Mgr. Saklil di Mata Para Uskup

836
Mgr. John Philip Saklil (paling kiri) bersama para uskup lainnya dalam kunjungan ad limina di Vatikan, Juni lalu. [Dok.Sant'Egidio]
4.5/5 - (2 votes)

HIDUPKATOLIK.com – BARU saja berpulang ke rumah Bapa di surga, Uskup Timika dan Administrator Apostolik Keuskupan Agung Merauke, Mgr. John Philip Saklil di Timika, Papua, pada Sabtu, 3/8.

Kongres Misi 2019 yang sedang berlangsung di Ancol, Jakarta Utara, pun dihentikan sejenak. Ketua Komisi Karya Misioner (KKM) Konferensi Waligereja Indonesia (KWI), Mgr. A. M. Sutrisnaatmaka, MSF maju dan memimpin doa bersama seluruh peserta kongres untuk keselamatan jiwa Mgr. Saklil.

Kepada HIDUP, Mgr. Sutrisnaatmaka mengatakan meski Mgr. Saklil berpostur tubuh tinggi dan besar, namun bicaranya bagus, halus, humoris, terang, dan jelas. “Dalam beberapa kesempatan, dia berdiri untuk mengusulkan hal-hal yang mungkin belum terpikirkan oleh uskup lain,” ujar Uskup Palangka Raya ini.

Ia juga menuturkan bahwa Mgr. Saklil adalah gembala umat yang betul-betul sangat terlibat dalam seluruh aktivititas yang ada di keuskupannya. Hal itu tampak dari apa yang dibawa Mgr. Saklil dalam sidang KWI adalah hal-hal yang memang dialami di dalam keuskupannya. “Beliau pribadi yang menggembirakan, rileks, enak diajak bicara,” tambahnya. Keduanya terakhir bertemu dalam kunjungan ad limina di Vatikan, Juni lalu.

Sementara itu, Uskup Banjarmasin, Mgr. Petrus Boddeng Timang, mengisahkan ia baru saja berjumpa Mgr. Saklil, 13 Juli lalu ketika ia menginap di rumahnya. Saat itu, Mgr. Saklil memang tidak begitu sehat karena baru pulang berkeliling di wilayah keuskupannya usai kembali dari  Vatikan.

Di mata uskup asal Toraja ini, Mgr. Saklil adalah pekerja keras dan sangat peduli pada tugasnya. “Kesediaan Mgr. Saklil untuk menerima tugas sebagai Administrator Apostolik Merauke adalah satu bukti bahwa memang beliau tidak pernah menolak tugas,” ungkapnya. Baginya, Mgr. Saklil adalah pribadi yang luar biasa. “Meskipun tidak banyak bicara, namun sangat humoris. Saat ber-joke, beliau tidak pernah tersenyum tetapi kita semua yang mendengarkan itu tertawa. Saya kira ini menggambarkan kedalaman pribadi,” tambahnya.

Mgr. Boddeng Timang juga mengatakan bukan hanya keuskupan Timika yang kehilangan, melainkan juga KWI. “KWI kehilangan seorang anggota yang sangat aktif, selalu memberi gagasan-gagasan segar,” ujarnya.

Uskup lain yang turut hadir dalam Kongres Misi 2019, Mgr. Edmund Woga, CSsR, mengatakan Mgr. Saklil adalah seorang teman yang baik. Ia juga mengenang Mgr. Saklil sebagai pekerja yang ulet dan mempunyai perhatian sangat besar terhadap orang-orang sederhana.

Karenanya, Uskup Weetebula ini mengatakan Mgr. Saklil cocok menjadi uskup di Timika karena masih banyak umat maupun masyarakat di sana yang membutuhkan pelayanan untuk lebih sejahtera baik dari segi rohani maupun jasmani. “Dia sudah berusaha untuk itu sampai tetes darah terakhir.”

 

Hermina Wulohering

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here