SDN Laen Au Disapu Banjir di Malaka, Ratusan Siswa Terlantar

46
Pemandangan di salah satu ruanagn kelas.
Rate this post

HIDUPKATOLIK.COM – BANJIR bandang karena luapan Sungai Benenain tidak semata meluluhlantahkan rumah-rumah warga, juga memporakporandakan bangunan SDN Laen Au, Desa Forek Modok, Kecamatan Weliman, Malaka, Nusa Tenggara Timur (NTT). Seisi ruangan berupa kursi dan meja siswa yang berantakan dan ruangan kelas penuh dengan genangan air dan lumpur.

Kepala Sekolah SDN Laen Au, Marianus Klau Berek membenarkan bahwa dituasi dan keadaan di sekolah ini memang belum layak dipakai. Semua ruangan terkena genangan air dan tumpukan lumpur memenuhi setiap ruangan kelas. “Sampai saat ini semua ruangan kelas belum bisa dipakai karena masih penuh dengan lumpur dan genangan air. Kami masih berjuang keras membersihkannya walau butuh waktu yang cukup lama,” kata Klau Berek, Senen, 19/4/2021.

Pantaun di lokasi memang nyata bahwa semua ruangan penuh lumpur setinggi 60 cm dan perabot di dalam kelas tercecer karena terseret banjir. Lokasi di sekeliling sekolah pun terlihat kotor karena tumpukan potongan-potongan kayu dan lumpur yang memenuhi areal sekolah dan menebarkan aroma yang tidak sedap.

Marinus mengatakan bahwa sampai saat ini anak-anak masih diliburkan sambil menunggu situasi normal. Proses belajar pun belum bisa dimulai karena kondisi ruangan belum layak untuk keberlangsungan kegiatan belajar mengajar di sekolah.

Ia melanjutkan juga bahwa hingga saat ini pun para guru belum datang ke sekolah dan mengajar karena masih membersihkan rumah tinggal yang terkena bencana banjir. “Para guru pun belum bisa kembali untuk mengajar karena masih harus membersihkan rumah masing-masing karena terkena banjir. Kita harapkan semoga situasi cepat pulih dan keadaan bisa normal lagi seperti semula,” katanya.

Kondisi lorong sekolah

Penanganan pasca bencana di SDN Laen Au masih banyak dan perlu diperhatikan secara serius di antaranya, pengadaan kembali buku-buku rusak karena kemasukan air. Juga pembenahan ulang perabot dalam ruang kelas serta menyediakan sarana prasana pembersih ruangan lainnya.

Jumlah siswa di sekolah ini 148 jiwa dan para pendidik ada 11 orang. Tentang jadwal masuk sekolah belum bisa dipastikan karena masih menunggu kondisi normal serta pembenahan seluruh isi ruangan dan kompleks sekolah.

Untuk diketahui bersama bahwa sekolah-sekolah lain yang terkena musibah banjir di beberapa lokasi seperti di Paroki Bolan dan Paroki Kleseleon belum menjalankan aktifitasnya karena masih membereskan keadaan sekolah dan sekitarnya.

Romo Ino Nahak, Kontributor (Atambua)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here