KELEMAHAN DAN AIB INI ADALAH SUMBER KEKUATANKU

299
5/5 - (1 vote)

HIDUPKATOLIK.COM – SIANG hari ini adalah jadwal saya untuk melakukan vaksin booster. Ketika itu tugas pelayanan saya sebagai relawan vaksin baru saja selesai. Sehingga sudah waktunya saya masuk ke ruang screening untuk ditensi dan disuntik. Hadeh… ternyata sudah waktunya giliran saya untuk disuntik vaksin.. stres dan grogi itulah perasaan yang tergambar saat itu.

Teman-teman didalam ruangan itu sebagian sudah mulai berbisik-bisik dan tersenyum melihat ekspresi muka saya. Karena beberapa orang teman tahu bahwa saya takut pada sesuatu di ruang itu. Yaitu jarum suntik, benda kecil yang akan disuntikan ke tubuh saya nanti. Ini adalah salah satu kelemahan dan aib yang tidak dapat saya pungkiri. Di usia yang sudah mau setengah abad ini, saya masih takut pada jarum suntik yang kecil itu. Hahaha……

Saya dikenal sangat tegas dan cenderung agak galak kalau berada didepan akseptor. Hmmmm…. Karena saya adalah tipe orang yang perfeksionis dalam melakukan sesuatu. Saya akan melakukan sesuatu yang sesuai dengan aturan atau instruksi dan berambisi untuk mencapai suatu kesempurnaan. Lebih banyak bekerja dan hanya sedikit berbicara alias ‘to the poin’ aja, ketimbang banyak bicara yang bertele-tele tetapi engak jelas mau melakukan apa… Pribadi ini seketika berubah, ketika melihat jarum suntik itu.

Di masa kecil, mungkin saya punya pengalaman yang kurang menyenangkan pada saat harus menerima vaksin atau disuntik di sekolah dulu. Sakit dan ngeri itu yang terbayang ketika jarum itu menembus tubuh ini. Belum lagi ketika saya harus melakukan test golongan darah, hanya setitik saja tusukan jarum di jari tengah ini membuat saya jatuh pingsan. Hmmm… memalukan sekali kelemahan saya ini saudara-saudaraku….

Tetapi diluar semua ketakutan itu, saya bangga pada diri sendiri, karena bisa melewati masa-masa terpaksa harus disuntik. Contohnya pengalaman di masa kecil dulu, ketika tangan saya digigit seekor anjing dan harus disuntik dengan 16 jahitan. Lalu ketika sudah waktunya untuk melahirkan, saya harus diinfus dan disuntik sebelum operasi caesar itu dijalankan. Pada umumnya hanya satu kali disuntik tetapi untuk saya disuntik dua kali. Maksudnya supaya tidak ada terjadi panik attack di ruang operasi dan saya bisa tertidur sejenak ketika bayi itu sudah dilahirkan.

Selama hampir setengah abad ini saya belum pernah dan belum punya keberanian untuk  melakukan medical cek up. Maju dan mundur keinginan hati ini, dan akhirnya tidak jadi untuk melakukannya karena membayangkan jarum suntik itu. Oleh karena kelemahan ini, saya setiap hari berprinsip bahwa tubuh ini harus selalu dijaga agar tetap sehat sehingga bisa beraktivitas dengan baik.

Kelemahan dan aib ini adalah sumber kekuatan saya. Saya bisa berpikir lebih positif dan melakukan hal-hal yang membawa sukacita hati. Masa sich kelemahan dan aib ini bisa jadi sumber kekuatan? Bagaimana bisa?

Yang pertama, kelemahan ini membuat saya rela bangun pagi-pagi dan giat untuk berolahraga. Saya berlari dan mengatur nafas sambil memandang sekeliling yang penuh dengan warna. Kaki, jantung dan otak ini bisa beraktivitas dengan baik. Keringat bercucuran dan darah didalam tubuh ini bisa mengalir dengan benar.

Yang kedua, kelemahan ini membuat saya rajin untuk berdoa, menerima Sakramen Mahakudus dan mengucap syukur setiap saat karena Tuhan itu sangat baik. Tuhan yang selalu menjaga, memelihara kehidupan ini dan memberikan kesehatan serta perlindungan terutama kepada saya dan keluarga.

Yang ketiga, kelemahan ini membuat saya selalu tergerak untuk mau melayani dimana pun. Sebagai ucapan syukur yang sangat besar kepada Tuhan yang telah memelihara hidup ini. Dia memberikan saya kesempatan untuk melayani dimanapun, dalam bentuk apapun dan kapanpun. Dengan menggunakan talenta, berkat dan rahmat yang diberikan Tuhan kepada kehidupan ini.

Yesaya 41:10

“Janganlah takut; karena Aku menyertaimu: janganlah cemas; karena Akulah Tuhanmu: Aku akan menguatkanmu; ya, Aku akan menolongmu; ya, Aku akan menopangmu dengan tangan kanan kebenaran-Ku”.

Firman ini sangat menguatkan saya, kata-Nya: “Janganlah takut”. Ini berarti bahwa Tuhan akan selalu ada untuk menjaga dan melindungi saya. Dia hadir dimanapun, kapanpun ketika saya membutuhkan-Nya. Dia akan selalu ada untuk menguatkan saya ketika terjadi kesedihan atau kedukaan. Dia akan selalu setia menyertai perjalanan hidup saya dan keluarga ini.

Dia akan menolong saya  bila terjadi kesusahan dan kesesakkan. Dia akan siap menopang bila saya tiba-tiba terjatuh. Saya  percayakan semuanya hanya kepada menyelenggaraan-Nya. Dia akan menyempurnakan semua usaha yang telah saya lakukan, karena Dia  adalah Sang Maharahim dan Mahabaik bagi semua orang.

Kelemahan, aib dan ketakutan  ini, semuanya saya serahkan hanya kepada kehadirat Tuhan. Saya percaya bahwa Dia akan selalu ada ketika ketakutan itu datang. Dari kelemahan dan aib ini saya masih punya hutang keinginan yaitu mendonorkan darah dalam tubuh ini bagi yang membutuhkan. Jangan ditanya kapan? Karena saya juga tidak tahu…  Tetapi saya akan selalu belajar dan berusaha untuk menghilangkan semua kelemahan, aib dan ketakutan ini.

Mari kita selalu menjaga tubuh ini agar tetap sehat. Dengan tubuh yang sehat kita bisa beraktivitas dengan baik, melayani dan  menjadi berkat bagi sesama.

Eviantine Evi Susanto, Kontributor, Ibu Rumah Tangga, Alumni KPKS St.Paulus Tangerang

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here