web page hit counter
Rabu, 16 Oktober 2024
spot_imgspot_img

Top 5 This Week

spot_img

Related Posts

Paus Akan Kunjungi Masjid Istiqlal; Imam Besar KH Nasaruddin Umar: Bagi Kami, Ini Suatu Kehormatan

Rate this post

HIDUPKATOLIK.COM – MASJID Istiqlal adalah salah satu tempat bersejarah yang akan dikunjungi Paus Fransiskus dalam perjalanan apostoliknya selama empat hari (3-6 September 2024). Masjid ini berseberangan dengan Gereja Santa Perawan Maria Diangkat Ke Surga, Katedral Jakarta. Bahkan kini keduanya dapat diakses melalui jembatan bawah tanah yang disebut Terowongan Silaturahmi.  Paus akan hadir di Istiqlal pada hari Kamis, 4/9, dalam Pertemuan Antar Agama pukul 08.30 WIB. Untuk mengetahui sejauh mana persiapan di Istiqlal dan apa makna kunjungan Paus ini, warawan HIDUP,  Hasiholan Siagian dan Katharina Reny Lestari mewawancarai Imam Besar Masjid Istiqlal, Nasaruddin Umar pada hari Jumat sore, 23/8/2024. Berikut petikan wawancaranya:

Bagian depan Masjid Istiqlah di Jalan Katedral, Jakarta Pusat. (HIDUP/Katharina Reny Lestari)

Bagaimana persiapan menjelang kunjungan Paus Fransiskus?

Kami sudah punya standar operasional untuk menghormati tamu-tamu agung, istimewa. Beberapa presiden sudah berkali-kali datang ke sini: Presiden Amerika, Grand Sheikh al-Azhar, dan Raja Salman. Insyaallah, kami di sini tidak terlalu direpotkan oleh siapa pun.

Khusus untuk Paus, karena beliau adalah orang nomor satu di Vatikan, memang kami agak sedikit ekstra mempersiapkannya. Bagi kami, ini suatu kehormatan. Indonesia bukan mayoritas Katolik, bahkan mayoritas Muslim. Tapi Paus memilih datang ke Indonesia. Bagi saya, ini suatu kekhususan. Kenapa Paus mau mengunjungi Indonesia? Tidak mungkin Paus mau mengunjungi suatu negeri kalau tidak ada sesuatu di hatinya. Jadi persahabatan batin kami ada.

Saya sejak awal di sini mengembangkan konsep toleransi. Bahkan menurut saya lebih dalam dari toleransi itu adalah friendship, ukuwah. Kalau toleransi masih ada bau formalitas. Jadi kalau Paus datang ke sini kami anggap sebagai orang tua.

Perbedaan agama buat kami, apalagi kalau hanya perbedaan antara Katolik dan Islam, kan sama-sama Abraham yang menuntun. Lebih banyak persamaannya daripada perbedaannya. Perbedaannya itu agamanya ya agamanya, agama kami ya agama kami. Mari kita melakukan kebaikan bersama. Saya yakin betul semua agama menyerukan kebaikan, tidak menyerukan kebalikannya.

Sebetulnya Islam, Kristen, dan Yahudi itu satu link. Maka teologinya punya banyak persamaan. Aneh kalau ada yang menekankan aspek perbedaannya. Tiga agama original ini berasal dari satu nenek.

Maka kami beranggapan bahwa menerima kawan-kawan kami dari agama lain, khususnya agama yang terhimpun dalam Abrahamic religions, bukan sesuatu yang luar biasa. Titik sambungnya cuma beda semantiknya saja. Di sana disebut Abraham, kami menyebutnya Ibrahim. Di sana Yesus, di sini Isa. Kontennya sama.

Baca Juga Artikel:  100 Tahun SCJ di Indonesia: Bergerak dari Asia ke Amerika

Protokoler seperti apa yang berlaku nanti?

Kami bertiga yang mengatur. Vatikan ada tim sendiri, beberapa kali datang. Karena beliau tamu negara, otomatis Paspampres terlibat. Ketiga, pihak Katedral. Kami juga banyak share karena beliau menjadi tamu bersama.

Jadi Terowongan Silaturahmi yang diberi nama oleh Presiden Jokowi saya kira merupakan satu-satunya di dunia. Ada terowongan yang menghubungkan Masjid dan Katedral. Ini luar biasa.

