Kardinal Korea Konsekrasikan Keuskupan Pyongyang Kepada Maria Fatima

564
Uskup Agung Seoul dan Administrator Apostolik Pyongyang, Kardinal Andrea Yeom, memimpin Misa dan upacara penobatan patung Bunda Maria Fatima. | Dok. asian news
5/5 - (2 votes)

HIDUPKATOLIK.COM— Melalui Misa penuh khidmat di Katedral Myeong-dong, Uskup Agung Seoul, Korea Selatan, Kardinal Andrea Soo-jung Yeom mengkonsekrasikan Keuskupan Pyongyang (Korea Utara) kepada Bunda Maria dari Fatima. Kardinal Yeom adalah Administrator Apostolik Pyongyang sebab tidak ada uskup atau imam di Korut. Pada masa Kim Il-Sung para imam dibunuh.

Perayaan konsekrasi itu dilaksanakan saat Perayaan Maria Diangkat ke Surga pada 15 Agustus silam. Di dalamnya terdapat Misa, penobatan patung Bunda Maria dan pembacaan pesan bertanda tangan dari Paus Fransiskus. Para biarawati, termasuk nunsius apostolik, Mgr. Alfred Xuereb, dua uskup auksilier, Mgr. Timothy Yu dan Mgr Job Koo, bersama dengan para imam Seoul. Terlihat juga vikaris Pyongyang, Mgr. Matteo Hwang, kemudian Mgr. Thomas Choi, Pastor Gugliermo Kim dan Pastor Girolamo Chang yang semuanya dari Pyongyang. Hadir juga Misionaris Maryknoll, Pastor Gerard Hammond, seorang ahli terkemuka di Korea Utara.

Katedral  Myeong-dong dipenuhi dengan umat beriman, awam dan religius, meski dibatasi karena kepatuhan terhadap regulasi kesehatan akibat Covid-19. Sebelum memasuki katedral, semua peserta harus melalui pengatur suhu, memakai masker, duduk satu meter satu bagian. Tidak ada nyanyian, hanya suara organ.

Tanggal  15 Agustus menjadi hari penting bagi rakyat Korea sebab menandai hari Pembebasan Korea. Hari itu memperingati berakhirnya pemerintahan kolonial Jepang dan Perang Dunia II. Tahun ini adalah peringatan 75 tahun kemerdekaan, dan peringatan 70 tahun dimulainya perang saudara Korea. Melansir Catholic News Agency,  Konsekrasi kepada Bunda Maria dari Fatima adalah yang pertama bagi Keuskupan Pyongyang sejak keuskupan itu didirikan pada tahun 1927.

Uskup Agung Seoul dan Administrator Apostolik Pyongyang, Kardinal Andrea Yeom| Dok. asian news

Dalam homilinya, Kardinal Yeom teringat betapa kehidupan Gereja dan Korea sendiri telah mengalami penganiayaan sejak awal. Dia menekankan pentingnya pertobatan sejati untuk pembebasan para pewarta Injil dari seluruh rakyat Korea.

Kardinal juga mengenang peran penting Takhta Suci dalam mendukung pemerintah Republik Korea yang baru lahir, untuk mendapatkan pengakuan sebagai satu-satunya pemerintahan yang sah di Semenanjung Korea pada Sidang Umum PBB yang diadakan pada bulan Desember 1948 di Paris. Berkat pengakuan PBB inilah, 70 tahun yang lalu, dapat mengirim pasukan untuk membantu mempertahankan kebebasan dan demokrasi selama invasi Korea Utara.

Setelah homili, Kardinal Yeom memahkotai patung Bunda Maria dari Fatima, kemudian mendaraskan doa konsekrasi, meminta Sang Perawan sebagai perantara perdamaian di Semenanjung Korea dan kebebasan beragama umat beriman di Pyongyang dan di seluruh Korea Utara.

Menandai kesempatan itu, Paus Fransiskus mengirimkan pesan kepada Kardinal Yeom disertai dengan berkat apostolik. Pesan tertanggal 24 Juli itu menggarisbawahi pentingnya “cara berpikir baru yang mengatasi perpecahan dan menjalin hubungan yang adil dan persaudaraan” dan menyatukan umat Katolik Korea “dalam doa untuk pertobatan hati dan untuk kemenangan budaya kehidupan, rekonsiliasi, cinta persaudaraan dan perdamaian abadi di semenanjung Korea.”

“Dalam dunia kita yang menyusut dengan cepat, kita ditantang tidak hanya untuk saling menghormati tetapi juga untuk merasa bertanggung jawab satu sama lain, membangun jembatan dan mempromosikan pembangunan manusia yang berkelanjutan, berdasarkan pada penghormatan terhadap nilai-nilai kemanusiaan yang otentik dan martabat semua orang yang tidak dapat diganggu gugat,” tulis Paus Fransiskus melansir asiannews.it, 18/8.

Dalam persiapan untuk konsekrasi ini, Kardinal Yeom mengirim surat khusus kepada semua umat beriman Seoul, meminta mereka untuk berdoa, berkorban, dan beramal, memohon kepada Bunda Maria agar perdamaian di semenanjung Korea dan kebebasan beragama untuk Keuskupan Pyongyang dapat dicapai secepatnya, khususnya Gereja di Korea Utara.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here