GEBRAKAN PENGUSAHA MILENIAL, RANGKUL PETANI DAN NELAYAN

237
Para pembicara, dari kiri atas-ke bawah: Andre Hamboer, Lia Ellyhan, Pamitra Wineka, dan Mathilda AMW Birowo (kanan atas)
Rate this post

HIDUPKATOLIK.COM – ALUMNIKA UI menggelar talkshow memperingati Hari Sumpah Pemuda sekaligus hari Pahlawan 2021. Talkshow diadakan dalam dua dua seri. Topik  seri kedua adalah Peran Generasi Muda Meperkuat Kearifan Lokal Menghadapi Persaingan Global. Acara online ini dihadiri lebih 200 peserta berbagai profesi melalui zoom meeting dan youtube channel, baik peserta dari dalam negeri maupun dari luar negeri.

Pembicara pertama, Andre Hamboer, Founder Kopi Tuang, Nusa Tenggara Timur, (NTT) yang juga pembina petani kopi di Ruteng berbagi pengalaman awal terjun dalam dunia kopi. Ia meninggalkan kariernya sebagai penasehat hukum dan pulang kampung di Ruteng, kemudian nemulai bisnis kopi tahun 214.

Selain berbisnis kopi, Andre membina para petani kopi di Flores. Saat ini ia mendampingi seribuan petani kopi dari berbagai daerah di Manggarai. “Selama beberapa bulan di awal saya tinggal bersama para petani, belajar tentang. Tetapi niat saya untuk mengembangkan produk kopi Flores membuat saya bertahan hingga saat ini,” jelasnya.

Andre yang baru saja kembali dari Eropa. Selama tiga minggu ia mengikuti beberapa program di Eropa memperkenalkan kopi Indonesia serta mengunjungi para pengusaha café di sana guna mengubah mindset mereka bahwa produk kopi Indonesia kaya akan varian rasa yang khas dari setiap daerah. “Untuk pertama kalinya kopi Indonesia digunakan dalam Lomba Barista Internasional di Milan, Italia” ungkap Andre yang bersama Asosiasi Kopi Indonesia dan Kementerian Perdagangan RI mengikuti roadshow di Eropa pada bulan November 2021 ini.

Pembicara kedua adalah Lia Ellyhan, pemilik Valentino Mutiara dan Ellyhan Jewelry. Ia terinspirasi membangun usaha ketika bersama orangtua mengunjungi Pulau Dobo di Maluku. “Mutiara Indonesia sangat bagus, namun hasil para nelayan di sana kurang dihargai,” jelas Lia yang kemudian mengembangkan usaha dengan merangkul para nelayan mutiara dan meningkatkan kualitas hasil laut tersebut.

Selain melalui community base marketing, Lia memperkenalkan hasil kreasinya dengan aktif mengikuti program-program dalam dan luar negeri. Ia merupakan satu-satunya jewelry designer yang bergabung dalam Indonesia Fashion Forward (IFF) batch 4.

Ia menyatukan unsur-unsur sejarah dalam proses desain kreatif sambil berfokus pada penggunaan bahan mutiara asli serta   memastikan setiap bagian berharga dan kualitas terbaik. “Ellyhan Jewelry terdiri dari barang-barang khas yang sangat terinspirasi oleh cerita rakyat dan mitos lama terutama dari Indonesia, yang diterjemahkan ke dalam barang-barang kontemporer,” jelasnya.

Pembicara ketiga adalah Pamitra Wineka. Ia mengeluti bidang pertanian. Ia melakukan banyak penelitian di pedalaman. Hasilnya menunjukkan bahwa micro finance Indonesia berkembang pesat, tetapi segmen pertanian dan perikanan tak banyak menarik investor dalam arti masih sulit memperoleh pinjaman karena dianggap berisiko tinggi.

Menurutnya faktor ini datang dari cuaca, iklim atau wabah penyakit. “Maka kami berupaya untuk menyinkronkan aspek-aspek yang tidak selaras antara timing yang tidak pas dengan market demand, supply chain, pemenuhan terhadap market quality, harga serta logistik,” jelasnya.

Solusi yang diupayakan untuk mengembangkan potensi tani Indonesia selain aplikasi dan teknologi komunikasi adalah membangun gudang dan packing house sehingga kebutuhan pelanggan dapat lebih cepat terpenuhi dengan tetap mempertahankan kualitas hingga ke pengguna. Membuka Talkshow ini ini dibuka oleh Mathilda AMW Birowo selaku Ketua Umum Alumnika UI. Menurut Mathilda, berbicara soal pemuda berarti berbicara tentang masa depan, karena mereka adalah pewaris yang meneruskan estafet kepemimpinan sebuah generasi.

Ia mengatakan, di era milenial ini, generasi muda berperan sebagai “agen of change” dalam mempertahankan kearifan budaya lokal negara Indonesia.

Ia menjelaskan, kearifan lokal adalah pandangan hidup masyarakat yang merupakan proses adaptasi turun temurun dari generasi satu ke generasi, terhadap lingkungan alam tempat mereka tinggal, termasuk di dalamnya merawat kekayaan alam agar dapat berdaya guna bagi kesejahteraan masyarakatn.

Talkshow dipandu dua profesional muda Patricia Marsha Adara dan Fransiscus Wahyu Baskoro. Kedua moderator yang memiliki latar belakang konsultan ini menggali sisi menarik dari ketiga pembicara, bukan sekadar karena mereka adalah founder dan pemilik dari sebuah perusahaan, tetapi bagaimana kiat dan perjuangan mereka merintis perusahaan dari nol, mengoptimalkan potensi alam Indonesia serta memperkenalkannya ke dunia internasional.

Laporan MBW/FHS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here