Caritas Indonesia Berkomitmen Membangun Manusia Seutuhnya

87
5/5 - (1 vote)

HIDUPKATOLIK.COM – CARITAS menjadi hebat ketika kemanusiaan menjadi pertimbangan utama untuk dibela. Karya Caritas itu menjunjung tinggi citra Allah yang harus dijunjung tinggi martabatnya.

Demikian disampaikan oleh Marc da Silva dari Catholic Relief Service (CRS) – Caritas Amerika Serikat dalam pertemuan Jaringan Nasional Caritas Indonesia (Karina-KWI) 2023 berlangsung di Beverly Hotel Batam, Senin-Jumat, (22-26/2023).

Pertemuan ini dihadiri Para uskup dari beberapa keuskupan, Caritas Keuskupan, Komisi PSE keuskupan, dan perwakilan Caritas Luar Negeri serta para aktivis kemanusiaan, para mitra dan jaringan Caritas lainnya.

Marc melanjutkan semua orang entah situasi hidupnya seperti apapun pasti mencapai potensi yang telah dikarunia Tuhan. Maka itu ia berharap potensi yang ada itu perlu diwujudkan dalam tindakan nyata melayani mereka yang kecil dan tak berdaya. Setiap orang perlu menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dan keadilan. “Perjumpaan kita dengan sesama adalah relasi yang menghidupkan bukan mematikan,” sebutnya.

Sejauh ini CRS juga siap memberikan bantuan teknis dalam program safeguarding, emergency response dan management keuangan. “CRS akan mendukung Caritas Indonesia sebagai coordinator nasional dalam emergency response,” sebutnya.

Di hari kedua ini, sejumlah materi disampaikan dalam Pertemuan Jaringan Nasional Caritas Indonesia (KARINA-KWI). Deputi Bidang Pencegahan BNPB, Prasinta Dewi tampil membawakan materi dengan tema, “Pentingnya Kesiapsiagaan Masyarakat dalam Membangun Ketangguhan”.

Prasinta mengatakan wilayah Kepulauan Indonesia rentan terhadap fenomena alam geologi dan hidrometeorologi. Ia juga menjelaskan tentang risiko bencana soal perhitungan pada bahaya, kerentanan, dan kapasitas di masing-masing provinsi dan kabupaten kota.

Menurutnya, pembangunan human capital harus menjadi fokus utama. Perlu adanya kebijakan penanggulangan bencana. “Perlu memberikan perlindungan kepada masyarakat dari ancaman bencana, menyelaraskan peraturan perundang-undangan yang sudah ada, menjamin terselenggaranya penanggulangan bencana secara terencana, terpadu, terkoordinasi dan menyeluruh,” ungkapnya.

Pemateri lain dari BP2MI yang dibawakan Lasro Simbolon, Deputi Penempatan dan Pelindungan Kawasan Amerika dan Pasifik. Ia dengan membawakan tema, “Melindungi Pekerja Migran Indonesia di Masa Krisis”.

Ia mengatakan entah formal atau informal, semua orang harus dilindungi. Ia mengajak para peserta agar agar memiliki pemahaman perlindungan sosial untuk Pekerja Migran Indonesia.  Ada banyak informasi yang disampaikannya baik terkait kantong Pekerja Migran Indonesia modus operandi penempatan ilegal PMI dengan berbagai risiko
penempatan Pekerja Migran Ilegal yang mengalami berbagai masalah
seperti kekerasan seksual, gaji tidak dibayar, pekerjaan tidak sesuai dengan harapan, ekspolitasi seksual.

Selain itu juga ada beberapa materi yang disampaikan oleh Jesuit Refugee Service, JPIC FSGM Batam, dan sharing dari beberapa anggota Caritas Indonesia seperti Sr. Laurentia yang dikenal sebagai “Suter Cargo”.

Yusti H. Wuarmanuk
Laporan dari Batam

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here