Tidak hanya itu, kami juga punya basement. Dua lantai basement. Itu bisa menampung seribu lebih kendaraan. Bisa kami gunakan bersama. Sebelum saya, belum ada konsep seperti ini. Bahkan dulu parkir Masjid di sana, parkir Gereja di sini. Nah, sekarang kami pakai joint parking. Katedral tidak ada tempat parkirnya, kecil sekali karena usia 120 tahun lebih. Maka tidak disiapkan tempat parkir. Di Masjid Istiqlal, dua basement ditambah halaman. Jadi tempat parkirnya luas. Bagi kami, ini saling menguntungkan. Katedral semakin ramai sejak kami membuka tempat parkir. Mereka tentu parkir di Masjid Istiqlal ada cost-nya. Ini menguntungkan bagi kami.

Yang paling penting, kami rutin melakukan kegiatan bersama. Misalnya, hari Jumat kami ada olahraga jantung sehat bersama. Siapa pun boleh datang, tapi tentu terutama untuk tetangga. Ada Madasrah di sini, ada sekolah di sana. Jadi kami sudah sering kerja sama, lomba. Di sini dilengkapi gym center, tempat olahraga. Tidak ada jarak satu sama lain.

Seperti apa acara di sini nanti?

Tanggal 5 September 2024 mulai jam 09:00 WIB. Tamunya terbatas karena ditangani oleh tiga protokol: Vatikan, Istana, dan Katedral-Istiqlal. Tamu kami maksimum 500 orang karena kami pakai tenda. Dari 500 orang ini, 300 kuota untuk wartawan.

Apakah Paus Fransiskus akan masuk ke dalam Masjid ini?

Tergantung. Kami siap menerima ke dalam Masjid. Kami sudah mengantisipasi. Kami punya lift. Semua kami siapkan sampai tujuh opsi. Kami punya standar. Insyaallah, safety sudah berpengalaman. Sistem keamanan di sini punya peraturan sangat ketat. Kami tidak mengkawatirkan mengenai sekuriti. Kami sudah biasa menerima tamu istimewa. Kami juga di-backup Paspampres dan tentu pihak keamanan setempat.

Baca Juga Artikel:  Renungan Harian 14 Oktober 2024 “Tanda Yunus"
Katedral Jakarta dan Masjid Istiqlal (HIDUP/Adreas Ramli)

Apa acara pokoknya?

Temanya interfaith, dialog antarumat beragama. Tapi waktunya hanya satu jam karena beliau juga padat kegiatannya. Mungkin nanti yang dominan adalah saya mewakili komunitas Muslim di sini.

Nanti ada penandatanganan Deklarasi Istiqlal. Ditandatangani berdua, Imam Besar dan Paus Fransiskus. Isinya tema bersama kita. Waktu Grand Sheikh di Abu Dhabi itu interfaith, mengenai kebebasan beragama, berekspresi. Kalau saya di sini melihat lebih tematik lagi, persoalan yang kita hadapi bersama adalah penyelamatan lingkungan, bagaimana menciptakan konsep pembangunan yang lebih green, hijau. Jadi bagaimana menggunakan bahasa agama untuk merawat dan melestarikan lingkungan hidup yang merupakan alam bersama kita.

Deklarasi Istiqlal, bukan Deklarasi Istiqlal-Katedral?   

Ini soal teknis. Tapi nanti kami akan tentukan bersama.

Ada pertemuan di Abu Dhabi tahun 2019, dan belum lama ini Grand Sheikh datang. Seperti ada rangkaian?

Ya, ini satu simbol kedamaian sebetulnya, bertemunya dua tokoh agama mewakili dua agama besar. Ini suatu kabar baik. Jadi dialog itu sangat penting. Dalam agama kami, Tuhan sangat mencintai dialog. Nabi juga berdialog dengan malaikat, bahkan dengan iblis.

Sebetulnya reminder, mengingatkan tentang topik-topik pokok ajaran kita. Kunjungan tokoh-tokoh agama ini mengingatkan kita kembali, reminder. Jangan Anda lupa bahwa garis lurus ajaran agama adalah terwujudnya manusia bermartabat dan yang menjunjung tinggi hak asasi manusia, prinsip kemanusiaan, dan musyawarah demokrasi, serta menjaga lingkungan hidup dan membangun kebersamaam. Ini kontribusi yang sangat penting.

