Hidup Sepenuh-penuhnya, Wafat Seagung-agungnya

163
Cosmas Christanmas (14 Mei-1959 - 11 Agustus 2021)
5/5 - (1 vote)

HIDUPKATOLIK.COM – Yang tak menarik dari mata / adalah kebisuan sungai/ ketika aku menemuinya.
Yang menghibur dari mati/ adalah sejuk batu-batu/ patahan-patahan kayu pada arus itu.
(Sajak Goenawan Mohamad)

MEMBIDIK sosok Cosmas Christanmas maka ditemukan manusia multi peran sekaligus aneka talenta. Kelahiran 14 Mei 1959 di Ketapang, Kalimantan Barat ini meniti karier awal mula pada dunia teknologi informasi (TI). Dimulai dari perusahaan lokal Soedarpo Corporation hingga multi nasional BAT, General Motors dan Multi Bintang. Ketika pakar TI masih langka, Cosmas rajin menulis tentang teknologi informasi terbarukan secara populer pada berbagai media cetak nasional.

Tuntas berkarier pada dunia TI, suami dari Maria Marcellina Lisdawati ini memutuskan fokus pada manusia. Kawan bekerja di General Motors, Wahyu  P. Wibowo menuturkan,”Ketika kerusuhan Mei 1998 terjadi, Cosmas tidak bisa pulang karena rumahnya di Grogol. Kami tidur di pabrik menyaksikan kebakaran dan penjarahan di Jalan Raya Bekasi. Peristiwa itu membuat ia tertarik dengan bidang SDM, melebihi TI yang menjadi bidangnya.” Tahun 2009, Cosmas mendirikan lembaga pengembangan SDM bernama Chitrah Cendekia Indonesia.

Disebut manusia utuh apabila ia mampu menyeimbangkan kehidupan personal, profesional, dan sosial. Dikaruniai sepasang putra dan putri, Cosmas tuntas menghantar anaknya, — Clara Maria Crhistanmas dan Calvin Joseph Christamas — ,  mendapat pendidikan terbaik dan sekarang dua anaknya bekerja di konglomerasi ternama Indonesia dan perusahaan akuntan global.

Ranah sosial yang dilakoni adalah menjadi Ketua RW, Sekretaris Dewan Paroki, dosen di Universitas Parahyangan Bandung dan Ketua Dewan Eksekutif Family Business Nusantara.

Pakar pendidikan Ferry Doringin menuturkan pengalamannya ketika menjadi anggota Dewan Paroki. “Ketika menjadi bagian dari DP Pleno Paroki St. Kristoforus, Grogol, Jakarta Barat, kami disadarkan dengan sangat kuat mengenai hal sangat penting; Gereja harus profesional. Pak Cosmas sebagai Sekretaris Dewan Paroki menunjukkan caranya. Laporan harus baik, ringkas, mudah dibaca, namun lengkap. Notulen rapat kami terima dengan cepat, tidak boleh dalam hitungan hari. Pak Cosmas memang hadir untuk mewarnai. Ketika menjadi Ketua RW, Pak Cosmas kembali hadir untuk memberi warna yang baik tentang Abdi Negara di lingkup wilayahnya.”

Kecerdasan bergaul Cosmas, memberikan kenangan tersendiri dari para sahabatnya. Salah satu sahabatnya Joko Kusumowidagdo, pendiri Outward Bound Indonesia menuliskan refleksi, “Pak Cosmas sebagai direktur organisasi family business, sering mengundang saya untuk datang ke kampus IPMI,  Graha Niaga Jakarta atau Unpar Bandung untuk mendengar berbagai topik mengenai family business.  Bahkan mengundang saya untuk bicara dalam kelas Family Business di Unpar.”

“Tahun lalu dia mewawancarai Elly, istri saya yang mendirikan Yayasan Helping Hands, yang membantu siswa dan nonsiswa penyandang disabilitas agar mereka bisa lebih mandiri. Kami latih dengan berbagai pelatihan di Outward Bound Jatiluhur. Tulisannya dimuat dalam Majalah HIDUP, edisi 25 Oktober 2020. Pak Cosmas orang baik dan suka memberi perhatian pada orang lain. Selamat jalan menuju surga untuk berkumpul bersama para kudus. RIP.”

Akhirnya — meminjam sajak Goenawan Mohamad, yang menghibur dari mati adalah sejuknya surga dan patahan penderitaan. Cosmas Christanmas beristirahat dalam sejuknya surga.

A.M. Lilik Agung

HIDUP, No. 34, Tahun ke-75, Minggu, 22 Agustus 2021

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here