Mengapa St. Maximilianus Kolbe Menganjurkan Memakai Medali Wasiat?

1054
St. Maximilianus Kolbe memegang Medali Wasiat| Dok. Apostolate Militia Immaculata
5/5 - (3 votes)

HIDUPKATOLIK.COM— Saat Perang Dunia II berkecamuk di sekitar Polandia, St Maximilianus Kolbe berjuang untuk jiwa-jiwa menggunakan mesin cetak dan “senjata” lain, yakni Medali Wasiat.

Mengomentari Medali Wasiat St. Maximilianus Kolbe pernah berkata, “Meskipun seseorang termasuk yang terburuk, jika saja dia setuju untuk memakai medali tersebut, berikanlah kepadanya… dan kemudian doakan dia, dan pada saat yang tepat berusaha untuk membawanya lebih dekat dengan Bunda Tak Bernoda, sehingga dia memiliki jalan lain untuk memerangi semua kesulitan dan godaan.” Selain itu ia juga berujar, “Medali Wasiat benar-benar senjata surgawi kita.” Lebih lanjut ia menggambarkan Medali Wasiat sebagai peluru yang digunakan seorang prajurit yang setia untuk menghantam musuh, yaitu kejahatan, dan dengan demikian menyelamatkan jiwa.

Medali Wasiat adalah benda rohani yang diilhami oleh penampakan Maria kepada St. Katarina Laboure di Paris, Prancis pada tahun 1830. Perawan Maria menampakkan diri kepada St. Katarina Laboure dengan menampakkan citra dirinya yang Dikandung Tanpa Noda berdiri di atas bola dunia dengan cahaya yang mengalir dari tangannya dan menghancurkan seekor ular di bawah kakinya. Sebuah suara pernah berkata kepada St. Katarina Laboure, “Buatkanlah medali model ini. Semua yang memakainya akan menerima rahmat yang luar biasa, terutama jika mereka memakainya di leher.”

Sebagai seorang seminaris Fransiskan yang belajar di Roma pada tahun 1917, St. Maximilianus Kolbe tergerak oleh kisah tentang peran yang dimainkan oleh Medali Wasiat dalam pertobatan Alphonse Ratisbonne.

Ratisbonne adalah seorang Freemason Prancis dan seorang ateis keturunan Yahudi, yang menerima rahmat pertobatan saat mengenakan Medali Wasiat yang diberikan kepadanya oleh salah satu teman Katoliknya di Roma. Perawan Maria menampakkan diri kepada Ratisbonne pada 20 Januari 1842 di kapel samping di Gereja Sant’Andrea delle Fratte di Roma. St. Maximilian Kolbe sendiri memilih untuk merayakan Misa pertamanya pada 29 April 1918 di kapel samping di Sant’Andrea delle Fratte, di mana Perawan Maria menampakkan diri kepada Ratisbonne.

Ratisbonne kemudian ditahbiskan menjadi imam Yesuit, dan akhirnya meninggalkan ordo Yesuit untuk pindah ke Yerusalem pada tahun 1855. Di sana ia mendirikan biara bagi para suster yakni Kongregasi Bunda Maria Sion, sebuah kongregasi yang didirikan untuk “bersaksi di Gereja dan di dunia. bahwa Tuhan terus setia dalam cintanya kepada orang-orang Yahudi. ”

Di lain pihak, St. Maximilianus Kolbe kemudian menyerahkan hidupnya sebagai pengganti sesama narapidana di Auschwitz, seorang pria yang memiliki istri dan anak. Ia meninggal karena suntikan asam karbol di kamp konsentrasi pada 14 Agustus 1941. Para pejabat Nazi mengkremasi tubuh St. Maximilianus Kolbe pada Pesta Maria Diangkat ke Surga.

St. Maximilianus Kolbe dikenal sebagai penginjil dan misionaris yang efektif. Sebelum pindah ke Jepang pada tahun 1930, ia berziarah ke Kapel Medali Wasiat di Rue de Bac Paris, Prancis. St. Paus Yohanes Paulus II pernah mengenang  kunjungan sang santo ketika ia berdoa di kapel tersebut pada tahun 1980. “Saya datang sebagai seorang peziarah, setelah semua orang yang datang ke kapel ini dalam 150 tahun, seperti semua orang Kristen yang berkumpul di sini setiap hari untuk mengungkapkan kegembiraan, kepercayaan, dan permohonan mereka. Saya datang seperti Beato Maximilian Kolbe sebelum perjalanan misionarisnya ke Jepang, hanya 50 tahun yang lalu, dia datang ke sini untuk mencari dukungan Bunda untuk menyebarkan apa yang kemudian disebutnya ‘Milisi Yang Tak Bernoda’ dan melakukan pekerjaan luar biasa yakni pembaruan spiritualnya di bawah perlindunganmu, sebelum memberikan nyawanya untuk saudara-saudaranya, ”ungkap St. Yohanes Paulus II.

Pada tahun 1917 St. Maximilianus Kolbe membentuk Militia Immaculata (Milisi Tak Bernoda) untuk memimpin setiap orang bersama Maria menuju Hati Yesus yang Mahakudus. Ia meminta semua anggotanya untuk memakai Medali Wasiat sebagai tanda pengudusan total mereka kepada Maria.  “Sekarang di epos Dikandung Tak Bernoda ini, Perawan Terberkati telah memberi umat manusia Medali Wasiat. Bukti surgawinya telah dibuktikan dengan keajaiban penyembuhan yang tak terhitung jumlahnya dan khususnya pertobatan, ”tulis St. Maximilianus Kolbe.

“Immaculata sendiri dalam mengungkapkan dirinya menjanjikan bahwa semua orang yang akan memakai Medali Wasiat akan memperoleh banyak rahmat; dan karena pertobatan dan pengudusan adalah rahmat ilahi dari Tuhan, Medali Wasiat akan menjadi salah satu cara terbaik untuk mendapatkan hadiah ini, ”ungkapnya lagi. Ia juga menambahkan doa St. Katarina terkait dengan Medali Wasiat: “O Maria yang dikandung tanpa dosa, doakanlah kami yang berlindung kepadamu.” Untuk ini, St. Maximilianus Kolbe menambahkan, “dan untuk semua  yang tidak berlindung padamu, terutama musuh Gereja dan mereka yang dianjurkan padamu. Amin.”

St Maximilianus Kolbe meninggal di Auschwitz pada tahun 1941. Ia sangat percaya bahwa rahmat menyertai mereka yang memakai dan berdoa dengan Medali Wasiat.

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here