Rayakan Peringatan Setahun, Komunitas Disabilitas “Living Word” Jadi Petugas Liturgi

321
Para penyandang disabilitas dan pendamping berfoto bersama seusai Perayaan Ekaristi. (HIDUP/Katharina Reny Lestari)
5/5 - (1 vote)

HIDUPKATOLIK.COM – Perayaan Ekaristi pada Minggu (17/09/2023) siang di Paroki Kelapa Gading, Jakarta Utara, nampak berbeda. Hampir semua petugas liturgi adalah para penyandang disabilitas yang dilayani oleh Komunitas Living Word. Hari itu komunitas merayakan hari jadi pertama, bertepatan dengan Pesta St. Robertus Bellarminus yang menjadi pelindung komunitas.

Perayaan Ekaristi dirayakan secara konselebrasi. Selebran utama adalah Romo Romanus Heri Santoso, selaku pastor kepala paroki. Sementara konselebran adalah Romo Petrus Tunjung Kesuma, selaku pastor rekan dan pendamping Komunitas Living Word. 

Dua lektor – wanita dan pria – menggunakan kursi roda. Seorang lektor lainnya adalah penyandang autisme. Pemazmur juga menggunakan kursi roda. Pemain kibor adalah penyandang tunanetra low vision. Sementara sebagian besar petugas koor adalah penyandang disabilitas lainnya.

Lektor dan pemazmur. (HIDUP/Katharina Reny Lestari)

“Khususnya untuk pelayanan atau kebersamaan Komunitas Living Word yang memasuki usia satu tahun, yakin dan terus berharap. Pokoknya kalau Yesus mengatakan berapa kali saya harus mengampuni, tak terbatas. Sesuai ungkapan, Living Word artinya sabda yang hidup. Saat ini bulan Kitab Suci, tetapi sabda yang sesungguhnya adalah kesaksian hidup kita sehari-hari,” ujar Romo Romanus dalam homili.

“Dalam Kitab Suci, Yesus mengatakan ‘don’t be afraid,’ jangan takut. Maka dalam perjalanannya, saya yakin Komunitas Living Word selalu disertai oleh Tuhan. Pasti akan langgeng walaupun naik-turun.”

Ia pun mengibaratkannya dengan kehidupan para imam. Mereka terus melayani umat meski kadang lemah dan tidak berdaya.

“Maka kita menggunakan kata disabilitas. Secara fisik, inilah kondisi dan faktanya.Yang lebih mengerikan dalam permenungan saya, disable ternyata ada di hati saya. Saat menyakiti, merendahkan orang, dan mengampuni tapi tidak gampang,” imbuhnya.

Seorang pengguna kursi roda membacakan Doa Umat saat Perayaan Ekaristi. (HIDUP/Katharina Reny Lestari)

“Maka lanjut, tidak usah ragu-ragu. Kalau romo-romo di sini mendukung, minta apa, dikasih. Kami para romo pada saatnya akan pindah. Yang melanjutkan umat Paroki Kelapa Gading. Kalau seandainya ada kelemahan di sana-sini, perbaiki. Jangan mudah bertengkar.”

Romo Tunjung juga menyampaikan ucapan selamat. Dalam sambutan penutup, ia berharap Komunitas Living Word terus melayani.

“Gereja kita menjadi Gereja yang terbuka, menjadi rumah bagi semua orang. Di mana orang dalam keterbatasan situasi dan keadaan tetap hadir dan merasakan kehadiran Tuhan, merasakan bahwa Tuhan itu dekat, merasakan bahwa Tuhan bersama kita,” katanya. 

“Saya kira dalam berbagai hal, karya ini tetap perlu diberikan. Dan saya mohon kepada Bapak/Ibu yang mempunyai anak, kenalan, sahabat yang juga penyandang disabilitas dapat bergabung bersama dengan komunitas ini sehingga mereka juga merasa diteguhkan, merasa dikuatkan. Karena pengalaman-pengalaman yang terjadi di antara mereka itu sungguh-sungguh menguatkan iman, meneguhkan juga bagi keluarga-keluarga yang memiliki saudara-saudari atau kenalan penyandang disabilitas. Dengan demikian kita dapat saling menguatkan, saling meneguhkan. Dan itu adalah Gereja yang sesungguhnya.”

Penyandang autisme membacakan Bacaan Pertama saat Perayaan Ekaristi. (HIDUP/Katharina Reny Lestari)

Komunitas Living Word diprakarsai oleh Rosita Djuwana, ketua Seksi Kerasulan Kitab Suci Paroki Kelapa Gading, bersama dua awam Katolik lainnya, satu di antaranya penyandang tunantera low vision. Komunitas yang melayani para penyandang disabilitas dari berbagai paroki di wilayah Keuskupan Agung Jakarta (KAJ) ini rutin mengadakan Perayaan Ekaristi bagi para penyandang disabilitas, tepatnya setiap Sabtu terakhir dalam bulan. Ada juga Doa Rosario dan Novena yang rutin diadakan melalui aplikasi Zoom setiap Jumat pukul 12:00 WIB. 

Komunitas Living Word terbuka bagi para penyandang disabilitas beragama Katolik. Untuk mendapatkan informasi lebih lanjut, silakan menghubungi Sandra Djuwana (0813-8030-2318).  

Katharina Reny Lestari

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here