Misi Tak Terputus: Jejak Fransiskan Melawan Perbudakan Manusia dalam Pertemuan INFO JPIC

111
Pastor Pionius Hendi OFMCap
Pastor Pionius Hendi, OFMCap
Rate this post

HIDUPKATOLIK.COM – Ketua JPIC Kalimantan Barat, Pastor Pionius Hendi, OFMCap selaku Ketua Panitia Pertemuan INFO JPIC 2023 yang diselenggarakan di Pontianak, Kalimantan Barat, Keuskupan Agung Pontianak, dalam wawancara bersama tim media JPIC Kalimantan Barat mengungkapkan pentingnya tema perlawanan kepada perbudakan manusia (human trafficking) pada Senin, 21/8/2023.

“Sebagai pengikut Santo Fransiskus Asissi, kami dihadapkan dengan kenyataan yang tidak gampang terselesaikan. Semangat Fransiskan harus melebur di tengah kenyataan untuk memberi garam di mana mereka berada,” kata PastorHendi.

Pertemuan INFO JPIC Indonesia yang dilaksanakan setiap tahun yang membahas masalah-masalah sosial, konkret dan terkini, menurut Pastor Pionius Hendi OFMCap memerlukan perhatian khusus para animator dan koordinator JPIC dari semua tarekat Fransiskan yang ada di Indonesia.

Pastor  Hendi menetapkan bahwa di Kalimantan Barat perlu adanya penerangan informasi dan pertemuan yang membakar kembali spritualitas Fransiskan dalam menggaungkan tema “Menanggulangi dan Mengatasi Perbudakan Manusia (Human Trafficking) di Era Modernitas”.

Dia melihat topik perbudakan manusia sedang hangat untuk dibicarakan. Dia juga menambahkan topik besar itu merupakan lahan pelayanan nyata dengan berbagai tantangan, namun di dalamnya terbentang luas peluang untuk menyelamatkan banyak jiwa.

Pastor Hendi menyebutkan setiap ordo dan tarekat tidak bisa berjalan sendiri terutama menuntaskan masalah human trafficking. Bahkan dia bersaksi tentang perbudakan manusia yang terjadi di Kalimantan Barat yang sangat menyayat hati.

Dia berharap gaung ini bisa menjadi tenaga dan gerakan INFO JPIC bahkan untuk seluruh JPIC dalam tarekat masing-masing. Baginya semangat persaudaraan Fransiskanlah yang merajut kembali benang unik menjadi tali yang berjalan beriringan sembari menebarkan pesona kebaikan dan perdamaian.

“Yang tadinya lidi, kini menjadi penyapu – untuk apa? Jelas untuk menyapu perbudakan manusia dengan cara Fransiskan, karena misi kemanusiaan adalah misi yang tak putus,” tambahnya.

Samuel (Kontributor, Komsos Pontianak)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here