Kepala BNN Kalbar Mengajak Para Imam Berperang Melawan Narkoba

79
Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Kalbar, Brigjen Pol. Sumirat Dwiyanto berbicara di hadapan para imam dalam Pastores Keuskupan Agung Pontianak, Rabu, 30/8/2023 di di Rumah Retret Santo Yohanes Paulus II Anjungan, Pontianak, Kalimantan Barat (Kalbar). (Foto: HIDUP/Samuel-Komsos Pontianak)
Rate this post

HIDUPKATOLIK.COM – Pertemuan Pastores Keuskupan Agung Pontianak (KAP) berlangsung di Rumah Retret Santo Yohanes Paulus II Anjungan, Pontianak, Kalimantan Barat (Kalbar), Rabu, 30/8/2023. Acara ini dihadiri sekitar 80 imam dari KAP.  Setelah sesi seputar “Berpastoral Kontekstual di Kalimantan Barat” oleh Romo J.B. Mardi Kartono, SJ  perhatian beralih ke sesi “Generasi Emas Gereja: Sehat dan Sukses Tanpa Narkoba Wujudkan Indonesia Bersinar.” Narasumbernya adalah Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Kalbar, Brigjen Pol. Sumirat Dwiyanto.

Sumirat Dwiyanto mengajak para imam untuk memahami dan menghadapi tantangan terkait narkoba. “Generasi emas Gereja harus hadir tanpa terpengaruh narkoba. Ini adalah upaya bersama untuk mewujudkan Indonesia yang bersinar,” tegasnya.

Dia memaparkan sejumlah isu terkait penyalahgunaan narkoba dan strategi yang perlu diambil untuk menghadapinya.

Sumirat Dwiyanto mempertegas pentingnya langkah-langkah pencegahan dan pemberantasan narkoba.

Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Kalbar, Brigjen Pol. Sumirat Dwiyanto (keempata dari kanan) dan Uskup AGung Pontianak, Mgr. Agustinus Agus (paling kanan) bersama peserta Pastores di Rumah Retret Santo Yohanes Paulus II Anjungan, Pontianak, Kalimantan Barat (Kalbar)

Dia mengajak para imam untuk terlibat aktif dalam perang melawan narkotika, dengan fokus pada sumber dana dan upaya-upaya pencegahan.

“Kita harus memberikan perhatian serius terhadap rehabilitasi, terutama bagi anak-anak yang putus asa karena dampak narkoba,” katanya.

Ia menyampaikan, dalam rentang tahun 2009 hingga 2021, tercatat sekitar 3,6 juta pecandu narkoba, dengan lebih dari 16 ribu di antaranya ada di Kalbar. Wilayah ini memiliki 230 lokasi rawan narkoba.

Ia mengungkapkan adanya modifikasi dan perubahan dalam jenis narkoba yang diedarkan oleh para bandar.

Ia menggarisbawahi betapa pentingnya keterlibatan dan kepedulian semua pihak untuk melawan narkoba.

“Bandar narkoba terus berupaya menghindari pelacakan dengan berbagai cara. Ini adalah tanggung jawab kita untuk menjaga masyarakat dan generasi muda dari ancaman ini,” imbuhnya.

Acara ini menjadi kesempatan bagi para imam dan umat Katolik untuk mendapatkan wawasan lebih mendalam tentang peran mereka dalam mencegah penyebaran narkoba dan menjaga generasi muda dari bahaya ini.

Sumirat Dwiyanto tidak hanya menyentuh hati para imam, tetapi juga memberi inspirasi untuk berperan aktif dalam mewujudkan generasi emas Gereja yang kuat, sehat, dan terbebas dari pengaruh negatif narkoba.

Beri Apresiasi

Dalam wawancaranya dengan awak media, Sumirat Dwiyanto memberikan apresiasi yang luar biasa kepada Uskup Agung Pontianak, Mgr. Agustinus Agus karena telah memberikan kesempatan kepada BNN untuk memberikan dan berbagi informasi tentang bahaya narkotika terutama untuk wilayah Kalimantan Barat khususnya.

Dia juga mengatakan bahwa kesempatan ini merupakan peristiwa yang sangat cocok untuk mencegah peredaran narkotika di lingkungan Orang Muda Katolik (OMK) khususnya untuk mengantisipasi terjadinya penggunaan narkoba di kalangan gereja.

Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Kalbar, Brigjen Pol. Sumirat Dwiyanto (kedua dari kanan) menerima ucapan dari Uskup Agung Pontianak, Mgr. Agustinus Agus pada Pastores Keuskupan Agung Pontianak (KAP) berlangsung di Rumah Retret Santo Yohanes Paulus II Anjungan, Pontianak, Kalimantan Barat (Kalbar),

Ia menghimbau kepada OMK semua paroki di Keuskupan Agung Pontianak untuk lebih aktif dan mendekatkan diri pada kegiatan positif.

“Diharapkan para romo, bruder, suster dan semua peserta bisa mensosialisasikan dan memberikan informasi sehingga meningkatkan pengetahuan bahaya narkotika agar hidup lebih baik dalam masyarakat tanpa narkotika,” katanya.

Ia juga menjelaskan dengan pengetahuan yang meningkat pasti tumbuh kesadaran dari OMK yang merupakan generasi emas gereja, untuk bisa menangkal, menolak dan mencegah narkotika yang akan bersentuhan dengan mereka.

Tujuannya untuk menghindarkan OMK dari pengaruh buruk supaya hidup lebih sehat, sukses dan bahagia tanpa narkotika. Baginya, pertemuan dan seminar kepada para imam Keuskupan Agung Pontianak sungguh luar biasa.

Dia berpesan kepada kaum muda agar menjauhi aura negatif dalam pergaulan yang ada di sekitar lingkungan dan menjalin sosialisasi secara positif dengan sesama orang muda agar hidup lebih sehat dan bebas narkoba.

Samuel (Kontributor, Komsos Pontianak)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here