Para Uskup Amerika Latin Ungkapkan Kedekatan dengan Gereja di Nikaragua

237
Uskup Rolando Alvarez
Rate this post

HIDUPKATOLIK.COM – Badan gerejawi yang mewakili Gereja-gereja Amerika Latin dan Karibia (CELAM) bergabung dalam mengungkapkan solidaritas kepada Gereja di Nikaragua, yang menghadapi pelecehan yang semakin meningkat oleh rezim Sandinista.

Dewan Episkopal Amerika Latin (CELAM) telah menyatakan solidaritas dan kedekatannya dengan Gereja Nikaragua, ketika ketegangan dengan Pemerintahan Sandinista Presiden Daniel Ortega mencapai puncak baru minggu ini ketika seorang uskup dicegah oleh polisi untuk merayakan Misa.

Peristiwa itu terjadi pada 4 Agustus, Peringatan Wajib St. Yohanes Maria Vianney, pelindung para imam paroki, ketika Uskup Matagalpa Mgr Rolando Alvarez, bersama enam imam dan enam umat Katolik awam, tidak diizinkan meninggalkan kantor keuskupan untuk memimpin Adorasi Sakramen Mahakudus di katedral setempat.

Adegan itu ditangkap dalam sebuah video yang dibagikan secara luas di media sosial, di mana uskup terlihat berlutut dengan tangan ke atas dan menjelaskan bahwa pihak berwenang tidak memberikan izin untuk pergi ke katedral.

Video kedua menunjukkan Uskup Alvarez memegang monstrans dengan Ekaristi di jalan dan seorang polisi menghalanginya.

Lima Radio Katolik Ditutup Minggu Ini

Uskup Alvarez mengkoordinasikan jaringan lima stasiun radio Katolik yang ditutup pemerintah Nikaragua awal pekan ini, karena pandangan mereka yang diduga kritis terhadap pemerintahan Presiden Ortega dan istrinya, Wakil Presiden Rosario Murillo, yang secara tidak langsung menyerang Uskup Alvarez sebagai “ manipulator simbol-simbol agama”.

Menurut Institut Telekomunikasi Nikaragua y Correos (TELCOR), media, termasuk Radio Hermanos di Matagalpa, tidak memiliki lisensi yang diperlukan, meski keuskupan Matagalpa mengklaim bahwa dokumentasi yang diperlukan untuk otorisasi telah diserahkan kepada otoritas yang berwenang pada tahun 2016 oleh Uskup Alvarez sendiri.

Kecaman Internasional

Penutupan itu dikecam keras oleh Uni Eropa, Amerika Serikat, dan Komisi Hak Asasi Manusia Antar-Amerika (CIDH).

Sementara itu, CELAM mengeluarkan pernyataan, Jumat (6/8), untuk mengungkapkan solidaritasnya dengan Gereja yang menderita dan orang-orang Nikaragua, dengan mengatakan “sangat sedih” dengan peristiwa terbaru, termasuk “pelecehan para imam dan uskup, pengusiran ordo keagamaan, pencemaran nama baik Gereja dan penutupan radio”.

Kedekatan CELAM

“Kami menemani saudara-saudara kami yang dengan cara yang berbeda berusaha untuk memberikan suara kepada mereka yang tidak memiliki suara untuk membangun dialog untuk persatuan dan perdamaian,” bunyi pernyataan itu.

“Tidak ada yang benar-benar manusiawi yang gagal membangkitkan gema di hati Gereja, yang benar-benar terkait dengan umat manusia dan sejarahnya dengan ikatan terdalam.”

Karena itu, para uskup Amerika Latin dan Karibia menyerukan kepada semua umat beriman “untuk bergabung dalam doa bagi orang-orang Nikaragua, para pemimpinnya, otoritas dan Gereja”, karena, kata mereka, “jika satu bagian menderita, setiap bagian menderita karenanya” (1Kor. 12, 26).

Ketegangan Hubungan antara Gereja dan Pemerintah

Hubungan antara Pemerintah Sandinista dan Gereja lokal telah tegang sejak 2018, ketika pihak berwenang Nikaragua menekan protes terhadap serangkaian reformasi kontroversial pada sistem jaminan sosial.

Meskipun ada upaya untuk menengahi dalam krisis, para uskup pada akhirnya dilarang berdialog dan hubungan semakin memburuk setelah pemilihan 2021 yang kontroversial yang mengukuhkan Presiden Ortega, di tengah tuduhan penipuan dan penganiayaan politik terhadap kandidat presiden saingan.

Sejak pecahnya krisis, Gereja telah menjadi sasaran hampir 200 serangan dan penodaan, serta pelecehan dan intimidasi terhadap uskup dan imam. Pada tahun 2019, Uskup Auksilier Managua Silvio José Báez terpaksa meninggalkan Keuskupan Managua atas permintaan Paus Fransiskus setelah menerima beberapa ancaman pembunuhan.

Pengusiran Misionaris Cinta Kasih dan Nunsius

Awal Juli, Pemerintah mengusir Missionaries of Charity (MC), setelah menutup sebuah badan amal yang dijalankan oleh para biarawati, bersama 100 LSM lainnya, termasuk sejumlah organisasi Katolik, dengan alasan bahwa mereka gagal mematuhi kewajiban hukum.

Pada bulan Maret tahun ini, Managua mendeklarasikan Nuncio Apostolik untuk Nikaragua, Uskup Agung Polandia Waldemar Stanislaw Sommertag, “persona non grata” dan mengusirnya.

Takhta Suci mengungkapkan keterkejutan dan penyesalan atas pemberitahuan tersebut, dengan mengatakan bahwa tindakan tersebut “tidak dapat dipahami karena dalam perjalanan misinya Uskup Agung Sommertag bekerja dengan dedikasi yang mendalam untuk kebaikan Gereja dan orang-orang Nikaragua selalu berusaha untuk membina hubungan baik antara Takhta Apostolik dan otoritas Nikaragua.” **

Frans de Sales, SCJ; Sumber: Lisa Zengarini (Vatican News)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here