Kalau Abrahamic religions kompak satu sama lain, maka mereka akan memberi kontribusi kedamaian di seluruh dunia. Tapi kalau sebaliknya, akibatnya juga akan sebaliknya.

Mimpi kami ke depan, saya katakan mimpi karena belum jadi kenyataan, kami membuat sejarah baru. Mudah-mudahan starting point-nya dari Istiqlal. Istiqlal-Katedral bisa melahirkan masyarakat baru, dunia baru yang menekankan aspek humanity. Bagi kami, humanity is the only one, there is no color. Dalam Alquran kami mengatakan, Allah memuliakan anak-cucu Adam. Bagus sekali ayat itu. Siapa pun anak-cucu Adam, apa pun agamanya, bahkan tidak beragama pun wajib hukumnya untuk kita muliakan.

Ini juga kesempatan memperlihatkan Islam Indonesia?    

Ya, itu. Itu nanti menjadi kontribusi paling besar bahwa memang Islam di Indonesia lebih tepat untuk mewadahi kultur Islam yang sesungguhnya. Kami, alhamdulilah, akan menjadi cermin dunia bahwa perbedaan di Indonesia merupakan suatu rahmat.

Baca Juga Artikel:  Renungan Harian 16 Oktober 2024 “Keadilan dan Kasih Allah"

Apa yang akan Kiai sampaikan kepada Paus Fransiskus?            

Pertama, tentu kami mengingatkan kepada umat beragama bagaimana mereka merawat lingkungan hidup. Merawat lingkungan hidup artinya memperpanjang usia bumi. Sembrono memperlakukan alam semesta, lingkungan hidup, artinya mempercepat dunia ini kiamat.

Ki-ka: Katharina Reny Lestari, KH Nasaruddin Umar, Hasiholan Siagian

Kedua, kami juga akan terus melanjutkan dialog. Dialog adalah cara yang paling humane, universal untuk menciptakan sebuah keharmonisan. Tidak ada jalan harmoni yang paling tepat kecuali melalui dialog. Jadi jangan ada konflik. Kenapa harus berkonflik kalau kita bisa melakukan dialog? Dialog adalah solusi untuk menciptakan kebersamaan yang lebih hakiki, lebih permanen.

Kami juga mengimbau seluruh umat beragama, termasuk non-Kristen dan non-Islam atau penganut kepercayaan, mari kita tetap bersama dan bersatu sebagai sama-sama penghuni bumi ini. Kami sangat berharap dunia kemanusiaan harus dirawat melalui bahasa agama.

Bagaimana bangsa Indonesia seharusnya menyambut kehadiran Paus?

Kita harus berbangga didatangi oleh tamu. Bagi kami dalam Islam, muliakanlah tamu sekalipun non-Muslim. Juga dikenal di luar negeri bahwa Indonesia itu sangat indah dan sangat ramah penduduknya. Mari kita buktikan bahwa betul-betul Indonesia itu masyarakatnya sangat ramah, sangat akrab dengan para tamunya.

Saya yakin betul Paus Fransiskus, di mana pun negara yang dikunjungi, di situlah beliau melahirkan suatu kekuatan solidaritas yang sangat tinggi. Tidak pernah ada bahwa Paus Fransiskus meninggalkan kontroversi dari negara yang dikunjungi. Malah menunjukkan berkat kebersamaan. Nah, kami juga berharap bisa membuktikan bagaimana Indonesia menjadi tuan rumah yang baik untuk para tamu.

Pesan Kiai agar kita semakin meningkatkan dialog?  

Mari kita menghayati Kitab Suci kita masing-masing. Saya kok sangat yakin, semakin dalam kita mendalami Kitab Suci, maka kita semakin nikmat, semakin toleran, dan damai hati ini. Hati yang damai akan melahirkan kedamaian publik. Ya susah membayangkan ada kedamaian publik kalau kedamaian personal tidak terwujud.

Mudah-mudahan kedatangan tokoh agama nanti bisa memberikan pencerahan kepada kita sehingga nanti keluar kedamaian publik.

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Popular Articles