Para Suster KSSY Bersaksi: Rahasia yang Tak Terselami

332
Vikaris Jenderal Keuskupan Agung Medan, Pastor Mikael Manurung, OFMCap (tengah) pada perayaan 25 Tahun Otonom KSSY Medan. (Dok KSSY Medan)
Rate this post

HIDUPKATOLIK.COM – Allah memanggil melalui banyak cara yang unik. Dalam rangka 25 tahun otonom pada 19 Maret 2022 lalu, kami sajikan cuplikan kisah panggilan empat suster muda Kongregasi Suster Santo Yosef Medan (KSSY Medan).

Sr. Kallista Sinurat, KSSY:
Sentuhan yang Menggetarkan

 

“PERLAHAN tapi pasti. Demikian saya mengawali kisah perjalanan jatuh cinta pada KSSY. Sembari melangkah, refleksiku mengalir membuka ruang-ruang kesadaran akan indahnya panggilan menjadi Suster KSSY.

Seperti ungkapan Yesus pada Natanael, begitulah saya ketika berhadapan dengan suster pembina yang menerimaku sebagai calon di KSSY. Hanya jawaban polos yang terucap bahwa saya bergabung di tarekat ini karena rasa penasaran akan kehidupan membiara. Tak ada pemahaman tentang siapa dan bagaimana KSSY.

Keramahan dan kemurahan hati suster pembina menerima dan membuka pintu bagi saya untuk menelusuri lorong-lorong kehidupan sebagai Suster KSSY. Keterbukaan menerima itu membawaku sampai pada titik jatuh cinta.

 Genap sepuluh tahun berdinamika dalam proses pembinaan di KSSY membimbing saya memetik keindahan hidup di setiap tepi jalan kesetiaan dan ketekunan. Semua hal tentu menarik, tapi yang paling menarik sekaligus menantang adalah spiritualitasnya. Semangat kesecitraan yang digaungkan dan diwujudnyatakan di setiap sudut kehidupan, mengajak saya menyentuh sesama dengan kasih agar mereka pun mampu memandang dirinya sebagai citra Allah.

Realisasi dari refleksi akan spiritualitas ini dapat disaksikan melalui karya-karya KSSY. Karya yang sungguh meyentuh dan menggerakkan saya berani melangkah melayani mereka yang martabatnya sering kurang dihargai. Pelayanan itu menantang saya menunjukkan wajah belaskasihan Allah dalam seluruh gerak hidup saya.

Merupakan kebanggaan tersendiri bagi saya bahwa KSSY membuka diri melayani orang yang berkebutuhan khusus, lansia, tuna netra, tuna rungu, dan kecanduan narkoba. Getaran hati oleh sentuhan kehadiran mereka sulit dilukiskan dengan kata-kata. Melalui karya ini, saya pun terlatih mengembangkan diri dalam kepedulian dan belaskasihan terhadap mereka.

Hadirnya Ensiklik Patris Corde Paus Fransiskus, kian memenuhi rasa syukur dan bangga menjadi Suster KSSY. Betapa tidak, Ensiklik yang secara mengesankan memperkenalkan St. Yosef sebagai pelindung Gereja semesta. Hal ini menorehkan warna sendiri bagi kami. Alasannya jelas. Pelindung kami adalah St. Yosef. Kian banyak tulisan, pengajaran, dan devosi yang memperkaya pengenalan saya akan St. Yosef dan membesarkan rasa bangga memilikinya sebagai pelindung. Maka, biarlah rasa bangga ini bermuara dalam ketekunan dan kesetiaan saya melayani Tuhan dalam diri orang-orang kecil melalui KSSY.”

Sr. Gracia Sinaga, KSSY
Saat Kasih-Nya Menyapa

“MENJADI biarawati bukanlah cita-cita saya. Saya ingin menjadi seorang guru, punya pekerjaan yang mantap untuk membahagiakan kedua orang tua saya.  Ternyata apa yang saya inginkan tidak sesuai harapan dan cita-cita. Karena ketika saya ingin mendaftar ke salah satu universitas, adik dan kakak saya cemburu. Maka saya memilih bekerja di salah satu karya Suster St.Yosef, yakni di Rumah Pusat Pembinaan Spiritualitas, Cinta Alam. Saya terinspirasi dengan kehidupan para Suster KSSY di Cinta Alam. Para Suster sungguh menghayati setiap perutusan seperti teladan St.Yosef.

Hidup saya diubah oleh Tuhan ketika saya sini.  Singkat kata, saya mampu dan berani meninggalkan harapan saya, ketika saya berniat untuk keluar dari Cinta Alam. Di kedalaman hati saya paling dalam, saya merasa, masih ada yang kurang, tapi saya tidak tau apa itu. Karena itu, saya berdoa dan mohon kepada Tuhan apa yang Ia rencanakan untuk saya. Saat itu saya mendengarkan bisikan Tuhan yang memanggil saya sehingga saya tetap bertahan.

Saya memberanikan diri bergabung KSSY Medan karena saya  tertarik dengan karya pelayanan para suster dengan kutulusan hati tanpa mengeluh sedikit pun. Inilah api yang menyulut dan mengobarkan semangat dalam diri saya meneruskan perjalanan panggilan ke tahap selanjutnya.

