Kardinal De Mendonça: Universitas Katolik harus Merangkul AI dengan Kreativitas

97
Kardinal José Tolentino de Mendonça
Rate this post

HIDUPKATOLIK.COM – Prefek Dikasteri Kebudayaan dan Pendidikan, Kardinal José Tolentino de Mendonça, berbicara pada sebuah kolokium tentang masa depan universitas Katolik, dan menunjuk pada kata kunci “pembaruan dan kesadaran” sebagai panduan penerapan teknologi dalam penelitian ilmiah.

Kardinal José Tolentino de Mendonça, Prefek Dikasteri Kebudayaan dan Pendidikan, menyoroti peran penting universitas Katolik dalam merangkul Kecerdasan Buatan (AI) selama seminar ilmiah.

Acara bertajuk “Renewal and Awareness: Thinking about the Future of Catholic Universities” ini diselenggarakan oleh Strategic Alliance of Catholic Research Universities (SACRU) dan bertempat di Catholic University of the Sacred Heart di Milan.

Kardinal de Mendonça menekankan perlunya universitas Katolik memimpin dalam inovasi dan terlibat dengan tren yang muncul. Dia menekankan pentingnya dialog, mengatasi tantangan kontemporer, dan mendorong pembaruan terus-menerus berdasarkan kesadaran.

Merujuk pada dokumen-dokumen Gereja yang relevan, dia menggarisbawahi peran mendasar dari lembaga-lembaga ini dalam membentuk masa depan.

Merangkul teknologi dengan etika yang tepat

Berdasarkan pernyataan Paus Fransiskus tentang AI, Kardinal de Mendonça mendorong universitas untuk merangkul AI dan teknologi digital tanpa rasa takut sambil mempertimbangkan implikasi etis.

Mengutamakan kesejahteraan individu dan menjunjung tinggi nilai-nilai moral adalah prinsip utama yang ditekankannya.

Mengenai implikasi antropologi AI, Kardinal de Mendonça menyoroti pentingnya pendekatan holistik yang berpusat pada manusia. Dia menganjurkan untuk berinvestasi dalam pembentukan individu, memelihara potensi kognitif, kreatif, spiritual, dan etis mereka.

Kardinal juga menyoroti pentingnya universitas terlibat dengan masyarakat dan membina pertemuan di antara beragam budaya. Kecerdasan kreatif dan penegasan yang berakar pada nilai-nilai yang kuat diidentifikasi sebagai kualitas esensial.

‘Algor-etika’

Kardinal de Mendonça menekankan tanggung jawab universitas Katolik dalam mengimplementasikan AI, mengacu pada konsep “algor-ethics” yang diciptakan oleh Paus Fransiskus. Dia menyerukan struktur sosial yang memastikan pertimbangan etis dalam produksi dan penggunaan AI.

Kolokium tersebut juga mengeksplorasi tantangan dan peluang penerapan AI di berbagai bidang. Kolaborasi dan peluang inklusif disorot, terutama dalam meningkatkan pelatihan bagi penyandang disabilitas.

Kekuatiran muncul tentang pesatnya kemajuan teknologi, menekankan perlunya keadilan, kerahasiaan, dan verifikasi data. Namun, para peserta sepakat bahwa AI memiliki potensi untuk berkontribusi pada masyarakat yang berkelanjutan dan memperkenalkan profesi baru.

Hasil kolokium akan dirangkum dalam dokumen publik yang membahas titik temu antara AI dan nilai-nilai yang dianut oleh universitas-universitas Katolik.

Saat International Federation of Catholic Universities mendekati ulang tahunnya yang keseratus tahun depan, pertemuan ini memberikan wawasan berharga tentang cara menggabungkan AI secara efektif ke dalam praktik universitas dan berkontribusi untuk masa depan yang lebih baik. **

Francesca Merlo (Vatican News)/Frans de Sales

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here