yakni Kemurahan-Ku, sebab Aku ingin menyelamatkan mereka semua.

Sumber Kerahiman-Ku dibuka lebar-lebar dengan tombak di salib untuk semua jiwa tanpa kecuali, “Pada setiap jam tiga sore hendaknya engkau memohon kerahiman-Ku khususnya untuk para pendosa. Biarpun hanya sebentar saja, renungkanlah sengsara-Ku, khususnya saat Aku merasa ditinggalkan pada jam ajal-Ku tiba, itulah saat turunnya kerahiman yang besar kepada seluruh dunia.

Dalam agama lain orang bisa memberi tanda untuk berdoa lima kali sehari. Apakah tidak baik, kalau pada jam 3 sore lonceng gereja dibunyikan biarpun hanya sebentar saja ? Bukankah jam 15 (jam 3 sore) adalah tanda pada jam yang paling penting untuk hidup iman kita, yaitu jam penyelamatan dan kerahiman.

5. Penyebarluasan devosi kepada Kerahiman Ilahi.
Bahwa Penyebar luasan devosi ini adalah bagian yang penting dari inti devosi kepada Kerahiman Ilahi, dibenarkan oleh Yesus sendiri dengan banyak janji-Nya yang besar.

“Aku berjanji akan menurunkan rahmat yang besar kepadamu dan kepada semua orang yang menyebarluaskan devosi Kerahiman Ilahi. Aku sendiri akan membela mereka pada jam kematian mereka seperti kemuliaan-Ku sendiri.

Meskipun dosa-dosa mereka gelap seperti malam, jiwa-jiwa yang menyebarluaskan devosi kepada Kerahiman-Ku akan Kulindungi seumur hidupnya bukan sebagai hakim, melainkan Penyelamat yang Maharahim. Pada jam terakhir itu jiwa-jiwa tak akan mempunyai senjata lain untuk membela diri, kecuali Kerahiman-Ku.

“Pesta ini muncul dari lubuk kerahiman-Ku yang terdalam, dan diperteguh oleh kedalaman belas kasih-Ku yang paling lemah lembut (420). Adalah kehendak-Ku agar pesta ini dirayakan dengan khidmad pada hari Minggu pertama sesudah Paskah. Aku menghendaki Pesta Kerahiman Ilahi menjadi tempat perlindungan dan tempat bernaung bagi segenap jiwa-jiwa, teristimewa para pendosa yang malang.

Pada hari itu, lubuk belas kasih-Ku yang paling lemah-lembut akan terbuka. Aku akan mencurahkan suatu samudera rahmat atas jiwa-jiwa yang menghampiri sumber kerahiman-Ku (699)”

Tergerak oleh permenungan akan Allah sebagai Bapa yang Maharahim, maka St Bapa Suci Yohanes Paulus II menghendaki agar sejak saat ditetapkannya, Minggu Paskah II secara resmi dirayakan sebagai Minggu Kerahiman Ilahi oleh segenap Gereja semesta.

Hal ini dimaklumkan beliau pada tanggal 30 April 2000, tepat pada hari kanonisasi St Faustina Kowalska. Lebih lanjut, Paus Yohanes Paulus II memberikan tugas kepada para imam, sebagaimana tercantum dalam Dekrit Penitensiary Apostolik 29 Juni 2002, untuk memberikan penjelasan kepada umat Katolik mengenai Minggu Kerahiman Ilahi ini.

2 COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here