Sinode tentang Sinodalitas Langkah Selanjutnya: Paus Memilih ‘Pertanyaan-pertanyaan Besar’ untuk Dipelajari Lebih Lanjut

93
Paus Fransiskus
Rate this post

HIDUPKATOLIK.COM – Paus Fransiskus akan memberikan masukan mengenai “pertanyaan-pertanyaan besar” yang menjadi fokus pada sesi Sinode Sinodalitas berikutnya pada bulan Oktober mendatang, ungkap Vatikan dalam sebuah dokumen baru, Selasa (12/12).

Contohnya termasuk pertanyaan terkait penahbisan perempuan menjadi diakonat, revisi hukum kanon yang berkaitan dengan Gereja-Gereja Oriental, dan tinjauan terhadap dokumen Vatikan Ratio Fundamentalis, yang menjadi dasar pembentukan imam dan diakon.

Para uskup berproses di Basilika Santo Petrus untuk Misa penutupan sidang pertama Sinode Sinodalitas pada 29 Oktober 2023.

Topik-topik tersebut dianggap sebagai “masalah yang sangat relevan” yang muncul pada sesi pertama sinode pada bulan Oktober dan memerlukan pertimbangan “di tingkat seluruh Gereja dan bekerja sama dengan dikasteri Kuria Romawi,” menurut dokumen baru tersebut.

Daftar topik-topik ini akan dikirimkan kepada Paus Fransiskus untuk ditinjau, dan Paus akan menunjukkan pada bulan Januari topik mana yang memerlukan studi lebih lanjut. Dokumen baru ini tidak merinci siapa ahlinya atau bagaimana mereka akan dipilih.

Dirilis pada 12 Desember oleh Sekretariat Jenderal Sinode, kantor Vatikan yang mengoordinasikan proses konsultasi sinode yang sedang berlangsung, dokumen setebal empat halaman, berjudul “Menuju Oktober 2024,” merinci “langkah-langkah yang harus diambil dalam bulan-bulan antara sekarang dan Oktober 2024, Sesi Kedua Majelis Sinode.”

Sesi pertama Sinode tentang Sinodalitas yang berlangsung selama sebulan, sebuah proses multi-tahun yang diprakarsai oleh Paus Fransiskus untuk meningkatkan persekutuan, partisipasi, dan misi Gereja, berakhir pada 29 Oktober dengan finalisasi laporan sintesis setebal 42 halaman. Sidang Oktober 2024 diharapkan menghasilkan laporan akhir yang akan disampaikan kepada Paus Fransiskus sebagai bahan pertimbangannya dalam mengeluarkan ajaran terkait.

Dokumen baru ini memerlukan umpan balik terhadap dokumen sintesis dari tingkat lokal dan nasional. Menekankan bahwa hal ini tidak dapat ditafsirkan sebagai “pertanyaan untuk memulai proses sinodal dari awal atau mengulangi proses mendengarkan dan konsultasi yang dilakukan pada tahap pertama,” dokumen ini mencatat bahwa “setiap Gereja lokal diundang untuk fokus pada aspek-aspek yang perlu dipertimbangkan, memungkinkannya untuk memberikan kontribusi sesuai dengan situasi, karakter, dan pengalamannya sendiri, dengan berbagi praktik-praktik baik yang mewakili tanda-tanda sinodalitas yang nyata.”

Menurut dokumen tersebut, proses ini akan menjadi momen bagi keuskupan untuk merefleksikan “pertanyaan mendasar” yang harus dipandu oleh tujuan utama dari pertanyaan sentral sinode: “Bagaimana kita bisa menjadi Gereja sinode yang menjalankan misi?”

“Gereja-gereja lokal juga diundang untuk memeriksa seluruh Laporan Sintesis dan mengumpulkan permintaan yang paling sesuai dengan situasi mereka,” demikian isi dokumen tersebut. “Atas dasar ini, mereka akan mampu mendorong inisiatif yang paling tepat untuk melibatkan seluruh umat Tuhan.”

Setelah proses ini selesai, berbagai laporan yang diserahkan oleh keuskupan akan disusun menjadi dokumen setebal delapan halaman dan dikirim ke Sekretariat Jenderal Sinode paling lambat tanggal 15 Mei 2024, yang menjadi dasar Instrumentum Laboris (atau dokumen kerja) yang akan digunakan oleh anggota sidang sesi kedua sinode pada Oktober 2024.**

Matthew Santucci (Catholic News Agency)/Frans de Sales

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here