Tahun 2014 saya memasuki masa postulan dan masa novisiat. Saya mendalami  spiritualitas  dan kehidupan  rohani  yang menjadi dasar bangunan  hidup religius saya. Saya kian tertarik dengan karya Kongregasi, yaitu melayani yang bisu tuli dan buta, pendidikan, dan lain-lain.  Semangat pelayanan para suster yang dipercayakan Kongregasi  kian mendorong saya memberanikan diri mengikrarkan kaul sementara. Hidup pelayanan dan semangat kongregasi membuat saya sangat bersyukur atas rahmat panggilan serta kesempatan bisa melayani. Karya pelayanan memang tidak begitu kelihatan secara kasat mata namun bisa dirasakan melalui hidup dan tinggal bersama, berbela rasa dengan mereka  yang sangat membutuhkan  dan terus mewartakan  cinta kasih Allah kepada semua orang. Inilah misteri hidup  yang tidak satu pun tahu apa yang akan terjadi. Saya sangat bersyukur dan bangga menjadi Suster KSSY!”

Sr. Azalea Harianja, KSSY
Pesona Pandangan Pertama

“KALAU ditanya, kenapa saya memilih KSSY, saya teringat dengan seorang suster yang saya temui saat saya masih kelas II SD. Saya merasa terkesan dengan kehadirannya di stasi kami. Percakapan singkat kami terus terngiang di benak saya. “Nanti kalau dah besar jadi suster ya?” kata Sr. Laurensia Harianja, KSSY setelah kami berkenalan. Saat itu saya hanya mengangguk sambil tersenyum.

Saat saya harus mengambil keputusan setamat SMA, saya segera mencari suster yang dulu pernah saya jumpai di media sosial. Setelah saya temukan saya segera pastikan bahwa ia adalah suster yang pernah bertemu dengan saya tahun 2005. Segera saya menuju ke kongregai tempat suster berada.

Pesona yang yang di tampilkannya saat kami pertama kali bertemu membuat saya tertarik untuk ikut bersamanya.  Setelah saya tiba di Biara KSSY di Medan, ketertarikan saya kian bertambah setelah melihat karya yang membuat saya terheran-heran. Bagaimana tidak! Orang buta dan tuli di berdayakan sehingga mereka bisa mandiri layaknya orang yang normal. Masih banyak karya lain membuat saya terpukau.

Atas semua hal yang telah saya saksikan, rasakan dan nikmati, yang membuat saya merasa bangga sebagai seorang KSSY adalah bahwa kami memiliki semangat yang sama, kami citra Allah. Dengan semangat yang sama saya dan para suster lainnya terpanggil mengembangkan ciptaan Tuhan sesuai dengan potensi yang ada dalam diri kami masing-masing.

Bagi saya, memilih KSSY adalah pilihan yang paling tepat. Meski memang kongregasi yang lain juga baik tapi KSSY telah memberi saya pesona pandangan pertama yang tak terlupakan.”

Sr. Priscia Lase, KSSY
Terpukau Kesaksian Hidup

“SAYA mengenal KSSY sejak saya kelas III SMA. Saat itu sekolah kami dikunjungi dua Suster KSSY (Sr. Petronella dan Sr. Giovani). Mereka memperkenalkan kongregasi ini kepada kami. Waktu itu saya tidak mengerti apa itu kongregasi dan tidak ada satu kongregasi suster yang saya kenal. Tapi dengan semua kegiatan, kesaksian dari seluruh karya yang ditunjukkan kedua suster, saya mulai mengerti, dan merasa tertarik dengan Kongregasi ini.

Setiap hari mereka menyapa dan memberi semangat kepada saya melalui telepon ataupun lewat chatt. Saat itu saya sungguh membutuhkan doa dan dukungan. Saya memperolehnya lewat kehadiran mereka. Bukan hanya karena itu juga saya merasa tertarik dan mau bergabung dengan Kongregasi ini namun oleh segala karya yang pernah di tunjukkan kepada saya.

Para suster yang berjuang mengajari orang buta dan tuli. Menyaksikan mereka dengan penuh sukacita melayani anak-anak berkebutuhan khusus. Saat melihat anak-anak itu mampu melakukan hal yang bisa dilakukan manusia normal seperti menyanyi, main musik, menari, saya merasa sangat terharu dan bangga melihat kemampuan mereka yang sunggguh luar biasa. Tak menyangka bahwa mereka bisa seperti itu. Dalam  lubuk hati yang paling dalam, saya berkata, ’’Saya pasti akan datang untuk kalian.”

Hal lain yang membuat saya juga semakin bangga dengan Kongregasi ini karena menjunjung tinggi spiritualitas Imago Dei. Kita adalah gambar dan rupa Allah yang diciptakan menurut citra Allah dan di kenakan kekuatan yang serupa dengan Allah. Dengan spirit ini, saya dan semua Suster KSSY berjalan bersama mewujudkan kesecitraan ini dalam Kongregasi dan di mana pun kami berada.”

Laporan Sr. Virgine Sihombing, KSSY

HIDUP, Edisi No. 15, Tahun ke-76, Minggu, 10 April 2022

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here