Pleno Komisi Liturgi Se-Keuskupan Agung Semarang: Ekaristi sebagai Energi dan Sumber Daya bagi Segenap Tim Komlit

205
Peserta Pleno Komlit Se-KAS
4/5 - (1 vote)

HIDUPKATOLIK.COM – Diwarnai dengan hujan deras sepanjang hari, bertempat di Susteran OSF Muntilan, pada hari Sabtu-Minggu, 27-28 Januari 2024 telah berlangsung pertemuan pleno Komisi Liturgi (Komlit) se-KAS.

Pertemuan ini merupakan yang pertama setelah selama lima tahun fokus kinerja berpusat di kevikepan. Menyambut Tahun Katekese KAS maka Komlit KAS juga bersiap diri dengan segala agenda kerja untuk melayani umat dalam rangka sinodalitas dengan gerak keuskupan.

Foto bersama di Vihara Mendut

Acara ini dihadiri oleh 40 orang pengurus Komlit dari 5 kevikepan: Yogyakarta Barat, Yogyakarta Timur, Kedu, Semarang, dan Surakarta. Hadir pula para imam ketua komisi liturgi dari 5 kevikepan tersebut untuk berdinamika bersama diawali dengan berkonselebrasi dalam ekaristi untuk membuka pertemuan.

Para imam yang hadir adalah Romo Yohanes Sunaryadi (Koordinator Komlit KAS/Kev. Semarang), Romo Yusuf Warsito (Kev. Surakarta/Musik Liturgi KAS), Romo Hieronimus Rony Suryo Nugroho (Kev. Kedu), Romo Antonius Hendri Atmoko (Yogyakarta Timur), Romo Gregorius Prima Dedy Saputro (Kev. Yogyakarta Barat), Romo Bonifacius Dwi Yuniarto N (Kev. Kedu, Musik Liturgi KAS) dan Romo Agustinus Agus Widodo (Pendamping Komlit KAS/Dosen di Seminari Tinggi St. Paulus Yogyakarta).

Dalam homili misa pembukaan Romo Sunaryadi menyampaikan pentingnya ekaristi sebagai energi dan sumber daya bagi segenap tim Komlit dalam menjalankan tugas pelayanan. “Kita harus membuka diri kita agar wibawa Allah sendiri yang memancar. Agar Allah sendiri yang terpancar maka kita harus rajin merayakan Ekaristi. Ini akan membuktikan bahwa karya Tuhan tidak akan surut dalam kehidupan manusia”

Kegiatan ini berisi dua bagian. Pertama, sharing kegiatan yang telah dilakukan selama lima tahun terakhir di masing-masing kevikepan, termasuk upaya yang dilakukan tim Komlit untuk menyiasati kondisi pandemi. Ada banyak tantangan dan kesulitan selama pandemi yang membuat pelayanan bidang liturgi melemah, Namun, Komlit kevikepan tetap berusaha dan memperjuangkan sapaan dan pendampingan bagi tim liturgi di paroki masing-masing secara online.

Paparan juga diwarnai dengan rencana kegiatan selama tahun 2024 sehingga bisa saling mendukung dan memperkaya. Ada beberapa agenda utama yang dalam fokus garapan ternyata mempunyai kesamaan segmen sasaran. Komunitas prodiakon, misdinar, fungsionaris musik liturgi (kor, pemazmur, dirigen, organis), lektor, hingga koster dan tim paramenta akan mendapat sapaan. Hal ini sesuai dengan penetapan KAS bahwa FIBB (Formasio Iman Berjenjang dan Berkelanjutan) merupakan pilihan untuk mengisi Tahun Katekese.

Ada satu kegiatan menarik yang dicoba di Yogyakarta Barat yaitu tukar mimbar bagi para imam. Selama dua kali kesempatan di tahun ini, sebanyak 38 imam akan saling berkeliling untuk memimpin ekaristi di paroki-paroki lain. Setelah misa mereka akan memberikan katekese seputar katolisitas kepada umat setempat. Pengalaman ini diharapan akan memberi pengayaan bagi umat dan para imam dalam hidup menggereja sebagai umat Katolik.

Dalam pertemuan ini juga dilakukan diskusi dan pematangan panduan tata liturgi yang akan diberlakukan di KAS. Panduan ini berisi tentang tata gerak umat, tanggapan atau jawaban umat, pilihan lagu tanggapan sabda dan mazmur, dan lain-lain. Untuk KAS sudah ditetapkan bahwa umat boleh memilih menggunakan buku Mazmur lama atau baru atau terbitan dari PML.

Perjumpaan ini makin semarak ketika peserta menyampaikan aneka persoalan di lapangan yang membuat tantangan pelayanan makin dinamis. Para imam dari Komisi Liturgi menanggapi sesuai dengan arah kebijakan umum Gereja dan mengajak agar semua anggota Komlit mampu memberi jawaban dengan baik atas setiap pertanyaan tanpa memberikan kesan liturgi yang kaku.

Pertemuan hari kedua bertujuan menggali dan menemukan anugerah Rahmat persaudaraan dalam tim Komisi Liturgi. Adanya rahmat ini yang disadari menjad kekuatan menjalankan tugas, menghadapi tantangan, sehingga soliditas dan kekompakan tim terbangun dengan baik. Hal ini diwujudkan dengan melakukan kunjungan ke Vihara Mendut dan paroki Santo Petrus Borobudur. Ini paroki yang baru saja ditetapkan oleh Uskup Agung KAS untuk melayani umat setempat. Kawasan Borobudur yang ditetapkan sebagai kawasan wisata religi internasional perlu diperhatikan dalam pelayanan umat Katolik pula.

Veronika Naning (Kontributor, Yogyakarta)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here