Uskup Palangka Raya, Mgr. A.M. Sutrisnaatmaka MSF: Bermisi di Era Digital

184
Mgr. A.M. Sutrianaatmaka, MSF
Rate this post

HIDUPKATOLIK.COM – Renungan Minggu, 22 Oktober 2023 Hari Minggu Misi.Yes.45:1,4-6; Mzm.96:1,3,4-5,7-8,9-10ac; 1Tes.1:1-5b; Mat.22:15-21

PADA hari Minggu Misi, Gereja mengajak kita untuk memberi perhatian khusus pada ajakan Yesus agar menjadikan semua bangasa menjadi murid-murid Yesus. Sebelum terangkat ke Surga, Yesus memberi pesan kepada mereka: “Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku ….” (Lihat Mat 28:20). Pesan ini juga berlaku untuk kita sekarang. Konsili Vatikan II, menegaskan: “Pada hakikatnya Gereja peziarah bersifat missioner, sebab berasal dari pertutusan Putera dan perutusan Roh Kudus menurut rencana Allah Bapa” (Ad Gentes, art. 2).

Secara umum dapat dikatakan bahwa misi yang berarti pergi untuk mewartaan datangnya Kerajaan Allah, menawarkan karya penyelamatan Yesus Kristus sebagai tujuan hidup manusia. Umat beriman diajak untuk ikut ambil bagian dalam karya misi Yesus yang diutus Bapa melaksanakan karya itu, dan sesudah kebangkitan, Roh Kudus menjadi penerus misi dari Bapa.

Arti “misi” yang dikaitkan dengan tujuan itu berarti mengarah pada pertobatan dari keadaan jauh dari Allah karena dosa dan kejahatannya, kembali kepada Allah. Misi pertobatan itu mengajak orang beriman untuk memberikan kemuliaan bagiTuhan melalui perbuatan-perbuatan baik kita. Allah akan memperhitungkan  amal baik setiap orang, akan segala usaha untuk berbuat kasih dan tetap memiliki ketekunan yang membawa harapan berdasarkan iman itu.

Ciri dan identitas orang beriman terlihat pada sikap penyerahan dirinya kepada Allah. Oleh karena itu, ia akan bisa membedakan apa yang menjadi hak Allah dan dan pantas dipersembahkan kepada Allah dan apa yang memang selayaknya diperbuat untuk sesama, termasuk kepada mereka yang dipercaya menjadi pemimpin (kaisar). Itulah yang ditekankan dalam Injil pada hari Minggu Misi ini. Dari Sabda Yesus ini umat beriman dapat mengarahkan permenungan kepada yang lebih kongkret lagi.

Paus Fransiskus dalam seruan Apostolik Evangelii Gaudium (Sukacita Injil, art. 271), mangajak kita untuk melaksanakan anjuran para rasul: “Hiduplah dalam perdamaian dengan semua orang, mengalahkan kejahatan dengan kebaikan, dan untuk “berbuat baik kepada semua orang” (Gal 6:10); dan bahkan jangan jemu-jemu berbuat baik”.

Menerjemahkan misi Gereja, perutusan kabar baik, atau sukacita karya keselamatan dengan cara yang kongkret dan sederhana ini, tentu bisa dilakukan oleh semua orang beriman. Bidang-bidang mana yang bisa menjadi sarana untuk mengamalkan iman dalam bidang misi,  Gereja memberi kemungkinan pelbagai bidang kesaksian hidup, baik berupa tindakan dan perbuatan baik yang patut dicontoh, pemberian keperluan kongkrit yang berguna bagi sesama dan pelayanan yang menjadikan sesama merasa diperhatikan, dikasihi dan berharga di mata sesamanya.

Dalam perkembangan sejarah Gereja usaha-usaha melaksanakan tugas misi juga berubah sesuai dengan kemajuan jaman. Gereja memanfaatkan perkembangan itu untuk pelaksanan karya misinya. St. Petrus dan Paulus yang mendapat mandat dari Roh Kudus untuk mewartakan kebangkitan Kristus sampai ujung bumi (Kis 1:8, yang dimaksudkan ketika itu Roma) menggunakan kendaraan kapal yang makan waktu berbulan-bulan. Akhirnya mereka menjadi martir di pusat Gereja sekarang ini. Demikian juga St. Fransiskus Xaverius dan para misionaris lainya berlayar ke Asia,  bahkan sampai juga Ambon untuk pewartaan Injil. Namun selanjutnya dengan alat transportasi yang makin maju, dengan pesawat bisa lebih cepat mencapai tempat tujuan misi. Bahkan pada era millenial ini ada sarana dan prasarana lainnya yang juga efektif dan berdaya guna untuk pewartaaan.

Para era digital ini, selain alat transportasi semakin cepat, ada sarana dan prasarana alat-alat media sosial juga lebih efektif bisa dimanfaatkan untuk pewartaan iman dan kesaksian yang bisa diterima oleh orang lain. Gadget dan segala macam kemungkinannya bisa menjadi sarana pewartaan yang berdaya guna, cepat dan murah. Pada Minggu Misi ini Gereja mengajak kita semua untuk secara kreatif memanfaatkannya menjadi alat untuk bermisi dan mewartakan kerajaan Allah  bagi sesama di mana pun mereka berada.

Majalah HIDUP, Edisi No. 43, Tahun Ke-77, Minggu, 22/10/2023.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here